Suasana mall sore ini cukup ramai. Bunyi alunan musik yang terdengar dari beberapa toko yang berada di dalam mall juga mendominasi mall yang luas ini. Belum lagi hebohnya anak-anak remaja yang tertawa lepas bersama teman-temannya, anak-anak kecil yang lari sana-sini, santainya orang-orang yang tengah mengobrol di cafè, dan seriusnya orang-orang yang menatap gadget nya masing-masing menjadi pemandangan pertama saat mereka datang.
Tujuan utama mereka berdua kesini adalah ke supermarket. Catat itu. Bukan untuk sekedar jalan-jalan atau Window Shopping yang sering Valery lakukan.
Saat Rio memasuki pintu masuk mall semua pasang mata perempuan tertuju padanya dan tanpa malu malu menatap Rio dari ujung kaki sampai ujung rambut belum lagi teriakan dari perempuan-perempuan yang memakai baju kekurangan bahan itu dengan centilnya membuat Valery menatap mereka jengah.
Supermarket yang mereka datangi cukup sepi mungkin karena hari ini bukan malam minggu ataupun hari libur. Kalau saja mereka datang pada hari libur ataupun pada malam minggu pasti suasana disini sangat ramai.
Valery mengikuti langkah besar Rio dari belakang seperti berlari kecil agar tidak jauh tertinggal. Saat sampai di tempat tujuan Rio segera mengambil trolly mendorongnya masuk dan mulai mencari apa saja yang tertera di daftar belanja. Kini Valery sudah berada disamping Rio, memperhatikan wajah kebingungan Rio yang tengah mencari barang pertama yang tertera di sana.
Sedari tadi Valery hanya diam dan mengikuti Rio keliling mencari barang yang sampai sekarangpun masih belum didapatnya. Valery sengaja diam ia ingin melihat apakah Rio bisa menemukan barang yang tertera di daftar belanja atau tidak pasalnya sedari tadi Rio melewati barang-barang yang akan diambil.
Rio menggaruk kepalanya kebingungan ia pusing sendiri melihat daftar belajaan yang mamanya buat sangat banyak dan dari sekian banyak yang akan dibeli hanya sedikit yang baru didapat, belum sampai setengahnya.
Rio membuang napasnya kasar tanda ia menyerah. Ia tidak bisa menemukan barang-barang lainya bahkan saat ini daftar belanja ini ingin sekali ia robek bila perlu dibakar!
Rio membalik kan badan menghadap Valery yang sudah tertawa lepas melihat wajah kebingungan Rio. "Ahk! Pusing gue. Lo aja deh yang nyari ini semua." Rio mengacak rambutnya frustasi dan memberikan daftar belanja itu kepada Valery.
Setelah menerima keratas itu Valery mulai membacanya dari atas sampai bawah serta mengingat dimana letaknya.
"Nih ya tuan Rio yang jenius. Gue jelasin! Nyokap lo buat daftar belanjaan ini tuh, udah berurutan dari kita masuk sampai kita ke kasir. Jadi karena lo minta gue yang nyari, trolly ini lo yang pengang dan lo harus ngikutin gue dari belakang jangan kemana-mana!"
Rio tidak membahtah ia mematuhi perintah yang Valery berikan. Valery memutar arah kembali melangkah menuju pintu masuk membuat Rio mengernyitkan dahinya.
"Woi! Ngapain lo kesana? Belajanya aja belum selesai lo mau balik aja!" semprot Rio kencang membuat para pengunjung memandang-nya aneh.
Valery membalikkan badannya dan menatap Rio tajam. "Heh! Kita mulai dari pintu masuk biar nggak keliling-keliling nggak jelas kaya tadi. Kaki gue pegel ngikutin lo yang sok tau!" hardik Valery sambil berkacak pinggang.
Rio melirik kanan dan kiri sudah banyak pasang mata yang memandangi mereka. Rio menundukkan kepalanya seraya tersenyum kikuk tanda ia meminta maaf akan kejadian tadi.
Setelah semua keadaan kembali normal Rio mengejar Valery yang sudah menghilang dari tempatnya menuju pintu masuk. Rio berdecak kesal ia kembali mendorong trolly menyusul Valery yang mungkin sudah menunggunya disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Valery
Подростковая литератураSiapa sih yang nggak kenal Valery? Cewek trouble yang terkenal di kalangan guru dan anak-anak di sekolahnya. Dan pada suatu hari, ia dipertemukan kembali oleh musuhnya sejak ia duduk dibangku sekolah dasar . Namanya Andrio. Si cowok super cool, p...