Guys support aku dengan vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰
~🖤~
Sudah kuduga
Lama-lama pasti terbongkar juga***
Saat ini Nara sedang berada di dalam mobil, menunggu Ganta yang sedang membayar semua belanjaan mereka. Sambil melipat kedua tangannya, wanita itu berpikir keras. Bagaimana caranya agar ia selamat dari hukuman Ganta? Kenapa suaminya itu mudah sekali tersulut emosi ? Tak bisakah sekali saja Ganta mendengarkan penjelasannya ? Selalu saja seperti itu, egois. Melihat tingkah lelaki itu, ingin sekali dirinya kabur lagi, untuk sehari ini saja ia tidak ingin bersama Ganta. Rasanya sesak setiap lelaki itu bersikap kasar, bossy, posesif, ia tidak suka Ganta mengontrol kehidupannya terus.
"Haruskah ia pulang ke kampung ?"
"Ke rumah mama kandungnya ?" batinnya bingung.
Sungguh ia begitu merindukan sosok wanita tua itu, meskipun hanya sekedar mendengarkan omelannya. Pergi ke kampung untuk menghindari Ganta, seperti keluar dari kandang harimau, lalu masuk ke kendang buaya. Pasti mama akan memarahinya karena telah kabur dari menantu kaya raya idaman wanita itu. Nara pernah mendengar, Ganta menelpon mama untuk memberikan uang bulanan kepada wanita itu, ia merasa seperti dijual.
Tak lama kemudian, Ganta berjalan ke arah mobil, barang belanjaan itu dibawa oleh beberapa orang. Hatinya semakin tidak tenang, dari kejauhan saja sudah terlihat aura kemarahan dari suaminya. Nara semakin bergidik ngeri. Membayangkan hukuman apa yang akan ia terima nanti di rumah.
"Ceklek..." Suara pintu mobil terbuka. Aroma maskulin terdengar di indera penciuman seorang Nara. Tak ada yang tahu kalau Nara begitu menyukai aroma tubuh Ganta. Kalau saja Ganta tidak mengirimkan tatapan benci dan marahnya, ia sudah berhamburan ke pelukan lelaki itu. Tapi niatnya ia harus ia kubur, karena jika ia memeluk Ganta, Nara takut suaminya itu langsung meremukkan tubuh, dan memelintir lehernya, persis seperti di film-film barat, dimana si suami psikopat membunuh istrinya karena cemburu.
Meskipun dalam keadaan marah, Ganta tetap memakaikan seatbelt kepada istrinya. Jarak mereka begitu dekat, sedikit saja Nara bisa mencium daun telinga lelaki itu. Kenapa Ganta malah terus diam di depannya ?
Setelah beberapa menit di depan Nara tanpa berbicara apapun, Ganta bangkit, kembali ke kursi kemudinya.
"Ganta, boleh nggak malam ini aku pulang, ke kampung ?" ucap Nara dengan pelan, ditatapnya Ganta dengan lembut.
Nara merutuki ucapannya. Niat awalnya ingin kabur malah berakhir seperti ini. Harusnya tadi ia langsung memesan grab saja, bukannya izin dulu.
"Kamu bener-bener cerdas Nara! Tingkatkan!!!" batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Antidote (FINISH)
Romansa"Gue bakal hancurin lo sampai lo sendiri yang minta gue matiin! "Aku minta maaf Ganta, aku mohon lepasin aku. Aku bisa jelasin kesalahpahaman ini," balas Nara. "Gue nggak ada waktu dengerin bacotan lo!!" "Tolong beri aku kesempatan Ganta, aku mohon...