Lantas

11.8K 388 7
                                    

Gais support aku dengan vote dan comment ya, cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

Gais support aku dengan vote dan comment ya, cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~🖤~

Kenapa gue jadi nggak rela gini
Liat tatapan lo buat cowok lain
Nara, rasa suka itu, masih milik gue kan ?

***

Sebisa mungkin Nara menetralkan hatinya. Sungguh, untuk marah pun rasanya tidak pantas. Emangnya ia siapa ? Tak mungkin kan ia berlari ke arah meja Ganta, menampar bolak-balik pipi perempuan itu, seperti Ganta yang menamparnya saat ia ketahuan jalan dengan lelaki lain. Sayangnya itu hanya ada di pikiran Nara saja. Ganta menolak berinteraksi dengannya ketika di kampus. Tapi di sisi lain ia juga harus bersyukur, tak ada interaksi, artinya Ganta tidak akan menyuruh-nyuruhnya seperti seorang pelayan.

"Ke kantin dulu ya, gue belum sarapan," ajak Renata. Padahal di rumah gadis itu sudah tersedia berbagai macam menu makanan, tapi ia lebih memilih makan di kantin, alasannya karena ia tidak suka makan sendiri. Sejak kecil kedua orangtuanya sudah berangkat kerja, bahkan saat ia masih tidur.

"Ayo, gue juga belum sarapan, tadi bangunnya kesiangan, abis nonton drakor," balas Indah, sambil berjalan sedikit lebih cepat ke meja kantin.

Nara pun mengangguk setuju. Tapi ia hanya ikut duduk saja, karena tadi pagi sudah sarapan. Ditambah bekalnya juga masih ada. Ia tidak akan memakannya sekarang, karena perutnya masih kenyang.

Suasana kantin cukup ramai. Tentu saja karena ada salah satu orang yang begitu famous duduk di sana. Siapa lagi kalau bukan Razka Adriansyah Megantara. Beberapa mahasiswi menatap lelaki itu penuh minat. Mereka memoleskan lip tint agar bibirnya tidak terlihat pucat. Usaha yang lumayan untuk mendapatkan perhatian Ganta.

"Lo nggak mau nyamperin dia Ra ?" tanya Renata sambil menggerakkan kepalanya menuju Ganta.

"Nggak ah..."

"Lho ? Kok engga si ? Bukannya dulu lo paling suka ya duduk deket dia ?" tanya Indah bingung.

"Sekarang beda, Ganta nggak mau orang-orang di kampus tahu kalau kami udah nikah."

Ekspresi Renata mendadak berubah. Seperti ada tanduk di kepalanya. Ia tidak suka Nara diperlakukan seperti itu oleh sepupunya. Memangnya menikahi Nara aib yang harus dirahasiakan ?

"Gue bilang Tante yaa..."

"Jangan, aku gamau Mama tahu, biarin aja, aku nggak keberatan kok."

"Lo terlalu baik... Gue kurang suka dengan sikap lo itu," balas Indah.

Sementara Renata hanya terdiam. Malu karena kelakuan sepupunya itu.

"Gue minta maa..."

"Jangan minta maaf Re, ini bukan salah kamu okey..." ucap Nara menenangkan. Ia tak ingin Renata merasa bersalah dengan garis hidupnya. Meskipun Nara rasa, takdirnya begitu payah, ia tidak ingin menyalahkan orang lain. Satu-satunya orang yang harus disalahkan adalah Ganta dan dirinya yang telah menaruh hati kepada lelaki itu.

You Are My Antidote (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang