Happy reading!!
Jezyan mendekati Auryn, raut wajah panik tidak bisa ia sembunyikan karena melihat bagaimana darah terus mengalir dari hidung perempuan itu.
Auryn mencengkram tangan Jezyan "Jez kepala gue sakit" rintihnya.
Jezyan mengangguk, mengusap rambut Auryn pelan "Bentar ya, tahan dulu" katanya berusaha menenangkan Auryn.
Jezyan berlari, membuka kopernya dan mencari tisu basah disana. Jantungnya berdegup 2 kali lebih cepat dari biasanya, perasaan panik dan takut ia rasakan disaat yang bersamaan.
Kembali berlari menghampiri Auryn yang masih berusaha menghentikan darah yang terus mengalir, bahkan tangannya sudah ikut berwarna merah.
Jezyan berusaha mengatur nafas dan mmenggigit bibir bawahnya, sakit rasanya melihat kondisi Auryn yang sangat memprihatinkan seperti ini.
"Ryn, jangan di gituin tangan lo bisa kotor nanti... gue ada tisu nih" tegur Jezyan melihat Auryn yang terus menahan darah yang terus mengalir litu dengan tangannya.
Auryn mendongak, menatap Jezyan yang kini sudah duduk dihadapannya dengan membawa tisu basah ditangannya. Senyuman teduh Jezyan membuat hatinya menghangat.
Membiarkan Jezyan membersihkan darah yang melumuri bibirnya dengan sangat hati hati "Gapapa Ryn, kayaknya lo kecapean aja ini" kata lelaki itu sembari terus fokus membersihkan wajahnya.
Auryn mengangguk setuju "Kayaknya iya, soalnya dari kemarin gue sibuk ke rumah Harsa, bantu bantu disana" balasnya jujur.
Jezyan tersenyum tipis, meraih kedua tangan Auryn dan membersihkan nya juga. Batinnya meringis melihat begitu banyak darah ditangan itu. Jezyan jadi berpikir apakah kedepannya hal seperti ini akan terus terjadi?
"Ryn obat dari tante Lita masih lo minum?" Tanya Jezyan.
Auryn menggeleng "Udah enggak, tapi kalau semisal gue lagi sakit kepala pasti langsung gue minum biar sakitnya mereda" jawabnya.
Jezyan menatapnya sebentar lalu menangguk paham. Mengumpulkan tisu tisu bekas darah tadi, Jezyan akhirnya keluar untuk membuang benda itu.
"Kepala lo masih sakit?"
Auryn mengangguk.
Senyuman Jezyan terukir lagi, ia menadahkan tangannya agar gadis itu mau berpegangan padanya "Yaudah sekarang tidur, gue anterin ke kamar lo" katanya.
"Iya"
Jezyan benar benar mengantarkan Auryn sampai didepan pintu kamarnya. Menatap intens setiap gerakan gadis itu dari ambang pintu. Sampai akhirnya ia tersenyum tipis melihat Auryn akhirnya merebahkan tubuhnya disamping Anggita yang juga tidur dikamar itu.
Hatinya tidak tenang, penyakit Auryn, trauma, dan tadi perempuan itu baru saja mengalami mimisan dan itu jelas membuatnya panik bukan kepalang.
"Gimana pun caranya, Auryn harus sembuh" gumamnya lalu kembali menuju sofa tempat ia akan tidur malam ini ditemani Juan yang sudah dulu terlelap dalam mimpinya.
-----
Klek
Jezyan menoleh mendengar suara pintu yang terbuka, menampakkan seorang gadis yang berdiri dengan tatapan sayu melirik sekitarnya.
Lelaki itu bangkit dari duduknya, melepas laptop miliknya yang ia pakai sejak tadi untuk mencari tahu pengobatan apa saja yang akan di jalani Auryn kedepannya.
Ia menghampiri perempuan cantik dengan rambut yang panjang berwarna hitam pekat itu.
"Ryn? Kok belum tidur?" Tanya nya mendekati Auryn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts
Ficción General▪︎ on going Tentang bagaimana seorang gadis bernama Auryna Floretta berniat menolong lelaki yang sekedar ia tahu namanya sejak masa SMA dulu. Berakhir mereka terjebak didalam hubungan yang sejak awal tidak jelas arahnya akan dibawa kemana. "Gue baka...