Chapter 21

72 10 0
                                    

"Pelahap maut menyerang Hogwarts sekarang,"

Suasana di Grimmauld Place no. 12 seketika menjadi tegang setelah mendengar kabar dari James yang bertugas menjaga Hogwarts saat ini. Ia memberikan kabar melalui patronus miliknya memberitau pada anggota order yang lain. Saat salah satu diantara mereka bangkit dari tempat duduknya untuk bersiap-siap. Yang lain seketika tersadar dan ikut bersiap-siap menuju ke Hogwarts. Mereka menggunakan apparate ke halaman Hogwarts,walau sedikit jauh itulah yang tercepat bisa mereka lakukan sekarang.

Secepat yang mereka bisa,mereka berlari masuk ke dalam Hogwarts dan berpencar dengan sendirinya. Sky menatap ke arah sekeliling dan tersentak saat melihat seseorang terjun bebas dari menara astronomi. Ia berlari sekuat yang ia bisa dan segera melayangkan mantra memperlambat laju jatuh orang itu. Sebelum tubuhnya hancur menyentuh ke tanah,ia dengan napas terengah-engah menurunkannya dengan perlahan. Sky menatap dalam ke arah orang yang sempat minum butterbear bersamanya dua hari yang lalu itu.

"Dumbleodore..."gumam Sky dan menatap ke arah arah saat melihat pantulan cahaya hijau melalui wajah Dumbledore.

Gambar tengkorak dengan ular lambang dari pelahap maut. Ia menghela napas berat dan melihat wajah Dumbledore yang terlihat tenang layaknya orang tertidur. Sky melipat tangan milik Dumbledore dan membenarkan kacamatanya. Saat ia bangkit dari posisinya,segerombolan murid Hogwarts dan professor berlari ke arah tempat mereka berdua berada. Sky memilih pergi dari sana dan pergi ke tempat order kini berada. Sky terdiam melihat pondok Hagrid yang kini terbakar dan pertarungan yang terjadi disana.

Baru saja ingin berlari membantu Harry dan Hagrid disana,entah kenapa jantung Sky berdenyut nyeri. Membuat pergerakan Sky tertahan dan membuatnya kehilangan fokus. Pandangannya kembali mengabur dan otot kakinya mulai melemah. Ia menggelengkan kepalanya mencoba menormalkan kembali pandangannya. Tak tahan menyangga tubuhnya, Sky terduduk diatas tanah sambil memegang dadanya. Ia merutuki tubuhnya yang tak bisa diajak komunikasi sekarang. Padahal sekarang bukan waktunya ia diam seperti orang yang lemah,Harry dan Hagrid membutuhkan bantuannya sekarang.

"Sial,kenapa harus sekarang sih,"umpat Sky pelan.

Kondisi tubuh Sky tak lagi sebaik dulu setelah memberikan darahnya secara langsung pada Sirius. Jantungnya sering berdenyut nyeri jika ia bekerja terlalu berlebihan dan yang paling parah membuat otot kakinya melemah. Sky menghela napas pelan saat merasa dadanya tak senyeri tadi. Ia berdiri dari duduknya dan menghela napas berat melihat pelahap maut sudah keluar dari pelindung Hogwarts. Pasti mereka sudah berapparate pergi entah kemana,Sky menatap ke arah Harry dan Hagrid yang berjalan ke arahnya. Ia memilih pergi ke ruang kesehatan,ia yakin disana kemampuannya lebih dibutuhkan.

Sky terengah-engah masuk ke dalam ruangan dan segera disambut oleh Lily. Ia yang pertama kali sadar dengan kedatangan Sky,Lily menatap Sky khawatir melihat betapa pucatnya Sky. Sky dengan suara pelan mengucapkan permintaan maaf karena tak banyak membantu. Lily memeluk Sky mengucapkan kondisi sudah aman terkendali dan Sky tak perlu merasa bersalah. Sky melirik ke arah ranjang yang kini sudah tempati oleh seseorang berambut merah. Ada luka cakar di wajahnya dan mengerang memegang bahunya.

"Bill digigit oleh Fenrir Grayback,namun karenandia masih dalam bentuk manusia. Kata Remus,Bill akan baik-baik saja,"kata Lily menjelaskan apa yang terjadi pada Bill,putra pertama dari Molly dan Arthur.

Sky menghela napas lega dan bertanya apakah Bill sudah ditangani. Lily mengangguk pelan,Bill sudah ditangani dengan baik oleh Madam Pomfrey tadi. Sky mengangguk tanda mengerti, mereka berdua diam menonton perdebatan antara Molly dan Fleur. Ia baru tau jika Fleur salah satu juara twizard itu tengah dekat dengan Bill. Tapi itu tidak penting sekarang,toh ia tak terlalu dekat dengan keluarga Weasley. Sky rasa ia sudah terlalu menutup dirinya sejak dulu,tanpa ia sadari Sirius sudah berdiri disebelahnya. Ia tak mengatakan apapun,hanya menonton Fleur dan Molly tengah berdebat.

"Betapa manisnya hubungan mereka berdua?" kata Sirius tiba-tiba. Membuat Sky menoleh ke arah Sirius dan tersenyum tipis berdehem mengiyakan. Molly dan Fleur sudah berbaikan bahkan mereka berdua sudah pelukan sekarang.

Besoknya Sky duduk disebelah Carina dan disebelahnya ada Sirius. Ia tengah merangkul anaknya yang terus saja menangis dalam diam. Sky mengenggam tangan Carina dan dibalas dengan erat oleh Carina. Upacara kematian itu berjalan dengan khdmat dan penuh dengan air mata. Siapa yang tak sedih kehilangan seseorang yang menjadi panutan bagi para penyihir itu. Sekarang Dumbledore tak lagi perlu menderita karena sihir hitam itu dan mungkin sudah bahagia diatas sana.

Satu bulan setelahnya,acara ulang tahun Harry diselenggarakan di rumah Potter. Acara itu hanya di hadiri oleh orang terdekat mereka,setidaknya para orang tua berharap membuat suasana lebih hangat. Wajah anak mereka selalu menampilkan wajah murung dan suasana di rumah lebih suram dari sebelumnya. Perempuan yang disana sibuk menyiapkan makanan yang dibutuhkan, sedangkan para laki-laki sibuk menyiapkan meja dan kursi untuk mereka. Setelah semuanya siap, barulah mereka merayakan ulang tahun Harry. Bahkan Lily,Sky dan Molly menyiapkan kue ulang gahun berbentuk golden snitch berukuran besar.

Para penggemar quidditch tentu berseru kagum dengan kue yang hampir sama dengan snitch asli. Mereka bertiga menghela napas lega karena berhasil sesuai dengan ekspetasi mereka. Suasana diantara mereka kini mulai menghangat bahkan wajah mereka lebih bewarna dari sebelumnya. Namun suasana itu berubah menjadi tegang saat salah satu kementrian datang. Rufus Scimgeour dengan wajah datar mendekat ke arah mereka dan melirik sekilas ke arah kue ulang tahun milik Harry. Ia mengatakan jika perlu berbicara dengan Harmione,Harry,Ron dan Carina.

"Anda bisa berbicara dengan anak-anak di ruang tengah,"kata Lily mempersilahkan.

Ia membiarkan Rufus masuk bersama dengan keempat anak-anak itu. Mereka berempat sempat saling bertukar pandang,namun akhirnya memilih masuk bersama bersama dengan Rufus. Rufus mengatakan jika ia akan berbicara secara empat mata dengan mereka. Dan selain dari Ron, mereka diperbolehkan menunggu diluar hingga dipanggil. Namun dengan tegas,Harmione mengatakan jika mereka akan tetap disana. Carina mengangguk dengan yakin,tak ada satupun diantara mereka yang akan beranjak dari sana.

"Hah...terserah kalian saja,sebuah kejutan Albus Dumbledore meninggalkan wasiat untuk kalian berempat. Kenapa Dumbledore memberikan wasiat pada kalian berempat?" Tapi tak ada satupun diantara mereka yang akan bicara. Membuat Rufus mendengus kesal,ia membacakan wasiat milik Albus Dumbledore pada mereka.

"Sudah satu bulan Dumbledore pergi,tapi kenapa kau baru memberitau kami sekarang?"

"Kami melakukan pemeriksa pada benda yang akan diwasiatkan apakah ada sihir hitam didalamnya,"

"Undang-undang itu dibuat untuk menghentikan penyihir meneruskan artefak gelap, dan kementrian seharusnya memiliki bukti kuat bahwa harta benda orang yang meninggal itu ilegal sebelumnya. menangkap mereka! Apakah Anda mengatakan kepada saya bahwa Anda pikir Dumbledore mencoba untuk memberikan kita sesuatu yang terkutuk? "

SaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang