Hingga akhirnya mereka kembali ke Hogwarts dan mendapat berbagai macam amanah dari orang tua mereka dan juga dari Remus. Mereka mewanti-wanti meminta mereka untuk waspada. Mereka tak tau apa yang akan dilakukan Voldemort dan membuat mereka harus waspada walau selama di Hogwartd. Setelah memastikan mereka masuk ke dalam kereta dan duduk tenang di gerbong. Mereka pun pergi dari sana setelah melihat kereta itu mulai menjauh. Lily menghela napas berat saat teringat ramalan milik anaknya. James merangkul pundak sang istri, sedangkan Sky menggenggam tangan Lily dengan erat.
"Apapun yang terjadi,kita akan selalu melindungi mereka,Lily,"kata Sky dengan lembut ke arah Lily.
"Benar,mereka masih remaja dan butuh perlindungan dari kita. Walau sepertinya tidak terlalu dibutuhkan sih...tapi setidaknya kita selalu melindungi mereka dari samping mereka,"
"Pemilihan kata-kata yang bagus,Prongs,"puji Sirius merusak suasana sambil merangkul sang istirnya. Ia tak lupa merangkul pundak Remus dengan santai dan Remus hanya pasrah membiarkan Sirius melakukan semaunya.
Remus jadi merindukan istirnya sekarang,ia kini sedang sibuk menjadi guru di sekolah Muggle. Dan membuat mereka terpaksa harus terpisah, Remus tak mungkin pergi ke dunia muggle setelah mendengar kabar itu. Lebih baik mereka untuk tinggal secara terpisah terlebih dahulu. Dengan itu,istrinya itu akan selamat nanti dan ia yakin jika Clara akan baik-baik saja di rumah orang tuanya. Ia sudah memberikan perlindungan di rumah orang tua Clara untuk berjaga-jaga.
"Siri,bagaimana jika kita berkunjung ke rumah keluagamu?"tanya Sky secara tiba-tiba.
Mereka saat ini tengah duduk berkumpul di rumah Black,pertanyaan dari Sky membuat ia sekarang jadi pusat perhatian. James dan Sirius pernah kesana dulu dan rumah itu terlihat seperti berhantu. Tidak pernah ada yang menjamah rumah itu dan peri rumah yang ada disana tidak melakukan pekerjaannya dengan baik. Sirius tentu terkejut mendengar perkataan dari Sky, apalagi dirumah itu ada potret milik ibunya yang notabenenya benci dengan darah muggleborn. Sky menaikkan sebelah alisnya menatap Sirius yang terlihat terkejut dengan perkataan darinya.
"Why are you look like that?"
Tok tok tok
"Aku akan membuka pintunya,"
Sky berjalan ke arah pintu dan sempat terkejut melihat siapa yang datang. Ia mempersilahkan sang tamu untuk masuk dan duduk di ruang tamu tempat mereka berkumpul tadi. Tentu saja yang ada disana sontak berdiri saat melihat siapa yang baru saja datang. Professor Dumbledore,sang tamu yang berkunjung ke rumah Black. Sirius menatap ke arah Sky,karena tak memberitau mereka terlebih dahulu tadi. Sky mengangkat bahunya tidak tau dan memilih pergi dapur menyiapkan minuman untuk sang tamu.
"Ada apa perlu anda datang kemari, Dombledore?"
"Ouh,aku sedang mencari markas karena suatu saat nanti pasti akan dibutuhkan,maksud kedatangan ku ingin meminta izin padamu Black untuk menggunakan rumah keluargamu untuk digunakan,"
Kelima mantan murid asrama Griffindor itu menoleh satu sama lain. Baru saja Sky membahas mengenai Grimmauld Place no 12 itu dan pada waktu yang sama Dumbledore meminta izin mengenai rumah itu. Sky mengangkat bahu dan menggeleng pelan seolah tau apa yang dipikirkan oleh keempat orang yang lain. Ia sama sekali tak mengetahui mengenai ini,ia hanya mengusulkan saja karena ia yakin rumah itu butuh perawatan. Saat ditanya kembali oleh Dumbledore,Sirius tersentak kaget dan sedikit terbata ia mengatakan jika ia mengizinkan rumahnya menjadi markas.
Markas yang dimaksud oleh mereka berdua adalah Markas Order of the Pheonix. Dumbledorw berencana mengidupkan kembali organisasi itu, untuk melawan kembali Voldemort dan pengikutnya. Mereka harus bersiap dari sekarang sebelum Voldemort kembali menunjukkan eksistensinya. Mereka setuju dengan ide Dumbledore,cepat atau lambat mereka harus berhadapan dengan pelahap maut dan tuan mereka. Setelah menetapkan Grimmauld Place No 12 sebagai markas,Dumbledore menoleh ke arah Sky. Ia sadar jika sudah setengah dari rambut Sky yang kini berubah menjadi hitam.
"Ku harap kau menyesali pilihan yang kau ambil, Mrs. Black,"kata Dumbledore dan tersenyum lembut ke arah Sky.
"No,i'm not,Dumbledore,"balas Sky dan tersenyum tipis.
Setelah itu mereka mengantarkan sang kepala sekolah Hogwarts hingga ke pintu. Dan menghilang dari sana setelah memberi selamat malam pada mereka. Lily menatap sendu ke arah Sky,sedangkan Remus menatap Sky dengan tatapan sulit diartikan. Sky hanya tersenyum ringan dan mengatakan jika ia akan baik-baik saja. Seperti yang mereka lihat dan selanjutnya akan begitu,ia akan baik-baik saja. James dan Sirius menatap ke arah satu sama lain,mereka belum bisa menangkap apa yang mereka bertiga maksud.
"Well...apapun itu,Sky kuharap tidak itu berhubungan dengan nyawa,jangan membuat pilihan yang membuat nyawamu melayang karena pilihanmu,Sky,"kata Sirius dengan serius pada Sky. Ia baru menyadari dari tatapan Lily yang sempat membuang mukanya saat Sky tersenyum ke arahnya.
Sky mengangguk pelan dan dibalas dengan pelukan oleh Sirius. Entahlah Lily harus lega atau tetap mencemaskan kembarannya itu. Pikiran Sky tak bisa ia tebak,kadang wanita itu menuruti mereka namun kadang akan menjadi keras kepala. Semoga saja Sky menuruti mereka, karena nyawa Sky sama berharganya dengan nyawa mereka. James mencoba menyairkan suasana dan mengajak mereka untuk memeriksa rumah milik keluarga Sirius. Rumah itu butuh perawatan saat ini,tak mungkin rumah mengerikan itu langsung bisa ditempati untuk dijadikan markas.
Mereka mengangguk setuju dan memilih berapparate untuk pergi ke sana. Perapian yang ada di rumah itu James dan Sirius pastikan padam. Membuat mereka tak bisa pergi ke sana menggunakan bubuk floo. Setibanya disana,Lily dan Sky sempar takjup melihat rumah-rumah yang bergeser satu sama lain. Dan kemudian muncul rumah bernomor 12,Sirius membuka pintu rumah itu dengan perlahan. Terdengar bunyi decitan yang biasa didengar dari pintu yang sudah berumur. Mereka seperti masuk ke dalam rumah berhantu saking gelapnya rumah itu. Sky melayangkan tongkatnya dan membuat lilin yang ada disana hidup.
Ctass
"Oh Merlin,"
"Kreacher,jangan muncul secara tiba-tiba! Kau membuat mereka terkejut,"seru Sirius merasa kesal. Entah kenapa melihat wajah Kreacher selalu membuatnya teringat dengan masa lalunya selama di rumah itu dan itu terasa menyebalkan.
"My apologizer,Master,ada perlu apa anda datang bersama dengan mudblood dan halfblood ke rumah Nyonya yang suci ini,"kata Kreacher merasa tak bersalah dengan apa yang ia katakan. Sky dan Lily hanya menipiskan bibir mereka, mencoba tidak melukai ataupun memarahi si peri rumah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save
FanfictionBagaimana jika kejadian memgerikan itu memiliki ending yang berbeda. Dan apakah masa depan Harry memiliki masa depan yang berbeda atau sama. Tapi ini bukan kisah bagaimana Harry yang selalu berhadapan dengan maut. Ini kisah bibi dan orang terdekatny...