Gais support aku dengan vote dan comment ya, cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

~🖤~
Lo lucu kalau lagi seneng
Pengen gue ceburin ke kolam
Sebenarnya gue sedikit merasa bersalah
Makanya gue kasih vespa matic***
Nara mulai menggerakkan matanya. Tidak, dia tidak bangun karena terpaan sinar matahari, bahkan keadaan di luar masih gelap. Setelah lima menit, akhirnya Nara bangun. Wanita itu mengernyitkan dahinya heran.
"Bukannya kemarin malam aku tidur di kursi ya ?" gumam Nara. Seketika dia langsung menutup mulutnya. Apa di rumah ini ada setan ? Siapa yang menggendongnya kesini ? Ganta ? Tidak mungkin. Tidak mungkin Ganta sudi menggendongnya ke kamar. Tapi Nara juga tidak percaya hantu, mungkin saja dia sleep walking, ia harus berpikiran positif. Hantu itu tidak ada, buktinya ia sama sekali tidak pernah melihatnya. Apa karakter hantu yang di film hanya cerita palsu karangan manusia ?
Lebih baik ia segera melaksanakan kewajibannya, takut waktunya keburu abis. Wanita itu tidak pernah meninggalkan sembahyang, meskipun Nara belum menutup seluruh tubuhnya.
Setelah beres, Nara melipat mukena dan sajadahnya. Pertama ia akan membereskan tempat tidur. Biasanya ia akan mudah bangun, tapi kali ini rasanya susah, karena kemarin ia kecapean. Mungkin karena tempat tidurnya yang terlalu empuk dan nyaman membuat dirinya betah berlama-lama di kasur. Sprei motif bunga berwarna merah delima itu juga sangat bagus, persis seperti tipenya.
Ia berjalan menuju toilet. Hari ini ia akan masak terlebih dahulu, meskipun belum mandi tetap saja Nara harus menyikat gigi dan mencuci wajahnya. Ia tidak ingin Ganta menjadi semakin jijik kepadanya kalau ia jorok.
Nara menatap pantulan dirinya di cermin. Mengusap wajahnya dengan tissue. Setelah rambutnya terikat dengan rapi, ia berjalan keluar.
Sudah ada beberapa pelayan yang membersihkan rumah. Kalau dilihat-lihat rumah ini terlalu besar jika hanya ditinggali dua orang. Itu pun dirinya dan Ganta tidur di kamar dan lantai yang berbeda. Tak jauh dari rumah itu, ada rumah yang sedikit lebih kecil, tempat itu untuk pelayan, bodyguard dan satpam beristirahat. Untung saja pelayan cukup banyak, kalau hanya Nara yang membersihkan rumah itu seorang diri, bisa-bisa tangan dan kakinya patah karena kelelahan.
"Sapunya ada lagi nggak bi ?"
"Eh nona..." sapa wanita yang sepertinya seumuran dengan mama. Semalam Ganta sebelum keluar, sempat memberitahu kalau pelayan yang paling tua bernama Arum.
"Aku mau ikut beres-beres rumah."
"Eh nggak usah non, kami juga bisa," tolak mereka secara halus. Meskipun mereka tahu kalau Nara hanyalah wanita biasa yang harus dinikahi majikannya sebagai bentuk tanggung jawab, tetap saja mereka harus patuh dan hormat kepada Nara. Majikannya yang dulu, yang tak lain adalah Nyonya Putri, selalu mewanti-wanti mereka agar selalu patuh, baik, ramah, dan hormat kepada menantunya itu.
"Gapapa bi, kan ini juga perintah dari Ganta, bibi gamau kan kena amuk Ganta ?"
"Engga non, yasudah sebentar bibi ambilkan yang baru."
Mereka langsung ber oh ria. Nara tidak perlu beradaptasi karena di kostan ia sudah sering beres-beres. Tak butuh waktu lama, ia sudah selesai mengepel lantai satu. Kemudian dilanjut cuci piring. Bagi Nara, tidak ada bedanya menikah atau sebelum menikah, karena sebelum menikah, ia sudah biasa beres-beres rumah, Nara adalah tipe perempuan yang mandiri. Yang membedakan saat ini ia harus menyiapkan sarapan untuk suaminya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Antidote (FINISH)
Romance"Gue bakal hancurin lo sampai lo sendiri yang minta gue matiin! "Aku minta maaf Ganta, aku mohon lepasin aku. Aku bisa jelasin kesalahpahaman ini," balas Nara. "Gue nggak ada waktu dengerin bacotan lo!!" "Tolong beri aku kesempatan Ganta, aku mohon...