Tak Terduga

9.3K 343 28
                                    

Guys support aku dengan vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

 Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~🖤~

Akhirnya setelah enam tahun
Gue berani ungkapkan perasaan itu
Bagaimana? Apakah sudah puas?

***

Setelah melihat punggung Ganta yang hilang di balik pintu, Nara memungut kembali tank topnya yang berada di bawah. Benda itu sudah koyak, tidak terbentuk lagi, salah satu talinya putus. Ia pun melemparkan benda miliknya itu ke kasur. Padahal tank top itu hadiah dari Indah. Ia merasa bersalah kepada sahabatnya itu.

Nara tak menyangka akan mengungkapkan semua unek-unek nya selama ini. Ia terlanjur kesal dan sakit hati. Ganta keterlaluan, badannya menjadi lemas karena ditarik dari lantai satu. Dengan sisa tenaganya ia berjalan menuju tas besar. Tas itu berisi semua pakaiannya yang sudah ia persiapkan dari rumah. Mengambil baju, celana, dan peralatan mandinya. Setelah semuanya siap, ia berjalan menuju kamar mandi.

*

*

*

"Kenapa balik lagi ?" tanya Fero saat melihat temannya kembali dengan raut wajah yang berbeda. Pasti sesuatu telah terjadi. Membuat Fero langsung mendekat penasaran.

"Dia nangis," ucap Ganta sambil menyalakan pave-nya. Dari cara bicaranya, terdengar menyesal.

Ucapan itu berhasil membuat yang lainnya ikut mendekat karena merasa penasaran.

"Saran aja sih ini mah..." tiba-tiba Dipta bersuara.

Membuat yang lainnya menatap tak percaya, tak biasanya Dipta yang sering bercanda itu memberikan nasihat.

"Jangan terlalu sering paksa dia Gan, cewek paling nggak suka," capnya lagi.

"So tau banget si lo," cibir Samuel.

"Diem deh lo, orang jomblo ga akan ngerti."

Ucapan itu berhasil membungkam Samuel. Mulut Dipta memang perlu di lakban biar nggak ceplas-ceplos. Segera Samuel melempar Dipta dengan sisa kulit semangka.

"Cewek gue juga sering marah kalau gue maksa minta anu," ucap Dipta lagi sambil terkekeh.

"Anu apa lo!" balas Angkasa nyolot. Ia paling tidak suka jika teman-temannya berbuat dosa. Di antara yang lainnya, Angkasa yang paling alim.

"Udah sana, lo pada main lagi aja, gue ke luar dulu," titah Ganta sambil berlalu dari area kolam renang.

*

*

*

Nara masih berada di kamarnya, ia mengurung diri sampai sore. Meskipun dari bawah, suara tawa begitu terdengar, ia sama sekali tidak tertarik untuk bergabung. Bagi Nara bahasan mereka tidak cocok dengan dirinya. Saham, perusahaan, perjodohan antar anak konglomerat, membuat telinganya sakit. Ia tidak mau mendengar omong kosong itu. Untung saja di kamarnya sudah tersedia televisi. Ia menyalakan benda kotak itu, lalu mencari-cari Channel tv kesayangannya. Pilihannya jatuh kepada serial kartun yang paling disukainya. Dua anak kembar yang tidak memiliki rambut itu selalu saja membuatnya tertawa, di tambah teman-teman yang lainnya juga selalu berhasil menghiburnya.

You Are My Antidote (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang