Escape

7.5K 291 47
                                    


Guys support aku dengan vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

‼️Pokoknya harus komentar kalau mau next ‼️ Please aku tuh pengen banget baca pendapat kalian di cerita ini.

‼️Pokoknya harus komentar kalau mau next ‼️ Please aku tuh pengen banget baca pendapat kalian di cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~🖤~

Aku pergi
Jangan cari aku lagi
- Axylaa Nara Maharani

Mau pergi sejauh mana pun
Apa yang menjadi milik gue
Nggak akan pernah gue lepasin
-Razka Adriansyah Megantara

***

Sengaja Nara bangun terlebih dahulu. Ia tidak ingin berbicara dengan Ganta. Dengan hati-hati ia menyingkirkan lengan Ganta yang melingkar di pinggangnya erat. Cukup sulit karena lengan Ganta begitu kekar, sedangkan tangannya yang mungil tidak bisa menandingi kekuatan lelaki itu.

Akhirnya setelah sekian menit, Nara berhasil lepas. Ia memperhatikan bajunya yang sedikit tersingkap, pantas saja semalam ia merasa ada sesuatu yang meraba-raba perutnya, pasti Ganta yang melakukannya. Ia pun berjalan menuju lantai satu.

Seperti biasa, sebelum mandi ia menyiapkan sarapan terlebih dahulu, tak lupa ia juga menyiapkan bekal, meskipun ia masih sedikit marah kepada Ganta, ia tetap membuatkan bekal untuk suaminya. Itung-itung sebagai kenangan terakhir.

"Bi, tolong ini teruskan, tinggal nunggu mateng aja. Nara mau mandi dulu," titahnya kepada bi Arum. Kebetulan wanita itu sedang mengupas buah-buahan di dekat pantry.

"Baik nyonya."

Segera Nara berjalan menuju kamarnya. Ia akan buru-buru mandi, sebisa mungkin ia berangkat sebelum Ganta bangun.

Sekarang ia sudah bisa merias wajah dengan cepat, tidak seperti dulu yang memerlukan waktu hingga setengah jam. Kali ini ia memakai celana jeans panjang. Sekarang ia akan memakai pakaian yang tertutup, hal ini agar Ganta tidak memiliki alasan untuk menemuinya di kampus. Nara memperhatikan dirinya di depan cermin, "dah siap!" gumamnya.

Waktu menunjukkan pukul enam pagi. Ia menyempatkan diri untuk sarapan terlebih dahulu. Jika tak ada Ganta ia akan sarapan sendiri. Mulai hari ini ia harus terbiasa. Para pelayan tidak pernah mau diajak makan di meja yang sama, padahal Nara bukanlah tipe majikan yang gila hormat, yang merasa tidak sepadan dengan para pelayan. Padahal mereka juga sama-sama manusia.

Setelah selesai, Nara mengelap bibirnya dengan tissue. Ia pun berdiri.

"Nyonya, tidak menunggu tuan terlebih dahulu ?"

"Aku sama Ganta beda jadwal Bi."

Bi Arum hanya mengangguk, tak berani menahan nyonya mudanya itu.

Kini Nara sudah sampai di parkiran. Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh. Hanya ada beberapa mobil, kalau motor sudah banyak, mungkin karena kecil, kendaraan itu mudah menyalip. Padahal jadwalnya jam sepuluh, tapi Nara sudah tiba sepagi ini.

You Are My Antidote (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang