BEGINNING

2.8K 166 3
                                    

Hal yang paling menyenangkan bagi seorang pelajar adalah suara bel pulang sekolah yang berbunyi keras setiap pukul lima sore. Semua pelajar seakan dibebaskan dari sebuah penjara yang mereka sebut dengan nama sekolah. Hal serupa juga berlaku bagi pelajar dengan penyandang gelar nomor satu sekalipun. Ia Jeon Jungkook.

Laki-laki remaja yang sekarang telah duduk di kelas tiga Senior High School ternama di kota Seoul. Otaknya pintar dalam bidang akademis maupun non akademis, penyandang peringkat satu dalam tiap semester membuat Jungkook menempuh pendidikan dengan banyaknya beasiswa yang dimilikinya.

Namanya sudah terkenal seantero sekolah, tapi Jungkook adalah tipe orang yang pendiam. Dia lebih suka menghabiskan waktunya di dalam perpustakaan. Bukan membaca buku pelajaran melainkan sebuah buku fiksi dongeng khayalan tentang banyaknya mitos jenis makhluk hidup pada jaman dahulu.

Jungkook percaya akan adanya mahkluk hidup lain yang berdampingan dengannya seperti gumiho, goblin, werewolf hingga vampir. Ia percaya akan hal itu, apalagi setelah ia menemukan sebuah buku dengan judul 'Kingdom Of Vampire'. Membuatnya semakin percaya akan keberadaan mahkluk mitos tersebut.

"Kau seperti perempuan jika membaca buku seperti itu", Kim Yugyeom. Laki-laki ini bisa dibilang salah satu teman dekat Jungkook, atau hanya satu-satunya orang yang dekat dengan Jungkook. Dia selalu mengikuti kemanapun Jungkook pergi, seperti seorang penguntit.

"Diamlah!", dingin Jungkook. Dia masih sadar diri jika harus membentak temannya itu saat masih duduk di perpustakaan.

"Aku bosan Jungkook, mari pulang. Kau bisa pinjam buku itu dan selesaikan dirumah"

"Ck. Tidak bisa dirumah, bibi akan marah jika aku membaca hal seperti ini"

"Kau bisa membacanya sambil menghadap buku sekolah seperti ini", Yugyeom menaruh buku fisika tebal dibawah dan atasnya adalah buku novel Jungkook yang dia tarik paksa. "Lihat seperti ini, dan jika bibi mu datang kau tinggal mengganti posisinya seperti ini", lanjutnya.

"Tidak bisa. Aku sudah mengatakan padamu untuk tidak terus mengikuti bukan?"

"Kau satu-satunya temanku. Mana mungkin aku meninggalkanmu"

Jungkook memutar bola matanya malas menanggapi Yugyeom. Ayolah Yugyeom ini siswa populer di sekolah, ia anak orang kaya yang selalu menduduki peringkat dibawah Jungkook tiap semesternya. Orang yang sangat mudah bergaul, dan juga ramah. Tidak seperti Jungkook, yang kelewat dingin dan cuek dengan keadaan sekitar. Teman? Dia tidak peduli sama sekali.

Akhirnya setelah mendengarkan rengekan Yugyeom tiap detiknya membuat Jungkook mulai jengah dalam kegiatannya. Ia menaruh buku itu kembali ke rak dan langsung bergegas pergi tanpa menghiraukan Yugyeom. Ia tengah jengkel sekali dengan anak itu.

Saat dalam perjalanan pulang Yugyeom terus berceloteh tentang ayahnya yang marah karena ia tidak bisa mengungguli Jungkook. Ayahnya terus menekan Yugyeom agar mendapat peringkat satu dalam setiap mata pelajaran. Jungkook hanya diam mendengarkan. Ayah Yugyeom memang seperti itu, jadi Jungkook tidak heran lagi. Kadang dalam ujian Jungkook dengan sengaja tidak menjawab benar soal ujian tersebut. Ia ingin membuat kesalahan sehingga Yugyeom dapat meraih peringkat satu, namun hal itu tidak berguna. Yugyeom tetap berada dibawahnya.

Hari sudah semakin malam saat Jungkook dan Yugyeom keluar dari perpustakaan sekolah, ditambah dengan suara Yugyeom yang tidak berhenti bercerita membuat waktu semakin tidak terasa bagi Jungkook. Dia tidak sengaja melihat ponsel untuk menengok panggilan dari bibinya, pukul 09.00 PM. Jungkook hampir lupa waktu jika sudah bersama Yugyeom.

"Ini sudah malam, bibiku sudah menelpon. Kau masih ingin bercerita?"

Tidak ada jawaban dari Yugyeom, wajahnya berubah murung. Kakinya bahkan sudah menggesek trotoar berulang kali. "Mau menginap di tempatku?". Jungkook hafal ini, Yugyeom tidak mau pulang kerumah jika sudah seperti ini. Dan lihat ekspresinya berubah seketika. Wajah itu terlihat cerah sekarang.

THE MEANING OF YOU  II KOOKV/KOOKTAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang