Bab 16

2.5K 146 9
                                    

Sesuai perjanjian Cilla yang membayar makanan. Dia kaget dengan harga yang harus dibayar. Satu setengah porsi plus dua teh panas tidak lebih dari 60 ribu. 

"Murah banget," ucap Cilla ketika keluar dari tenda bubur sop ayam.

"Jajanan kaki lima harganya segitu. Murah tapi enak."

Cilla mengangguk setuju. Senang bisa mencicipi kembali jajanan kaki lima. Sejak pacaran dengan Radit, Cilla nyaris tidak pernah menikmatinya. Bukannya tidak mau tetapi sulit. Sebagai hottest couple in Jakarta, wajah mereka mudah dikenali saat makan di pinggir jalan. Orang mengajak foto dan mereka jadi tidak bebas. Radit juga tidak suka makan sembarangan. Sebagai mantan atlet Radit sangat menjaga jumlah asupan kalorinya.

Cilla mengedarkan pandangan pada penjual lain yang ada di dekat tempat parkir. Ada penjual gorengan dan warung Indomie. Matanya tertumpuk pada seorang perempuan yang menuangkan sesuatu pada kuali tembikar yang dibakar dengan kayu bakar. Aroma bakaran tercium sampai ke hidung.

"Kamu mau serabi?"  tanya Samuel saat mengetahui ke mana arah mata Cilla tertuju.

"Itu serabi beneran?" ucap Cilla tak mampu menyembunyikan kegirangannya. 

Sewaktu kecil setiap hari minggu pagi, Mami sering membelikan serabi dengan kuah gula merah.

"Bukan. Serabi plastik," cetus Samuel asal.

Cilla tergelak. Dia sudah lama enggak makan serabi tetapi dia merasa ragu. Perutnya baru diisi bubur. Ini berlawan dengan prinsipnya tidak makan malam.

"Aku udah kenyang," ucap Cila sedikit ragu.

Samuel tidak percaya. Jelas-jelas Cilla sangat menahan diri. Lebih baik dia saja yang membeli. Lambungnya mampu diisi satu atau dua potong serabi.

"Kamu ke mobil duluan, aku mau beli," ucap Samuel.

Cilla menunggu di mobil. Beberapa menit kemudian Samuel berjalan ke arah mobil sambil membawa sebuah kantong plastik hitam.

"Aku beli serabi. Makan, nih," ucap Samuel sambil memamerkan isi kantong plastiknya.

Aroma serabi hangat langsung menguar. Cilla menelan ludah. Bentuk serabi yang bulat sempurna dengan rongga-rongga di tengahnya, sungguh cobaan berat.

"Makan satu aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makan satu aja. Temani aku," ucap Samuel yang sudah mengigit satu serabi yang sudah dicocol pada kinca (kuah dari gula merah).

Cilla mengambil satu serabi  hangat itu. Rasanya gurih dan sedikit ada rasa gosong saat bagian dasar serabi tergigit. Kudapan ini membawa pada kenangan indah bersama ibunya. Cilla mengambil potongan kedua.

Samuel menyeringai pelan, melihat gadis itu makan dengan lahap. Dia ikut mengambil potongan kedua. Tangan mereka secara bersamaan mencocolkan serabi pada kinca. Saking terburu-buru, ada tetesan yangmengenai tangan Cilla. Serta merta Samuel membersihkan dengan jempol.

Spicy Sweet Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang