Chapter 9

15.5K 882 26
                                    

"Ngapain lo senyum senyum Val? Ih horor!" Mica bergidik ngeri saat ia memasuki kelas melihat Valery sudah duduk manis dikursinya. Sadar akan sesuatu Mica memutar badanya kembali meneliti apakah itu benar Valery atau bukan.

Didekatinya Valery perlahan, saat beberapa senti lagi ia sampai satu tangannya mencubit pipi Valery dari jauh. "Lo hantu atau beneran Valery?"

Valery masih diam ditempat, menunggu reaksi Mica selanjutnya.

"Siapa pun elo! Keluar dari tubuh Valery sekarang! Atau gue panggilin Jamal anak kelas sebelah yang cita-citanya pengen jadi ustad. Biar kapok lo entar dijampi-jampi ama jamal!!"

Valery menyatukan kedua alisnya bingung.

"Wah bener-bener nantangin nih orang! Hiiyaahhh...."

"Awwww!!! Sakit Memei begok! Ini gue Valery bukan setan! Elah!!" teriak Valery seraya mengelus pipinya yang  dicubit secara bertubi tubi oleh Mica.

Mica terkejut dan mundur selangkah, ia mengelus dadanya dramatis dan menghela napas panjang. "Valery udah balik. Kalo kaya gini baru gue percaya lo Valery." cengir mica tanpa dosa, dan detik berikutnya ia memasang wajah terkejut. "kok... Kok... lo tumben datang cepet, rapi lagi?"

"Kepo lu mei!" ucap Valery seraya menjulurkan lidahnya.

"Serah deh gue mau ke kantin mau mamam tempe!"

Seperginya Mica, Valery merapikan duduknya serta seragam sekolah. Teman sekelas Valery yang baru datang pun memandang Valery heran. Apa lagi saat Azel datang dan meneriaki namanya dengan berlebihan. 

"OMAIGAT VALEE! Ini beneran lo? Tumben nggak telat dan... Rapi? "

Ini kenapa semuanya heboh sama kerapian gue deh? Biasa aja kali.

"Biasa aja teriaknya sakit telinga gue!" tepat saat Valery berbicara, bell masuk berbunyi.

Semua murid bergegas masuk ke ruangan mereka masing-masing. kecuali teman sekelas Vale yang masih duduk lesehan diluar kelas. Kalo guru udah berada dijarak yang dekat dengan kelasnya baru mereka masuk.

Orang yang ditunggu-tunggu Valery tiba. Valery memutar bola mata bosan.

"Shit!" umpat Rio yang dapat didengar oleh seluruh anak kelas. Valery yang duduk di belakang Rio pun ikut membalikan badan. Ia tersenyum miring, memperhatikan tangan serta celana Rio yang berlumur dengan pembersih lantai.  

"Ini pasti kerjaan lo 'kan?!"

Semua mata kini tertuju kearah mereka berdua. Tepatnya Rio dan valery.

Valery menautkan kedua alisnya, "Oh.. Jadi lo nuduh gue?!" ucap Valery to the point.

"Kalo bukan lo siapa lagi!".

Valery memiringkan kepalanya sedikit, "Iya ini kerjaan gue! Kenapa?" ucap Valery dengan nada menantang.

Rio mengepalkan kedua tanganya hingga buku-buku jarinya memutih. Sedangkan Valery diam ditempatnya tidak takut sedikitpun akan kemarahan Rio.

"LO--"

"Woii! Ada tugas dari pak Yanto. Buku paket hal 38 dikerjain sekarang terus kumpul!" teriak Putri lantang di depan kelas Seraya berkacak  pinggang memotong ucapan Rio, tidak memperdulikan ketegangan yang menyelimuti ruang kelas.

Brakk

Dengan kesal Rio memukul mejanya dengan kencang dan mengelos pergi keluar.

"Heh! Kenapa tu anak? Main gebrak meja aja. Situ kata situ hebat apa?!" omel Putri saat Rio berlalu dihadapnnya tidak memperdulikan ucapan Putri. Diperhatikannya meja serta kursi yang hampir penuh dengan cairan pembersih lantai  yang berwarna bening. Valery semakin mengembangkan senyumnya rencana awalnya berhasil. Azel menatap Valery penuh curiga ia yakin setelah ini Valery kembali melancarkan aksinya.

ValeryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang