Bab 32

2.6K 131 14
                                    




Radit menatap layar laptop dengan cemas. Dia sedang melakukan zoom meeting dengan Pandu. Tidak bertatapan langsung saja sudah membuat jantungnya lemah. Namun, demi mendapatkan restu dari ayahnya Cilla dia harus menguatkan diri.

Setelah Radit menghubungi Pandu dan mengatakan hari ini dia akan menjemput Cilla, Pandu langsung meminta zoom meeting dengan tim PR dan lawyernya. Mereka akan membicarakan masa depan dirinya bersama Cilla.

"Bagaimana apakah kamu setuju dengan semua syarat-syarat yang ditetapkan oleh lawyer saya?" tanya Pandu.

Radit melirik ke arah Daffa yang sama tegang dengan dirinya. Mereka cuma selebgram karbitan. Modalnya hanya tampang dan kalimat manis yang membuai fans. Tidak punya kantor mentereng. Apalagi lawyer hebat yang bisa menandingin timnya Pandu.

Daffa memberi lirikan kecil pada Radit dan sedikit berdehem sebelum bertanya," Ma- maaf Pak Pandu. Ba-bagaimana dengan klausa media sosial. Mengingatkan Radit pu-publik figur. Se-sebagai manager saya tidak bisa menghentikan total semua itu."

Daffa mengerang dalam hati. Dia yang biasanya lancar berbicara mendadak jadi gagap.

"Itu sudah tercantum perjanjian. Pak Pandu juga sudah menyebutkan tadi, aktivitas Radit sebagai publik figur tidak terganggu. Termasuk yang berhubungan dengan media sosial. Update instagram dan lain sebagainya," jawab Irene, lawyer HSG.

Daffa mengganguk pelan. Dia juga sama stressnya dengan Radit sampai tidak mendengarkan dengan baik penjelasan dari Pandu dan Irene.

"Bagaimana Radit?" Pandu mengulang pertanyaannya.

"Setuju Pak. Saya tidak masalah dengan semua persyaratan. Yang saya inginkan hanyalah Cilla," ucap Radit sedikit gugup.

Radit mengerti Pandu meragukan cintanya pada Cilla. Dia berani bersumpah kalau dirinya sangat mencintai Cilla. Tentu saja, kalau dapat jabatan dan bisa menjadi bagian dari keluarga Sumadipraja yang terpandang itu, dia tidak menolak. Apa yang ditawarkan Pandu melebihi ekspetasinya.

"Baiklah. Setelah kembali ke Jakarta kamu ketemu dengan saya. Tanda tangani surat perjanjian setelah itu saya beri restu kamu menjadi suaminya Cilla," ucap Pandu.

"Baik,Pak."

"Kalau begitu.Sekarang kamu  jemput Cilla. Ada tim saya akan membantu di Jogja," perintah Pandu sebelum memutuskan zoom meeting.

***

Cilla mematut penampilan di kaca. Dia berganti baju yang sesuai dengan image Pricilla Kamaniya Sumadipraja. Rok terusan bermotif bunga-bunga kecil dengan tali tipis yang memamerkan pinggang yang kecil. Dia menambah eyes shadow, blush on dan lipstik merah cabe. Rambutnya digerai. Dia mengatur belahan rambut secermat mungkin.  Flat shoes diganti dengan sepatu hak sandal yang dipakainya pertama kali saat berangkat.

Cilla duduk di sofa sambil menunggu telepon di kamar berdering. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Radit.  Jantung Cilla siap meloncat saat terdengar dering telepon.

"Babe, aku udah lobi hotel. Aku ke kamar kamu ya," terdengar suara Radit.

"Jangan. Aku udah siap. Aku turun sekarang," tukas Cilla cepat.

"Aku tunggu di depan lift," ucap Radit ringan.

Cilla menarik koper dan melemparkan pandangan ke kamar hotel untuk terakhir kali. Perasaannya bercampur aduk. Ada sedikit rasa sedih harus mengakhiri road trip. Tiga hari, dua malam dia menjalani perjalanan penuh kegilaan bersama Samuel tetapi dia tetap kangen dengan Radit. Dia tak tahan ingin segera memeluk pacarnya. 

Spicy Sweet Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang