Guys support aku dengan vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰
Jangan lupa kepoin konten Ganta-Nara di tiktok yaa
Username : storyxxluv
~🖤~
Demi ketemu lo gue rela cosplay apa aja
***
"Pokoknya aku mau jalan-jalan ke luar!" ucap Nara sambil melipat kedua tangannya. Sama seperti di rumah Ganta, di rumah mertuanya juga Nara mulai berani membantah suster, dan para pengawal. Ia berani karena Rayyan dan Putri sedang tidak ada di rumah. Kalau mereka pulang, ia akan bersikap seperti anjing kecil yang patuh.
"Aduh non, sekarang di luar lagi panas-panasnya," ucap salah satu pelayan bernama Tuti. Umur Nara dan Tuti tidak jauh berbeda, hanya terpaut dua tahun. Tuti adalah pelayan termuda.
"Sumpek banget di rumah terus, mau beli jajan. Baby utun mau jajan tante Tuti..." ucap Nara dengan suara yang dibuat-buat seperti anak kecil. Bahkan Nara mengelus perutnya untuk mendramatisir kalau saat ini ia sangat lapar. Beberapa pelayan menatap gemas ke arah Nara. Setelah hamil, tingkah Nara berubah menjadi seperti anak kecil, tapi bukan anak kecil yang manja dan gampang nangis. Wanita itu menjadi suka bermain di taman, makan yang manis-manis, kadang semua pelayan disuruh ikut bermain barbie, robot-robot. Bahkan ketika ia sedang bermain ponsel, tak sengaja melihat slime dan squezee. wanita itu langsung membelinya. Tentu saja tidak langsung datang ke tempatnya, ada Om bodyguard yang selalu menjadi kurir paketnya. Entah kenapa, tiap kali tinggal bersama Rayyan dan Putri, sikapnya akan berubah menjadi putri kecil. Nara merasa dimanjakan oleh semua orang di rumah ini. Berbeda dengan di rumah Ganta, ia selalu menjadi wanita mandiri, ikut beres-beres rumah, cuci baju, cuci piring, dan juga memasak. Sedangkan di sini, bahkan ia tidak diperbolehkan untuk membuat makanannya sendiri.
"Non, sus Rini buatin dulu ya buat makan siangnya," pamit wanita berbaju biru. Sus Rini adalah perawat yang ditugaskan Rayyan untuk menyiapkan kebutuhan Nara selama mengandung.
"Ihh engga bi, aku mau jajan ke luar. Makannya nanti malem aja," ucap Nara sambil berjalan keluar.
Sontak tiga orang pelayan dan Sus Rini mengikuti dari belakang. Mereka menyusul Nara dengan ekspresi khawatir. Mereka baru saja tiba di depan teras, sementara Nara sudah setengah jalan. Di bawah terik matahari, wanita itu berjalan tanpa takut panas. Mereka menatap heran, kenapa Nara bisa jalan secepat itu, padahal kakinya pendek, memang benar, dalam keadaan lapar, apapun bisa terjadi. Mereka berlari berniat mengejar Nara, di tangan Tuti sudah ada payung.
"Nonaaa, berhenti dulu. Iya boleh jajan tapi pake payung dulu. Nanti gosong mukanya, nanti tuan Ganta marah besar nona," teriak Tuti.
Nara menatap jengah ke arah empat orang lebay yang mengejarnya seperti kesetanan, mirip Zombie di film train to Busan. Tangannya berkaca di pinggang. Ternyata begini, jadi tuan Puteri itu kadang tidak selalu menyenangkan. Kebebasannya seolah dirampas. Ia tidak bebas keluar dari mansion yang seperti istana ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Antidote (FINISH)
Romance"Gue bakal hancurin lo sampai lo sendiri yang minta gue matiin! "Aku minta maaf Ganta, aku mohon lepasin aku. Aku bisa jelasin kesalahpahaman ini," balas Nara. "Gue nggak ada waktu dengerin bacotan lo!!" "Tolong beri aku kesempatan Ganta, aku mohon...