Guys support aku dengan vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰
~🖤~
Apa ungkapin aja sekarang ?
Tapi gue malu
Sial, mana banyak yang suka sama dia lagi***
"Udah nangisnya ?" tanya Ganta sambil mengelus puncak kepala Nara.
Wanita itu mengangguk pelan. Di satu sisi Nara merasa terharu dengan sikap Ganta yang begitu lembut, pasti Ganta tahu, tanpa mengatakan alasannya, Ganta sudah tahu dari bodyguard atau pelayannya. Tapi di sisi lain ia merasa malu telah menangis.
"Cilok lo udah dingin tuh."
"Eh iyaa." Segera Nara bangkit dari sofa. Membuat Ganta menatapnya, Nara lebih memilih makanan bulat itu dibandingkan dengan dada bidangnya yang begitu hangat. Hah yang benar saja ? Padahal ia masih ingin menghirup rambut istrinya.
"Ganta sini mau nggak ? Cobain deh enak," ajak Nara, wanita itu berteriak dari arah dapur.
Sebenarnya sejak wanita datang, Ganta sedikit salah fokus dengan makanan yang di bawa istrinya, tapi ia terlalu gengsi untuk bertanya. Sejak kecil ia jarang jajan makanan diluar, mama Putri selalu melarangnya.
Iapun berjalan ke arah dapur, lalu duduk di salah satu kursi. Nara membagi dua tusukannya.
"Nih..."
Tak menunggu lama, Ganta pun langsung mengambilnya.
"Sini deketan."
Ganta pun mulai memakannya. Sementara Nara, wanita itu masih memperhatikan ekspresi suaminya. Sebenarnya Ganta ingin berteriak girang karena rasa ciloknya terlalu enak.
Mata Nara tidak berhenti berkedip, ia terus memperhatikan wajah tampan suaminya saat makan.
"Lo, lo apaan si, makan punya lo juga..."
Seketika Nara langsung sedikit menjauh. Apa ia terlalu menunjukkan rasa sukanya ? Benar-benar membuatnya malu saja.
"Pasti pas kamu kecil, jajanannya cuma burger, spaghetti, sama sosis ya ?"
"Engga, gue cuma makan makanan dari rumah. Gue mulai bebas makan pas SMA."
"Ishh ga seru banget..." ucap Nara, mata wanita itu kembali fokus pada ponselnya. Menonton drama Korea kesukaannya.
Saking khusyuknya, sampai-sampai ia melupakan cilok. Sedangkan Ganta, lelaki itu sudah habis beberapa tusukan. Dan sekarang piring itu hanya tinggal bumbunya saja.
Saat Nara ingin mengambil, "loh..."
"Ihh Ganta kenapa kamu habisin semuanya ?"
Mulut Nara mengerucut, ia menatap Ganta dengan sebal. Padahal dirinya sudah berbaik hati, mau menawarkan Ganta jajanan ciloknya, tapi bukan berarti lelaki itu menghabiskannya juga. Belinya saja butuh banyak perjuangan, ia harus ngantri di antara ibu-ibu lainnya, ditambah dengan bocil-bocil yang suka menyerobot, meskipun ia dulu juga seperti itu. Matanya terus memicing, perutnya masih protes ingin diisi makanan gemoy seperti cilok lagi. Nara menghitung jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Antidote (FINISH)
Romansa"Gue bakal hancurin lo sampai lo sendiri yang minta gue matiin! "Aku minta maaf Ganta, aku mohon lepasin aku. Aku bisa jelasin kesalahpahaman ini," balas Nara. "Gue nggak ada waktu dengerin bacotan lo!!" "Tolong beri aku kesempatan Ganta, aku mohon...