Rest Area KM 19 sangat padat. Dibandingkan Rest Area yang lain,tempat ini terbilang luas dan cantik dengan bentuk kanopi unik. Belum lagi pilihan tempat makannya bervariasi membuat banyak orang yang berhenti di sini.
Di antara mobil-mobil keluarga yang hendak berlibur ke Jawa, banyak pula bus wisata. Rombongan pelancong menghabiskan waktu mereka tidak hanya untuk makan tetapi juga untuk mengabadikan liburan mereka. Semua orang tertawa dan bercelotoh. Tangan mereka tak lepas dari ponsel. Swafoto di berbagai sudut. Berbahaya kalau wajah mereka, terutama Cilla, tidak sengaja terekam.
"Kita harus menyamar. Banyak orang di sini. Jangan sampai kita enggak sengaja terekam video atau CCTV. Kamu bisa ganti baju yang lebih biasa dan pakai topi?"
Cilla mengangguk. Dia mencari-cari baju yang sekiranya cocok dan menunjukkan pada Samuel. Sebagian besar bajunya bernuansa liburan. Legging, celana pendek, tank top, halter neck dan sebuah gaun putih cantik yang dia siapkan untuk kawin. Tidak ada t-shirt atau kemeja yang sederhana. Bahkan baju tidur pun dia pilih model lingerie yang menggoda. Samuel sampai mengangkat alis ketika melihat lingerie merah itu.
"Baju kamu terlalu mencolok," Samuel mengelengkan kepala. Dia mengambil hoodie dari kopernya. "Pakai ini," kata Samuel.
"Jelek banget," cetus Cilla. "Sorry, bukan maksud aku tapi..."
"Justru itu. kalau jelek orang enggak akan mengira kamu Cilla," tukas Samuel. Dia tidak tersinggung sama sekali. Hoodie tua yang dimiliki sejak jaman kuliah itu rencananya dia gunakan di kamar hotel saja.
Cilla membentangkan hoodie yang lusuh dan berukuran besar itu. Tidak pernah terlintas dia mengunakan baju jelek ini tetapi ini cara yang paling aman menyamar. "Aku ke toilet," ucap Cilla.
"Aku isi bensin dulu. Kita ketemu di mini market itu," tunjuk Samuel ke arah bangunan berwarna merah dan kuning.
Setelah mengisi tangki bensin sampai penuh, Samuel meminggirkan mobil. Dia menyempatkan diri berganti baju. Wajahnya ditutup dengan topi dan kacamata hitam. Sebelum berjalan menuju mini market, Samuel kembali mengawasi keadaan. Semua aman dan terkendali.
Suasana minimarket riuh rendah oleh mereka yang sibuk menyetok makanan macam beruang mempersiapkan waktu hibernasi. Tanpa banyak pikir Samuel mengambil roti sobek rasa keju dan cokelat, sekantong besar keripik, kacang atom, Oreo, coklat M&M dan Beng Beng. Tak lupa minuman kalengan dan air mineral.
Cilla berkeliling toko mencari sosok Samuel di antara rak-rak makanan kering. Dia sempat tertegun melihat perubahan tampilan Samuel yang memakai topi, celana khaki hitam, dan t-shirt raglan abu-abu dan biru tua. Kaca mata hitam tergantung di leher baju. Gaya menyamar Samuel lebih mirip orang yang hendak liburan. Kalau mau jujur, Cilla lebih suka gaya sporty itu. Nampak lebih segar dan tidak kaku.
"Borong, Mas?" tanya Cilla geli.
"Kita enggak akan berhenti lagi. Lebih baik nyetok yang banyak," jawab Samuel.
"Kamu bisa menghabiskan sendiri cemilan sebanyak itu?"
"Yah, kamu mau juga boleh tapi mending pilih sendiri. Belum tentu selera aku cocok dengan kamu," jawab Samuel.
"Aku beli ini." Cilla menunjukkan belanjaannya. Dua botol air mineral dan dua bungkus permen Fishermen.
"Kita baru sampai di Jogja sekitar dua malam."
"Nanti saja aku makan akan pas sampai Jogja," tolak Ciara.
"Kamu bisa lapar di jalan," cetus Samuel.
Cilla tetap menggelengkan kepala. Dia biasa menahan lapar. Walau ekor matanya sulit lepas dari rak dekat kasir yang berisi aneka cokelat. Cilla menguatkan diri. Radit benci dengan kebiasaannya ngemil cokelat dan keripik kentang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spicy Sweet Love (Completed)
Literatura KobiecaCERITA INI BAGI MEREKA YANG SUDAH BERUSIA 18 TAHUN KE ATAS. MENGANDUNG BANYAK KONTEN DEWASA. Pricilla Kamaniya Sumadipraja, 26 tahun, anak penguasaha terkemuka/ pemilik coffee shop/sosialita terkenal di Jakarta kabur dari rumah demi mengejar kekasih...