Prolog

577 31 0
                                    

Kisah tentang saudari kembar dari Lily Evans,Sky Evans yang juga memiliki sihir di dalam tubuhnya. Seperti Lily Evans,Sky sama pintarnya dengan dirinya namun ia lebih kutu buku dan antisosial. Bisa dihitung dengan jari siapa saja yang dekat dengan dirinya. Saat pemilihan asrama,tentu membuat Lily dan Sky menjadi merasa terheran terlebih bagi Sky. Seharusnya dengan sifatnya yang kutu buku dan kadang ambisius itu. Ia lebih cocok masuk ke dalam Ravenclow,tapi ia masuk ke dalam Griffindor sama dengan saudari kembarnya.

Selama di Griffindo,Sky lebih banyak berada di kamar atau di danau hitam,dan lebih sering berada di perpustakaan juga ruang kesehatan. Ia terlalu malas jika harus bersama dengan Lily,jika saudarinya itu hanya berfua dengan Severus. Remaja laki-laki dengan hidung bengkok itu selalu mendapat kejahilan dari teman seasrama mereka. Sky bukan orang yang memiliki kemanusiaan yang tinggi. Ia tak memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi seperti yang Lily lakukan.

"Good afternoon,Ms. Evans,"sapa seorang remaja laki-laki berambut hitam keriting dengan ramah pada Sky. Jika ingin jujur,suara Sirius Black,nama remaja laki-laki itu terdengar menjengkelkan pada Sirius.

"Good Evening,Mr. Black,"sapa Sky dengan nada datar. Pandangannya tak teralihkan sedikitpun dari lembaran buku yang sedang ia baca saat ini.

Sirius hanya tersenyum tipis menyadari keberadaannya tak terlalu berharga dari sebuah buku. Ia menyandarkan tubuhnya di balik pohon yang sama dengan Sky. Sirius menaruh kedua tangannya ke belakang kepalanya dan kemudian memejamkan matanya. Sky hanya diam dan memilih membaca bukunya seolah keberadaan Sirius tak ada. Hingga tak lama kemudian,seorang yang memiliki paras dan warna rambut yang sama dengan Sky pun muncul. Mereka terlihat seperti sedang bercermin,jika warna pupil mata mereka tak terlihat berbeda.

Sky memiliki warna pupil mata bewarna biru, sedangkan Lily bewarna emerald. Sky menutup bukunya dan menatap ke arah Lily. Lily mengulurkan tangannya mengajak Sky untuk pergi bersama menuju kedua mereka hari ini. Sky menerima uluran dari Lily dan membersihkan ramput yang menempel di jubahnya. Baru saja mereka mau pergi,Lily baru menyadari keberadaan Sirius yang tengah asik memejamkan matanya di balik pohon.

"Ouh,Sirius aku tak menyadari jika kau ada disini, oh iya sekedar memgingatkan kita ada kelas herbologi 20 menit lagi,kau ingin ikut bersama kami?" Sky menoleh ke arah Lily dan saudarinya hanya memberikan senyuman tanpa dosa ke arahnya. Sky hanya memutar bola matanya malas dan membiarkan Sirius berjalan dibelakang mereka.

Sky berjalan di lorong sendirian menuju ke ruang kesehatan,Lily sedang ada urusan dengan Professor Mcgonald. Madam Pomfrey memintanya kesana untuk membantunya membuat ramuan pereda stress. Ramuan itu sering sekali habis jika dekat dengan ujian, apalagi untuk kelas 5. Mereka akan memasuki ujian OWL yang membuat mereka menjadi mudah stress. Setelah sampai ruangan kesehatan dan menyapa Madam Pomfrey dan Professor Sprout. Sky langsung ditarik oleh Madam Pomfrey yang terlihatan kelelahan untuk membuat ramuan.

Bisa dibilang Sky menyukai yang berhubungan dengan penyembuhan,ia tertarik untuk mempelajarinya. Makanya Sky kadang mengajukan untuk membantu Madam Pomfrey jika pengurus ruang kesehatan itu butuh bantuan. Hingga membuat Madam Pomfrey menjadi sering memanggilnya untuk membantu dalam membuat ramuan yang habis. Sky tak keberatan akan hal itu karena dengan itu ia bisa sekalian mempelajari apa saja bahan dan cara membuatnya.

Sky sering sendirian berkeliaran di lorong sejak Lily disibukkan dengan tugas prefeknya. Ia menghela napas melihat kumpulan murid Slytherin di depan jalan yang ia lalui. Dengan acuh ia pergi dari sana seolah tak peduli dengan mereka. Sayangnya di dalam kumpulan itu ada Bellatrix yang tak suka diacuhkan begitu saja. Ia mengejek Sky dengan cacian yang menyakitkan jika didengar. Apalagi teman-temannya yang tertawa mendengar ejekan yang diberikan oleh Bellatrix. Hingga satu cacian yang mampu membuat Sky terhenti dan membuat mereka tertawa.

"Betapa menjijikkannya saat kembarannya menegur saat kita sedang bersenang-senang. Sok suci,ewh...hahaha,"

"Say it again,"sahut Sky dengan dingin. Ia membalikkan badannya dan menatap tajam ke arah Bellatrix.

"Say it what? Ah sok pintar,sok angkuh,oh...atau kembaranmu yang sok suci?"Sky dengan cepat mencengkram kerah seragam Bellatrix. Yang membuat mereka ribut menyuruh Sky untuk lepas. Bellatrix menatap jijik ke arah Sky yang beraninya memegang kerah lehernya dengan tangan kotornya.

Bugh

Sky tersenyum miring menatap puas ke arah Bellatrix yang tersungkur karena pukulannya. Lalu ia pergi begitu saja tanpa memerdulikan tatapan Bellatrix menggelap menatap ke arahnya. Jika saja Sirius yang datang,memberi ejekan pada Bellatrix melihat betapa kacaunya saat ini. Dan jika Bellatrix tak meladeninya mungkin Sky sudah diberi salah satu mantra kutukan. Sirius dengan gesit menghindar dari Bellatrix yang memberikan mantra ke arahnya. Kebetulan yang manis,Professor Mcgonald berada di lorong yang sama. Membuat Bellatrix harus bersiap menerima detensi yang akan diberikan oleh sang kepala asrama Griffindor.

Sirius menoleh ke arah Sky yang kini mulai menghilang dari balik lorong. Ia berjalan menyusul Sky dan berhenti saat berada di kamar mandi perempuan lantai 2. Sirius tak tau jika kamar mandi itu masih ada yang menggunakannya. Apalagi setelah mendengar rumor jika ada arwah murid Hogwarts yang mati disana. Sirius memilih berdiri didepan kamar mandi mendengar samar suara Sky yang terdengar menangis. Ia juga bisa mendengar suara anak perempuan dengan suara melengking dari dalam sana. Sekuat apapun seseorang pasti akan berada titik terendah dan rapuh.

Saat Myrtle memberitau Sky jika ada seseorang di luar kamar mandi. Sky segera menghapus air matanya dan mencuci wajahnya. Ia menghela napas pelan dan memiluh berpamitan dengan Myrtle. Sky tak ingin ada orang yang tau jika ia berada di kamar mandi itu. Saat membuka pintu kamar mandi itu,langkahnya terhenti saat melihat satu kotak didekat pintu. Dengan ragu ia mengambil kotak itu dan membaca surat yang berada dibawah kotak itu.

Kata seseorang coklat bisa membuat suasana hati menjadi membaik. Kuharap kau merasa membaik setelah memakan coklat ini.
-S.B

SaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang