Valery mengerjapkan mata menyeseuaikan cahaya yang masuk melalui retinanya. Hoamm.... Valery menutup mulutnya dan meregangkan tubuh di atas kasur. Ia menarik jam digital yang berada di atas nakas sebelah kiri kasur. Pukul 07:45 tumben bangun cepet. Batin Valery.
Pantas saja pagi ini tidak ada yang konser dipagi hari untuk membangunkannya, karena hari ini hari minggu. Valery bangkit dari kasurnya mencuci muka serta menggosok gigi. Mandi? Nanti saja. Tidak ada sejarahnya dalam hidup Valery mandi dua kali sehari dihari minggu.
Valery turun menuju dapur, membuka kulkas dan mengambil sekaleng susu. Membukanya dan meneguknya sedikit. Dia mencari keberadaan Mama-nya. Sepi. Mungkin Mama-nya lagi pergi kepasar sama bi inah. Mungkin. Valery memutar tubuhnya menuju balkon atas.
Valery berdiri di balkon atas sambil kembali menenggak susu. Dari atas Valery melihat kakaknya tengah mencuci mobil. "Kerjain kak Davin ah!! Itung-itung hiburan dipagi hari" Valery cekikikan dari atas, mangabiskan susu-nya dengan cepat dan membidik kaleng susu agar tepat sasaran.
'Pletak'
Vale melempar kaleng susu tepat diatas kepala kak Davin. "VALEE!! LO ISENG BANGET SIHH!!!" Davin berteriak frustasi sambil menggosok kepalnya.
"Hahaha maaf kak haha-sengaja hahaha..." Valery segera berlari kekamarnya menyelamatkan diri. Cari aman sebelum Davin mengejarnya dan menyincangnya.
---
Andrio's POV
Pagi yang cerah, Aku memutuskan untuk jogging. Setelah jogging pagi aku memilih untuk main basket. Permainan yang aku sukai sejak kecil. Aku mendribel bola beberapa kali dan
shut
Bola masuk ke dalam ring dengan mulus. Aku mendribelnya lagi dan memasukkannya kedalam ring. Saat lemparan ketiga bolaku tidak masuk ke dalam ring aku mengambil bola basket dan mendribel beberapa kali. Entah mengapa ekor mataku melirik tetangga rumah yang kemarin aku temui.
Perempuan yang berdiri dibalkon atas sambil menenggak minuman kaleng ditanganya. Rambut yang diikat cepol sembarang membuat anak rambut yang berjatuhan disekitar leher jenjangnya. Serta piama pink yang membalut tubuhnya. Badan dan tingginya bisa dikatakan sempurna untuk ukuran perempuan. 'cantik' Aku kembali mendribel bola melemparnya ke dalam ring dan masuk.
"VALEE!! LO ISENG BANGET SIHH!!!" teriakan yang masuk melalui liang telingaku membuatku memberhentikan permainan.
Deg...
Vale???
Nggak mungkin itu Vale yang yang aku kenal waktu kecil. Yah, nggak mugkin. Namanyakan Valery bukam Vale. Eh, tapikan nama panggilannya Vale. Terus Vale yang ku kenal dulu tidak secantik itu. Dia gendut, pendek dan yah, toa. Beda dengan Vale yang ini, kurus, tinggi dan satu yang sama toanya itu.
"Hahaha maaf kak haha-sengaja hahaha..."
Damn!
Tertawanya sama persis. Sama seperti tertawanya saat terakhir kali dia bertemu Rio.
Apa itu benar Valery??
"Artha," Teriakan mama berhasil membangunkan lamunanku. "Yess.. Mom..." Aku melempar sembarang bola basket dan menghampiri mama.
"Kenapa ma??"
"Ini, tolong kembalikan kotak kue ini ke tetangga depan yah." mama memberikan kotak berwarna kuning itu kehadapanku.
"HAH?!" Rio mengerjapkan matanya berkali-kali sambil menatap Mama-nya.
"Kenapa?" Mura mengerutkan dahinya dan menatap Rio bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Valery
Novela JuvenilSiapa sih yang nggak kenal Valery? Cewek trouble yang terkenal di kalangan guru dan anak-anak di sekolahnya. Dan pada suatu hari, ia dipertemukan kembali oleh musuhnya sejak ia duduk dibangku sekolah dasar . Namanya Andrio. Si cowok super cool, p...