Permintaan

9.7K 332 11
                                    

Guys support aku dengan vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

 Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~🖤~

Kau dipanggil mama
Sementara aku papa
Nara...
Ayo kita buat kesebelasan

***

Nara masih memberengut di dalam mobilnya. Saat ini Ganta masih berada di parkiran. Dari tadi Ganta tak bisa menahan senyumnya karena lelaki itu berhasil menang taruhan melawan Nara. Rupanya wanita itu masih belum bisa menerima kekalahannya.

Nara melipat tangannya kesal. Matanya memicing ke arah Ganta, berusaha membuat lelaki itu merasa terintimidasi. Namun ia semakin kesal karena Ganta malah unyel-unyel pipinya seakan gemas. Aneh, kenapa gerombolan anak-anak itu berlari ke arahnya disaat ia hampir menyelesaikan misi membangun istana pasir ? Kenapa sebelum insiden itu, suasana sekitar masih tentram, aman, dan terkendali ? Nara tahu, Ganta akan melakukan apa saja.

Sepanjang perjalanan Nara mengacuhkan Ganta. Saat lelaki itu mengajak ngobrol pun Nara malah menatap ke arah samping. Sepertinya jalanan lebih menarik dibandingkan dengan Ganta.

Tak lama mereka sampai di parkiran hotel. Setelah Ganta membuka pintu mobilnya, segera Nara berlari meninggalkan lelaki itu. Melihat tingkah istrinya Ganta hanya bisa menghela nafas. Untuk saat ini ia tidak ingin marah kepada Nara.

*

*

*

Saat ia memasuki kamar hotel, keadaan begitu sepi. Akhirnya Ganta pun berinisiatif untuk mencari Nara, tidak mungkin juga wanita itu kabur. Nara sudah berjanji tidak akan kabur lagi.

Saat ia membuka pintu kamar mandi, ia langsung terpaku. Dilihatnya Nata sedang berendam di bath up sambil memunggunginya.

"Nara..." gumam Ganta dengan suara beratnya.

"Gue cari lo kemana-mana," ucap Ganta sambil melepaskan kaos pendek, hingga menyisakan celana dalam dengan merek Calvin Klein.

Lelaki itu berjalan ke arah bath up dan memasukinya, membuat Nara langsung bergeser, sedikit kaget dengan tindakan suaminya. Nara pikir Ganta akan ikut marah dan menjauhinya, tapi kali ini tebakannya salah.

"Jangan marah lagi, itu cuma permainan sayang..." ucap Ganta sambil mengusap dahi Nara, mencoba menyingkirkan rambut-rambut kecil yang menghalangi dahi paripurna milik istrinya.

Ganta memperhatikan wajah Nara, tangan lelaki itu turun ke pipi putih milih Nara yang sedikit gembil. Nara memalingkan wajahnya malu.

"Tapi aku kalah, aku nggak bisa turutin permintaan kamu Ganta."

"Terus kenapa lo so soan berani tawarin tiga permintaan ?"

"Itu terlalu banyak, aku nggak sanggup."

"Yaudah satu aja."

You Are My Antidote (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang