Happy reading!!
"Lo suka makan ini gak?"
"Ryn lo cobain ini enak banget asli deh"
"Lo mau minum ini?"
Auryn memutar bola matanya malas, sedari tadi lelaki didepannya ini terus mengoceh, bertanya, dan menawarkan makanan serta minuman untuknya.
Walaupun memang niat Jezyan baik, menawarkan nya makanan. Tetapi tetap saja terlalu banyak pertanyaan yang dikeluarkannya membuat Auryn hanya mengangguk saja sebagai jawaban nya.
"Ryn kalau kurang..."
"Iya Jez, kalau kurang nanti gue bilang ke lo" potongnya langsung saat lelaki itu mulai mengoceh lagi.
Jezyan tersenyum lalu mengangguk, keduanya lalu kembali melanjutkan kegiatan makan emreka dengan tenang.
Jezyan sesekali melirik Auryn yang duduk didepannya, lalu akhirnya ia tersenyum tipis setelahnya.
"Ryn"
"Apalagi sih Jez, makan aja dulu. Kalau mau ngobrol nanti aja selesain makanannya dulu" balas Auryn.
Jezyan nengulum bibirnya lalu mengangguk paham. Ia segera menyelesaikan kegiatan makannya karena memang ia ingin berbicara dengan Auryn.
Sekitar 10 menit berlalu, Auryn mengumpulkan piring kotor yang baru saja mereka pakai. Jezyan tak henti hentinya melirik gadis itu sampai menghilang dari pandangannya.
"Tuh cewek kenapa bisa cepet banget narik perhatian gue sih arghh" ucapnya dengan nada frustasi.
"Apa karena we making love? Atau karena gue mulai terbiasa sama dia? Gak mungkin secepat ini, gila aja gue secepat ini demen sama orang" Tanya nya pada dirinya sendiri.
Jezyan menghela nafasnya lalu beranjak dari sana, menyusul Auryn sepertinya lebih menarik karena sedari tadi ia terus memikirkan wanita itu.
"Ryn"
"Awas lo berisik"
"Baru juga gue manggil"
Auryn tak menjawab, ia kembali fokus pada aktivitasnya mencuci piring kotor tadi. Tak tertarik dengan kehadiran Jezyan yang sepertinya akan mengoceh lagi padanya. Entah kenapa lelaki itu menjadi sangat cerewet setelah kejadian malam itu.
Apa mungkin karena Jezyan menganggap kejadian itu sebagai tanda perkenalan dan kedekatan mereka, atau memang sifat asli nya memang friendly dan banyak omong seperti sekarang ini.
"Mau gue bantuin gak?" Tanya Jezyan. Auryn menoleh lalu menggeleng kecil, tanda bahwa ia tidak perlu bantuan dari Jezyan.
"Terus gue ngapain sekarang?" Tanya cowok dengan tinggi hampir 180 cm itu lagi.
"Pulang" jawab Auryn singkat.
"Yah masa pulang"
Auryn berdecak melirik lelaki itu lagi "Ya terus lo mau sampai kapan gelendotan disini? Mau tidur disini juga? Sekalian aja tuh barang barang lo angkutin ke sini semuanya" balasnya jengah.
Jezyan tersenyum lalu selangkah mendekati perempuan itu "Ide bagus tuh, biar kita makin akrab ya gak?" Katanya.
"Gak"
"Lo tuh jangan jutek jutek sama gue Ryn, hati hati nanti lo yang suka gue duluan"
"Gausah kepedean, pulang sana... oh iya sampah plastik yang dimeja tolong sekalian buang"
Jezyan akhirnya menyerah, ia mendengus lalu berjalan menuju sofa tempat mereka melakukan kegiatan makan tadi. Mengambil sekantung sampah bekas makan mereka tadi dan membawanya keluar dari apartemen Auryn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts
Ficción General▪︎ on going Tentang bagaimana seorang gadis bernama Auryna Floretta berniat menolong lelaki yang sekedar ia tahu namanya sejak masa SMA dulu. Berakhir mereka terjebak didalam hubungan yang sejak awal tidak jelas arahnya akan dibawa kemana. "Gue baka...