Valery mengatur napasnya, kembali menghapus air matanya dan berusaha menenangkan diri. Sudah hampir 15 menit lamanya Valery menangis, hidungnya memerah, matanya bengkak dan wajahnya terlihat sangat menyeramkan sekarang.
Setelah merasa benar-benar tenang Valery kembali menarik napas dalam setelah itu membuangnya perlahan walapun ia masih merasah gelisah dan juga takut, Valery membuka suara menggantikan suara isakan selama 15 menit yang lalu.
"Gitar itu mirip sama gitar pemberian Juno." Rio tertegun menatap lurus wajah Valery seakan-akan ia bisa membaca pikiran Valery.
Selama ia menenangkan Valery tadi, Rio sungguh penasaran dengan apa yang terjadi. Berbagai macam pertanyan berputar-putar didalam kepalanya. Kenapa gitar yang ia lihat di teras depan tadi bisa hancur? Apa Valery yang menghancurkan gitar itu? Kalau iya, apa alasan Valery menghancurkan gitar itu? Apa kaitanya Valery dengan gitar itu? Dan baru kali ini, Rio melihat Valery menangis seperti tadi.
Sial! Kenapa banyak sekali pertanyaan yang ada di dalam kepalanya, tidak mungkin jika ia mengajukan pertanyaa sebanyak itu, kesannya Rio terlihat kepo tingkat dewa belum lagi dengan keadaan Valery yang masih terlihat shock. Ia tidak boleh egois sekarang, lebih baik menahan semua pertanyaannya dari pada membuat Valery kembali merasa terbayang dengan kejadian menyeramkan itu.
"Kalo lo belum siap cerita nggak apa-apa kok." Ujar Rio seraya mengelus punggung Valery halus.
Valery menggelengkan kepalnya pelan, menurutnya Rio harus tahu tentang gitar itu dan semuanya. "Gitar putih itu hadiah dari Juno. Waktu itu kalo gue bisa main gitar dia janji, bakalan ngasihin salah satu koleksi gitarnya. Gitar spesial untuk Valery. Gue seneng banget pas tau ternyata dia nepatin janjinya, setelah gue bener-bener bisa main gitar Juno ngasih gitar putih itu dan gue suka banget sama ukiran di gitar itu. Setelah kejadian itu gue benci banget sama dia, semua barang yang berkaitan sama dia gue buang temasuk gitar itu dan berusaha buat ngelupain semuanya."
Rio diam sejenak, ternyata gitar putih itu menjadi barang berharga bagi Valery pada saat itu. Rio beranjak dari tempatnya membuat Valery penasaran kemana Rio akan pergi.
Mengetahui hal itu, Rio tersenyum tipis seraya mengangkat kedua tanggannya di depan dada memberi tahu Valery untuk menunggu. Valery terlihat bingung kemudian menganggukan kepalanya.
Rio menuju dapur, mengambil segelas air kemudian kembali lagi memberikan segelas air putih itu kepada Valery. Valery menerima gelas itu, menenggaknya perlahan kemudian meletakannya diatas meja.
Selama hampir dua menit ruang tamu dimana mereka duduk sekarang menjadi hening, tidak ada satupun yang membuka suara. Valery memilih menyandarkan punggunya di sofa sambil menatap lampu hias rumahnya. Sedangkan Rio hanya memperhatikan Valery, memberikan kebebasan untuk Valery menenangkan pikirannya tidak ingin menyakan hal yang lainya.
Ting... Tong....
Bell rumah berbunyi, Valery seketika panik. Kalau orang diluar itu kakaknya pasti tidak akan memencet bell dia pasti membuka pintu itu secara paksa.
Melihat itu Rio segera mendekati Valery. "Ga usah panik, ada gue. Lo tunggu disini gue yang buka."
Valery mengangguk menggengam tangan Rio kuat sebelum Rio membuka pintu. Rio memperhatikan tangannya yang di genggam kemudian memperhatikan Valery.
Dari manik mata Valery, Rio mengerti bahwa Valery menyuruhnya untuk berhati-hati. Rio kemudian menggangukan kepalanya meyakinkan Valery dan melepas genggaman tangan itu perlahan setelah itu berjalan mendekati pintu utama. Saat sampai di depan pintu, Rio membuka pintu itu perhalan membuang pikiran buruk itu jauh-jauh.
Saat pintu benar-benar terbuka Rio menaikan satu alisnya diikuti seseorang yang berada didepannya sambil memiringkan kepala.
"Rio? Ngapain lo malem-malen di rumah Vale?"
![](https://img.wattpad.com/cover/14933836-288-k410773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Valery
Fiksi RemajaSiapa sih yang nggak kenal Valery? Cewek trouble yang terkenal di kalangan guru dan anak-anak di sekolahnya. Dan pada suatu hari, ia dipertemukan kembali oleh musuhnya sejak ia duduk dibangku sekolah dasar . Namanya Andrio. Si cowok super cool, p...