7. It hurts but we are just friends

2.7K 344 35
                                    

Happy reading!!

"Selamat malam tuan putri"

Jezyan membuka pintu kamarnya, sebelumnya ia melirik ke dalam memastikan apakah Auryn sudah bangun dari tidurnya atau belum. Senyuman Jezyan merekah saat melihat sosok yang ia tunggu bangunnya sejak tadi sedang duduk dengan wajah yang masih ditekuk dan rambut yang berantakan.

Auryn menoleh kearah samping, mendapat Jezyan yang berdiri diambang pintu dengan senyumannya "Sini Jez" panggilnya.

Jezyan mengangguk lalu menghampiri gadis itu, duduk ditepi kasur "Kenapa? Laper?" Tanya nya.

"Laper sih, tapi bukan itu"

"Terus apa?"

"Udah jam berapa sekarang?" Tanya Auryn.

"Jam delapan malam"

Auryn terlonjak, mencari ikat rambutnya. Jezyan yang disebelahnya tentu ikut terkejut karena aksinya yang tiba tiba.

"Astaga, gue harus ngerjain tugas" ucapnya panik meraba sekitarnya.

"Mau dikerjain di mana?" Tanya Jezyan.

"Di apart gue lah, dimana lagi"

Jezyan mengangguk paham, meraih ikat rambut milik Auryn yang berada dibelakang perempuan itu. Ia menggelengkan kepalanya, Auryn selalu saja gampang panik dan tidak memperhatikan sekitar.

"Diem coba Ryn"

Auryn mendongak pada lelaki yang baru saja bersuara padanya, melirik tangan Jezyan yang memegang ikat rambut miliknya. Auryn akhirnya menuruti perintah Jezyan.

Dengan telaten tangan Jezyan mengumpulkan rambut Auryn "Ryn" panggilnya.

"Hm"

"Rambut lo cocok nih kalau dijambak dari belakang"

Auryn membulatkan matanya, refleks menjauhkan diri dari Jezyan. Matanya mendelik tajam, mengambil paksa ikat rambutnya dari tangan cowok itu "Rambut lo tuh cocoknya dijambak" katanya.

Jezyan terkikik geli lalu tersenyum mengangkat kedua alisnya "Boleh, kalau lo yang jambak gapapa" balasnya santai.

Sedetik kemudian suara meringis terdengar di ruangan itu, Jezyan mengusap kepalanya yang baru saja menjadi korban kekerasan Auryn malam ini. Niatnya menggoda Auryn malah berakhir terkena musibah.

"Aishh sakit Ryn, gue kena kekerasan mulu deh perasaan"

"Makanya jangan ngomong sembarangan" balas Auryn dengan mata melotot pada Jezyan.

Jezyan hanya mengangguk saja, jika ia membalas dengan kalimat lagi bisa bisa Auryn akan memarahi nya dan ia akan terkena pukulan dari wanita itu.

"Lo mau makan apa? Biar gue pesenin"

"Gak usah Jez, gue bisa masak nanti. Sekarang mau kerja tugas dulu"

Auryn melihat sekitar nya, mencari barang barang miliknya yang ada disana. Ia harus lebih teliti lagi sekarang, kejadian pagi tadi benar benar membuatnya harus menahan malu karena dalamannya yang ketinggalan di kamar Jezyan.

Parahnya lagi, teman Jezyan menemukannya dan mereka berdua terkena omelan lelaki yang dulunya menjadi teman sekelas Auryn.

Jezyan menahan tangan Auryn ketika gadis itu hendak bangkit dari duduknya, membuat Auryn seketika menoleh "Kenapa?" Tanya Auryn.

"Kayaknya lo tinggal serumah sama gue aja deh Ryn"

Auryn mengernyitkan dahinya menatap Jezyan yang tiba tiba berkata ingin serumah dengannya, laki laki ini semakin lama malah semakin aneh menurutnya.

Paper HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang