23. Precious

1.6K 157 23
                                    

Happy Reading!!


"Mamah balik ke rumah sakit papah dulu ya Ryn..." Ariana mendekati putrinya, mencium kening gadis itu sekilas lalu beralih menatap Jezyan yang masih tenang diruangan itu.

"Jezyan, titip Auryn ya... kalau ada apa apa kabarin tante aja atau..." lanjutnya lagi kemudian mengambil sesuatu didalam tas nya "Ini kunci cadangan rumah tante, siapa tau kamu butuh sesuatu dirumah tapi orang rumah udah pada tidur kamu masuk aja ya" katanya diakhir yang langsung dibalas anggukan oleh lelaki itu.

Jezyan beralih, ia bangkit dari duduknya dan menghampiri gadis yang terbaring dibangsal rumah sakit. Wajah pucat dan beberapa peralatan medis yang melekat ditubuhnya, Jezyan bersumpah setelah Auryn sembuh dari penyakit sialan ini, ia akan mmebawa gadis cantik itu pergi keluar negeri untuk berlibur bersama dan melupakan masa masa penuh kesedihan ini.

Setelah kepergian Ariana dari ruangan itu, Jezyan memutuskan untuk duduk disamping bangsal Auryn. Meraih tangan lemah yang ditusuk jarum infus, ia mengecup puncak tangan itu "Cepat sembuh ya... sayang" bisiknya pelan.

Sedikit terkejut ketika merasa sesuatu yang baru saja ia kecup itu begerak kecil, mata Jezyan melirik Auryn "Ryn? Kamu kebangun ya?" Tanya nya, yap benar gadis itu perlahan membuka matanya setelah berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya diruangan itu.

Huft.. tidur 5 jam saja rasanya kepalanya pusing, Auryn berdehem lalu menatap Jezyan yang masih mematung meliriknya dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

"Jez.."

"Iya.."

Jezyan bangkit, ia mnedekati wajah Auryn lalu mengusap surai hitam lebat itu "Butuh sesuatu?" Tanya nya.

Auryn mengangguk lemah "Mau minum.." jawabnya pelan, lelaki yang berstatus sebagai kekasihnya itu segera memberikan segelas air minum yang sudah dituang sejak sejam yang lalu untuk berjaga jaga jika Auryn bangun dan mencari air putih untuk diminumnya.

Membantu Auryn untuk minum dengan cara menahan tubuh gadis itu di dadanya, Jezyan tersenyum tipis merasakan suhu badan Auryn yang sudah sedikit lebih hangat dari terakhir kali.

Ya, sejak kedatangan Ariana siang tadi Auryn menjadi lebih manja dan berakhir demam tinggi. Orang orang diruangan itu bahkan sampai bingung sendiri, sampai pada akhirnya Raka datang untuk memeriksa keadaan gadis itu dan memberikannya tablet penurun demam. Syukurnya bekerja dengan baik.

"Mau makan apa? Biar aku beliin diluar"

Auryn kembali menatap Jezyan "Jez.. gimana kalau penyakit aku gak bisa disembuhin"

Jezyan terdiam, kenapa harus membahas itu sekarang? Oh maksudnya, kenapa harus membahas itu lagi?

Jezyan tampak menghela nafas beratnya, kembali duduk disamping Auryn "Kamu bisa sembuh, percaya sama aku ya?... lagian ini bukan Auryn yang suka berisik ngomelin aku setiap hari, Auryn yang dulu suka nya marah marah terus mukulin aku.."

Auryn menggeleng kecil "...dia sekarat Jez, look at me.. aku bukan Auryn yang kamu harapin bisa bareng sama kamu.." ia memotong kalimat Jezyan, suaranya pelan namun menusuk sampai hati kecil Jezyan tersentil.

"...apa yang bisa kamu harepin dari perempuan penyakitan kayak aku? Masa depan? Gak ada masa depan Jez" lanjutnya lagi.

Jezyan yang merasa ditampar batinnya kini memalingkan wajahnya. Ia benci ketika gadis itu terus terusan merasa tidak bisa bangkit dari penyakit ini, tidak memiliki masa depan dan pasrah dengan keadaan.

"Aku aja gak tau, mungkin besok, atau lusa atau beberapa tahun lagi... atau bisa aja beberapa jam lagi.."

"Stop!"

Paper HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang