Happy reading!!
"Kenapa ngelamun Jez?"
Jezyan tersentak lantas menoleh pada si penanya, ia tersenyum tipis "Enggak Ryn, gak papa" jawabnya.
Auryn menautkan alisnya lalu akhirnya mengangguk paham, kembali melahap sarapan paginya dengan tenang. Tidak sadar jika lelaki disebelahnya itu diam diam mencuri curi kesempatan meliriknya dalam diam.
Jezyan benar benar tidak sanggup jika harus melihat Auryn sedih mendengar berita buruk, tetapi ia juga tidak mungkin setega itu menyembunyikan semuanya dari Auryn. Gadis itu harus tau dan Jeyzan sudah harus memikirkan waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya pada Auryn.
Secepatnya.
Helaan nafas berat yang tak sengaja ia hembuskan membuat Auryn menoleh, menepuk pundaknya pelan "Lo kenapa sih? Ada masalah?" Tanya nya.
"Gak Ryn, gue kenyang" jawabnya asal, padahal sejak tadi ia hanya memasukkan dua sendok saja kedalam mulutnya.
"Serius? Atau makanan nya emang gak cocok ya dimulut lo?"
Jezyan menggeleng kukuh "Enak kok makanannya, cuma perut gue emang lagi gak nerima makanan banyak.. gak tau deh kenapa"
Auryn mengangguk kecil sembari berpikir "Atau jangan jangan karena semalam lo makannya banyak kali, makanya pagi gini jadi kenyang duluan" balasnya.
Jezyan akhirnya ikut mengangguk setuju, padahal ia tidak sampai berpikiran kesana. Untung saja gadis ini memiliki pemikiran yang positif.
Tak berselang lama, sahutan dari Navan dari arah yang berlawanan dari tempat mereka duduk membuat kelompok itu mendongak melirik lelaki berambut hitam serta pemilik senyuman manis, jangan lupa title nya yang terkenal ramah dengan wanita, dan jago gombal.
"Woi" teriak Navan.
"Kenapa?" Tanya Reyhan juga ikut berteriak. Ia kebetulan baru saja menyelesaikan sendok terakhirnya dari piring yang ia pegang sejak tadi.
Navan mendekat, disusul Harsa, Juan juga Cakra dibelakangnya. Navan duduk disamping Jezyan "Kita naik sepeda yok" ajaknya pada teman temannya itu.
"Nahh setuju, mumpung masih pagi matahari nya sehat..." sahut Harsa setuju, diangguki Juan juga Cakra pastinya.
Jezyan terdiam sebentar lalu menatap ke langit merasa seberapa panas suhu di pagi ini, kemudian beralih melirik Auryn disebelahnya, helaan nafasnya lalu ia hembuskan "Gue sama Auryn gak ikut" ujarnya.
Teman temannya lantas menoleh cepat padanya, juga Auryn tentunya "Loh kenapa?" Tanya Odelia.
"Kenapa Jez?" Tanya Auryn juga, alisnya bertaut bingung menatap lelaki itu.
Jezyan hanya melirik Auryn sebentar "Gue sama Auryn mau pergi ke tempat lain" jawabnya.
"Mau kemana sih?"
"Bukan urusan lo"
Reyhan mendengus malas mendengar jawaban dari temannya, selalu saja seperti itu jika jawaban nya sebenarnya hanya asal keluar dari mulutnya, jika ditanya detail nya pasti ia akan menjawab 'bukan urusan lo' yah begitu lah Jezyan Novandra dengan segala ketidak jelasannya.
Anggita melirik Jezyan, mengerutkan keningnya. Dan seakan paham dengan lirikan yang layangkan Anggita padanya, Jezyan menunjuk kepala Auryn.
Anggita yang kebetulan memang sudah tau perihal itu akhirnya mengangguk paham, Jezyan pasti sengaja tidak mengiyakan ajakan Navan dan memilih membawa Auryn ke tempat lain. Jezyan hanya menghindari jika nanti kepala Auryn tiba tiba sakit saat teriknya matahari menusuk mata juga membuat kepalanya terasa panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts
Fiksi Umum▪︎ on going Tentang bagaimana seorang gadis bernama Auryna Floretta berniat menolong lelaki yang sekedar ia tahu namanya sejak masa SMA dulu. Berakhir mereka terjebak didalam hubungan yang sejak awal tidak jelas arahnya akan dibawa kemana. "Gue baka...