Bakti sosial

13K 432 20
                                    

Guys support aku dengan vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

 Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~🖤~

Seperi api yang terus berkobar ketika disiram minyak tanah
Ini bukan hanya perasaan tak suka
Ini adalah rasa cemburu

***

Sudah hampir dua hari Nara pulang ke rumah. Sejak ia membohongi para pelayan dan bodyguard, gerak-gerik Nara tak pernah lepas dari pengawasan mereka. Untuk izin ke kampus saja susah, mereka selalu menatap Nara dengan curiga.

hari ini adalah hari puncak program kerja di departemennya. Mereka sengaja memilih hari Sabtu karena kebetulan hari ini hari libur. Bukan tanpa pertimbangan, karena pada hari libur mahasiswa memiliki waktu luang. Mereka ingin bakti sosial dilaksanakan lebih lama.

Nara masih berkaca, ia tidak akan merias wajahnya terlalu menor, mengingat akan ada anak-anak dan ibu panti, rasanya kurang etis jika ia berdandan seperti ingin ke pesta. Ia memakai jeans overall pemberian ibu mertuanya. Semua yang dipakainya saat ini adalah pemberian mama Putri. Sejak menikah dengan Ganta, mama Anggun sama sekali tidak pernah menanyakan keadaannya. Tak ada pesan selamat ataupun apa. Seharusnya Nara tidak perlu merasa kecewa, karena sejak dulu mama tidak pernah peduli padanya.

Ia pun berjalan keluar kamar. Saat melewati dapur, Ganta sudah ada di meja makan. Lelaki itu sedang menikmati teh. Terlanjur melihat suaminya, Nara pun berbalik. Tak sopan jika ia mengabaikan keberadaan Ganta, padahal rumah ini milik lelaki itu.

"Hari ini aku mau ke panti..."

"Buat acara himpunan."

Masih tak ada tanggapan dari Ganta. Nara seperti bicara dengan patung. Seperti orang gila saja.

"Motor aku kan lagi ..." ucapan Nara terhenti saat Ganta menatap ke arahnya. Padahal sudah lama, tapi rasanya begitu gugup saat Ganta menatapnya.

"Ehmm motor pemberian dari KAMU masih di bengkel, boleh nggak aku minta dianterin ?" ucap Nara penuh harap. Meskipun kemungkinan besar Ganta akan menolak, tak ada salahnya kan ia mencoba ? Sebenarnya motor miliknya ada di garasi, tapi Nara lupa mencuci kuda besi itu.

Ganta masih menimbang-nimbang. Ia tidak langsung setuju. Ia tidak ingin Nara menjadi terlalu berani kepadanya.

"Gue-"

"Yaudah deh kalau gamau, aku order ojol aja." Nara langsung memotong ucapan Ganta. Karena sudah hampir telat, ia melewatkan sarapannya, toh nanti juga bakal dikasih.

Setelah meminum jus stroberinya, ia kembali kepada Ganta. Meraih tangan lelaki itu dan menciumnya.

Ganta masih diam di tempatnya. Memejamkan mata untuk sekejap menghirup aroma rambut istrinya. Kemudian ia berjalan mengikuti langkah istrinya.

You Are My Antidote (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang