H-1

11.2K 419 8
                                    

Gais support aku dengan vote dan comment ya, cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

Gais support aku dengan vote dan comment ya, cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~🖤~

Bahkan setelah melakukan itu
Kau masih mengharapkan dia kembali
Sekarang, apa yang bisa aku minta ?
Kehormatanku sudah kau renggut
Memutar waktu akan selamanya menjadi halusinasi

***

Kepala Nara sedikit pening karena jambakan Ganta yang sangat kuat. Orang-orang hanya menatap iba, tanpa berani menolongnya. Apa pengaruh Ganta begitu besar ? Seharusnya dari dulu ia sadar, bahwa mencintai Ganta adalah pilihan yang salah. Ada begitu banyak perbedaan di antara mereka. Ganta dan Nara bagaikan langit dan bumi. Seharusnya bumi tetap berputar di tempatnya, jangan sekali-kali berniat mendekati langit.

"Pulang ke rumah gue!" titah Ganta sambil berbalik dan berjalan menjauh tanpa menghiraukan keadaan Nara yang terlihat menahan sakit.

Tapi Nara masih terdiam. Tidak ingin mengikuti Ganta ke rumahnya. Nara tidak tahu rencana apalagi yang dibuat Ganta untuk dirinya. Ia sangat takut. Andai saja papa masih hidup, lelaki itu tidak akan pernah membiarkan hal ini terjadi. Papa akan membawanya pergi, menjauh dari Ganta. Ganta adalah bencana.

"Cepet budeg! Lo mau gue hajar lagi hah ?!" teriak Ganta tanpa rasa malu.

Beberapa orang menatap lelaki itu takut. Iba melihat keadaan Nara, tapi tidak berani menolong.

Akhirnya Nara bangkit. Perlahan ia mulai mengikuti Ganta menyeberangi jalan. Tak lupa ia membawa harum manis pemberian Ryan. Saat akan memasuki mobil Ganta, sekilas Nara menatap kafe tempat Ganta dan teman-temannya kumpul. Orang-orang itu hanya menatapnya acuh, kecuali Angkasa. Seperti tatapan kasihan, apa ini hanya perasaannya saja ?

Setelah masuk, dengan buru-buru ia memasangkan seatbelt-nya. Ia harus mengantisipasi, dalam keadaan marah, Ganta selalu mengebut, ia tidak ingin keningnya menabrak dashboard. Nara selalu berdoa semoga hari ini ia selamat, selamat dari amukan singa lapar di sampingnya.

Tak lama kemudian, setelah memarkirkan, mobil itu melaju dengan cepat. Ganta berkendara seperti di arena sirkuit.

"Tolol!"

"Anjing ! Sialan lo!"

"Cewek ganjen!!"

"Jalang!"

"Nggak tau malu!!!"

Lelaki itu berteriak meluapkan amarahnya. Semua bahasa hewan keluar.

"Apa sehina itu dirinya di mata Ganta ?" Batin Nara.

"Gantaa jangan marah-marah terus, aku takut," ucap Nara was-was. Matanya menatap Ganta penuh harap.

"Makanya lo jangan bikin ulah!"

You Are My Antidote (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang