Kamar dengan cat putih, sofa kuning, dan lemari rak terbuka yang tertata rapi dalam ruangan sempit adalah hal yang pertama kali Taehyung lihat. Ruangan sempit ini adalah loteng.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Taehyung dapat dengan mudah mengetahuinya karena tepat diatas kepalanya adalah langit-langit atap. Kepalanya menoleh kekanan berulang kali memastikan ini kamar lain yang berbeda dari kemarin. Ada infus darah di tangan kanannya, rasa sakit ditubuhnya juga sedikit berkurang. Tidak sesakit kemarin, tubuhnya juga tidak terasa terbakar seperti kemarin. Pintu yang berada diujung kamar dengan cat nyentrik berwarna kuning selalu menarik perhatian mata Taehyung. Sudah lama sejak dia bangun, seseorang tak kunjung masuk dari sana.
Taehyung penasaran siapa yang membawanya kemari, jika itu Jimin dia akan segera bersujud tepat dibawah kaki kakaknya itu untuk meminta maaf dan berterimakasih. Tapi jika itu masih Namjoon dan Seokjin, maka Taehyung akan memberontak dan melarikan diri. Dia masih punya hak atas hidupnya sendiri. Jika mereka tidak ingin Taehyung berada di tengah-tengah mereka maka dia akan memilih untuk pergi. Mati ditangan keluarga Vampir lain lebih baik, dari pada harus mati ditangan keluarga sendiri. Hal itu yang sempat Taehyung pikirkan sejak terakhir bertemu dengan Namjoon kemarin.
Cklek
"Kau sudah sadar?" Laki-laki tinggi dengan kulit agak gelap tersenyum kearah Taehyung. Ia pernah melihat laki-laki ini, wajahnya tidak asing di mata Taehyung. "Sejak kapan kau bangun?"
Taehyung menatap heran laki-laki dihadapannya, otaknya berpikir dengan keras mengingat siapa nama laki-laki itu. Dahinya berkerut samar, dia tak mengingat dengan baik laki-laki didepannya ini.
"Aku Hoseok, kau lupa?" Hoseok tersenyum lebar setelah menyebutkan namanya. Melihat ekspresi Taehyung yang seakan mengatakan 'aku mengingatmu' membuat Hoseok tertawa kecil. Hoseok mengganti kantung darah yang menggantung di sisi kanan kepala Taehyung, kantung darah baru dengan aroma yang sangat menggoda bagi Taehyung. Tangan kanan Taehyung bergerak ingin menarik selang transfusi agar kantung darah itu terjatuh, namun Hoseok menahannya. "Yang butuh darah tubuhmu, bukan perutmu" Taehyung tidak mampu melawan, tubuhnya masih terasa sangat lemas. Dia hanya mengangguk merespon Hoseok.
"Kau tau siapa aku?" Taehyung berkata sangat pelan, dia berusaha keras mengumpulkan energinya hanya untuk berbicara. Taehyung tentu dibuat bingung karena Hoseok mengatakan hal seperti itu. Perutnya juga butuh darah omong-omong dan bagaimana Hoseok tau jika dia meminum darah.
"Kau si Vampir campuran itu? Bagaimana mungkin aku tidak mengetahuinya, kau sangat terkenal dimana-mana" Hoseok menatap Taehyung yang tengah membuang muka kearah lain. Tangan kecil Vampir itu menggenggam erat seakan menunjukkan diri jika dia marah. "Aku mengetahuinya dari Jungkook, dan kakakmu Kim Namjoon adalah sahabat baikku"
"Apa?" Taehyung menoleh menatap Hoseok dengan tatapan terkejut. Mata berwarna merah itu membola karena terkejut.
"Aku sering mendengar banyak hal tentangmu, namun untuk melihatmu secara langsung adalah pertama kalinya untukku saat ini" Hoseok memiringkan kepalanya "Atau mungkin di salon waktu itu?"