Cuaca hari ini cukup cerah. Hembusan angin sejuk menerpa kulit Valery dengan lembut. Entah kenapa, hari ini Valery bangun pagi. Biasanya, dihari libur seperti ini Valery selalu bangun pukul 10 pagi itu pun dengan susah payah mama membangunkannya.
Valery mengambil napas dalam dan membuangnya perlahan. Setelah melakukan stretching ia mulai jogging mengelilingi kompleks rumah. Ternyata tidak rugi bangun pagi. Kita bisa menikmati udara sejuk dan suasana yang tenang membuat pikiran kita menjadi rilex.
Setelah selesai jogging Vale mengambil skateboard yang berda dikamarnya, menuju ke taman kompleks yang pastinya sudah ramai. Benar saja, saat sampai disana sudah banyak anak-anak sekeliling kompleks sudah berada disana bermain sepatu roda. Untung taman disini luas jadi Vale juga kebagian tempat untuk bermain skateboard bersama anak-anak kompleks lainnya.
Saat ia sudah merasa lelah, Valery kembali kerumah. Ia menjalankan Pelan skateboard-nya. Dari jauh ia melihat tante Maura Sedang menyiram tanaman. Yap, semenjak kepindah tante Maura berapa mingu yang lalu, Valery sudah mulai hapal kebiasan pagi tante maura, seperti menyiram bunga, menghias bunga, pokoknya yang berbau bunga-bunga.
"Pagi tante?" sapa Valery ramah.
"Pagi juga Valery. Baru selesai main skateboard?"
"Iya tan. Mumpung bangun pagi sama ngumpul-ngumpul bareng anak kompleks tan." jawab Valery dengan senyum lebar. "Rio belum bangun tan?"
"Iya. Padahal tadi udah tante bangunin."
Valery hanya menganggukan kepala mengerti. Setelahnya ia kembali bersuara. "Boleh Vale bantu nyiram tanamannya tan?"
"Oh, boleh kok." dengan segera tante Maura memberikan selang air yang berada ditangannya ke Valery dan mengambil selang air yang lain untuk menyiram tanaman bersama.
"Oh iya. Tante boleh tanya sesuatu nggak?" kini pandangan tante Maura beralih ka arah Valery.
Valery mengangguk mantap. "Mau nanya apa tan?"
"Ehm.. Kamu Valery yang waktu itu pernah satu SD sama Rio bukan?"
Mampus! Mamanya Rio inget sama gue!
Kini pikiran negatif telah berputar putar dikepala Valery. Membayangkan tante Maura yang siap mengomelinya karena sering gangguin Rio waktu SD. Valery meringis seraya menjawab pertanyan mamanya Rio dengan terbata. "ehm.. I-Iya tan." setelah menjawab pertanyaan tante Maura, Valery segera menutup matanya erat, mungkin setelah ini ia akan mendapat ceramahan panjang.
Valery masih saja menutup matanya, setelah beberapa detik tidak terjadi sesuatu, dengan perlahan Valery membuka mata dan metap heran tante Maura yang kini tengah tersenyum simpul.
"Kenapa kamu tutup mata?"
Aish! Kenapa lo begok banget sih Vale!! Ketahuan banget gue cewek yang dulu suka jailin si Rio.
"Eng.. Nggak kenapa-kenapa tan. Tadi mata Vale perih. Ah iya, mata Vale perih." jawab Vale ngasal seraya mengedipkan matanya pura-pura ekting mata perih.
"Kamu tambah cantik ya sekarang. Tante kira, tante nggak bakal ketemu kamu lagi. Eh, taunya kita tetanggan sekarang."
Mulut Valery kini sukses menganga, pikiran negatif yang ia pikirkan tadi tidak terjadi, justru sebaliknya tante Maura malah kelihatan senang bertemu Valery kembali.
"Maa, kenapa mama nggak bangunin... Heh! Ngapain lo kesini!!"
Suara yang tiba-tiba muncul dari dalam rumah membuat Valery dan tante Maura terkejut. Rio memandang Valery tajam seperti menatap musuh yang berada di mendan perang. Selama Rio sekolah beberapa minggu ini, ia selalu menjadi sasaran kejahilan Valery. Setiap ia melihat valery pun ia selalu menatap Valery tajam.
![](https://img.wattpad.com/cover/14933836-288-k410773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Valery
Teen FictionSiapa sih yang nggak kenal Valery? Cewek trouble yang terkenal di kalangan guru dan anak-anak di sekolahnya. Dan pada suatu hari, ia dipertemukan kembali oleh musuhnya sejak ia duduk dibangku sekolah dasar . Namanya Andrio. Si cowok super cool, p...