Keluarga Baru

8.1K 279 7
                                    

Guys support aku dengan vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

Jangan lupa kepoin konten Ganta-Nara di tiktok yaa

Username : storyxxluv

Username : storyxxluv

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


~🖤~

Apa ini benar-benar nyata ?
Tiga orang di hadapanku ini, keluarga kandungku ?

***

"Ceklek..."

Nara menatap seisi rumah yang begitu luas itu. Tak ada bedanya dengan rumah Ganta dan mama Putri. Lamunannya berhenti saat tarikan lembut membawanya berjalan lebih dalam.

"Saa, kamu nggak bohong kan ?"

"Panggil gue kakak mulai sekarang," titah lelaki itu sambil tersenyum, ia kembali membawa Nara menuju ruang tengah.

"Saa, please jangan bercanda..." ucap Nara buru-buru.

Kini mereka sudah tiba di ruang tengah. Pasangan paruh baya menatap mereka dengan tatapan haru.

"Pi, mommy, Angkasa bawa adek pulang..." ucap lelaki itu sambil tersenyum, terdapat cairan bening di ujung mata lelaki itu. Yaa, Angkasa menangis. Ia berhasil membawa adiknya ke rumah. Di satu sisi ia bingung, bagaimana caranya ia menceritakan semua kelakuan sahabatnya terhadap Nara. Pasti orangtuanya akan merasa terpukul dan kecewa.

"Naraa..." gumam Arletta dengan suara yang bergetar.

Bertahun-tahun ia menanti kehadiran putrinya, ia terus menyangkal kematian putri kandungnya hingga sakit. Ternyata benar dugaannya selama ini, putrinya masih hidup, dan kini sudah tumbuh besar menjadi perempuan cantik.

Wanita paruh baya itu merendahkan bagian atas dress-nya.

Berlian berwarna biru itu terlihat berkilau.

Deg... Jantung Nara berpacu dengan cepat.

"I-ituuu... kenapa sama persis ?"

"Kalung itu mirip dengan kalung masa kecil Nara tante..." ucapnya. Perlahan Nara mendekat, mencoba memastikan jika penglihatannya benar.

"Kalung ini mirip sama milik kamu kan Nara ?" tanya Arletta, wanita paruh baya itu juga mendekat.

"Iya..."

Kini mereka saling berhadap-hadapan. Tangan kecil Nara mencoba meraih berlian, menatapnya dengan lekat. Jantungnya langsung berpacu. Ada rasa baru yang mulai menyeruak saat ia menatap ketiga orang asing di sekelilingnya. Hatinya membuncah. Itulah mengapa darah lebih kental dari pada air.

"Tes..." Air mata mulai jatuh.

"Mommy ?" gumam Nara. Meskipun pelan Arletta dapat dengan jelas mendengar kata itu. Lantas Arletta mengangguk pasti.

You Are My Antidote (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang