Penyesalan

19.3K 440 23
                                    

Guys support aku dengan vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

 Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~🖤~

Gue cuma khawatir
Gue nggak tau cara mengekspresikan rasa itu

***


Benar apa yang dikatakan Ganta tadi sore. Nara boleh menginap di kamarnya. Setelah memarkirkan mobil Ganta pun langsung membawa Nara ke rumahnya.

Saat ini ia sedang menggendong tubuh Nara menuju lantai dua. Di dapur masih ada beberapa pelayan yang bekerja.

"Dev, ambilkan tas milik Nara di mobil."

"Baik tuan," balas gadis itu sambil menunduk.

"Ambil paper bag warna biru, kata Nara itu hadiah buat kamu."

"Terima kasih tuan," balas Devi dengan tenang, padahal hatinya bersorak. Ternyata benar kata bi Arum, Nara itu sangat baik, ia sedikit menyesal karena hampir saja membocorkan rahasia nyonyanya. Mulai sekarang ia akan lebih setia kepada wanita itu.

***

Kini mereka sudah tiba di lantai dua.

"Udah nyampe ?" tanya Nara dengan suara seraknya.

"Hmmm..." balas Ganta. Kemudian ia membaringkan tubuh Nara di kasur king sizenya.

"Kok aku dibawa kesini ?" tanya Nara bingung sambil duduk. Rasa kantuknya tiba-tiba hilang saat ia menyadari kalau Ganta membawanya ke kamar lelaki itu.

"Bukannya lo sendiri yang bilang mau tidur di sini ?" ucap Ganta sambil ikut duduk di samping Nara.

"Tapi kapan-kapan Ganta, aku pulang dulu ya ke bawah," ucapnya sambil mengucek mata. Wanita itu tidak sadar kalau roknya sedikit tersingkap, meskipun ia memakai sot, tetap saja hal itu berhasil membuat kepala Ganta pusing. Rasa-rasanya ingin menyentuh Nara malam ini juga. Lagi pula kemarin malam ia tidak mengambil haknya.

"Ceklek..."

Baru saja Nara membuka pintu, tiba-tiba Ganta memangku tubuh Nara, membuat wanita itu langsung menjerit. Pasalnya gerakan lelaki itu begitu mendadak, persis seperti penculik. Lelaki itu melempar tubuh Nara ke kasurnya. Badannya terus mendekat, bersiap untuk memangsa Nara.

Padahal sudah berkali-kali Ganta melakukan hal ini, bergerak mengintimidasinya. Membuat jantungnya berdetak tak karuan. Pipinya juga tak mau kalah, ia sedikit benci dengan respon tubuhnya. Membuatnya begitu malu.

Kaos putih itu sudah terlepas dari tubuh atletis seorang Ganta, memperlihatkan perut eight pack-nya, dengan pencahayaan yang begitu terang, membuatnya begitu jelas di mata Nara. Ia hanya menyisakan celana jeans hitam dengan gesper yang masih terpasang, begitu ketat.

You Are My Antidote (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang