"Sorry,karena terbiasa dengan mother membuatnya memiliki mulut yang tidak bisa dikontrol,"
"It's okay,selama ia tak berusaha melukai kami," balas Sky dan tersenyum tipis ke arah Sirius.
"Ekhem,bagaimana jika kita mulai melakukan pembersihan pada rumah mengerikan ini,"
"Oh yeah,you right Prongs,dan sebagai tambahan jangan sentuh potret besar didekat tanda. Aku dan Prongs sudah susah payah untuk menutupnya,"mereka bertiga mengangguk mengiyakan dan mulai membersihkan rumah yang sudah lama tak dipakai itu.
Mereka membersihkan rumah itu menggunakan tongkat sihir mereka,terlalu repot jika menggunakan cara muggle untuk membersihkan rumah itu. Mereka menggunakan kain untuk menutup mulut dan hidung mereka dari banyak debu yang bertebaran dari rumah itu. Ketiga pria yang disana sedikit kerepotan karena harus mengurus doxies,hama rumah. Mereka menggunakan doxycide yang baik untuk para hama itu. Hati-hati dengan gigitannya,mereka sangat beracun jika tergigit penyihir itu harus segera di beri penawar segera.
Setelah doxies itu semua dibersihkan,bahkan sang ratunya barulah mereka baru membersihkan rumah itu. Gorden yang sudah usang dan perabotan yang usang mereka ganti dengan yang baru. Rumah itu kini lebih terlihat layak untuk dihuni sekarang,mereka duduk bersandar pada sofa yang sudah mereka ganti. Walau menggunakan sihir,ternyata tetap membuat mereka merasa lelah. Sirius menoleh ke arah Sky yang tengah asik memejamkan matanya disampingnya. Merasa dilihat Sky menoleh ke arah Sirius dan menaikkan sebelah alisnya bertanya ada apa.
Sirius ingin memperlihatkan kamarnya selama di rumah itu pada Sky. Sky mengangguk dan mereka pergi dari ruang tengah. Membiarkan mereka bertiga untuk beristirat,Sirius kadang mengenalkan ruang-ruang yang mereka lewati. Mreka berhenti di satu kamar,mereka masuk ke dalam kamar itu dan Sky mengamati kamar milik dari Sirius. Penuh dengan warna merah khasnya seorang Griffindor dan ada gambar tim quidditch entah dari tim mana. Khasnya kamar seorang remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan.
"Disini aku sering menghabiskan waktuku jika tak ingin bertemu dengan keluarga dan kadang akan pergi ke rumah James,rumah ini tak pernah memberikan kenangan indah dalam ingatanku," kata Sirius pelan dan menatap sendu sambil mengusap kasur tempat ia duduk.
Sky mendudukkan dirinya disebelah Sirius dan menyandarkan kepalanya pada bahu Sirius. Ia hanya mengusap tangan Sirius dengan pelan tak memberikan kata-kata penenang pada Sirius. Sky tak tau harus memberikan kata penenang seperti apa jika itu berhubungan keluarga. Sedangkan ia belum pernah sekalipun mencoba berbaikan dengan Petunia,saudarinya. Terlalu menyakitkan saat Petunia mengusirnya saat mereka pergi setelah memberitau jika mereka sudah menikah.
Setelah membersihkan rumah keluarga Black, beberapa minggu kemudian order of the pheonix berkumpul disana. Sekedar untuk mengobrol sebentar dan membahas apa saja yang perlu dilakukan. Saat mereka berkumpul hanya berlima saja di rumah Potter. Sirius sempat mengadu pada Lily saat melihat Sky yang lebih pendiam dari biasanya dan jarang mau menatap ke arah matanya. Lily yang mengerutkan keningnya dan menatap bingung ke arah Sky. Sky hanya mengangkat bahunya acuh dan memilih meminum butterbear miliknya.
"Kurasa itu hanya menurutmu Siri,aku tak pernah menjauh darimu,"kata Sky dengan tenang.
"Seorang Griffindor tak pernah berbohong,Sky,"
Mendengar perkataan Lily,membuat Sky smepat tersentak namun kembali tenang seolah tak pernah terjadi."Mom! Dad! Are you hear me! Kumohon jawab aku,"
Mereka sontak menoleh ke arah Sky,merasa menjadi pusat perhatian Sky segera mengambil cermin dari tas kecilnya. Ia melihat wajah Carina yang terlihat pucat,Carina menghela napas lega saat melihat wajah Sky dari cerminnya. Sky menatap khawatir ke arah Carina dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Carina mengatakan jika ia mendapat kabar dari Harry,jika Arthur baru saja digigit oleh ular besar. Keempat orang dewasa yang lain sontak mendekat ke arah Sky. Sirius meminta Carina tenang dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
Carina mengatakan jika Harry bercerita padanya jika ia berada di dalam pikiran ular itu. Ia melihat kaki Arthur seolah itu adalah mangsanya dan segera mengigit kaki Arthur. Mendengar hal itu membuat mereka terdiam seketika,setelah terdengar suara dari Carina. Barulah Lily angkat bicara bertanya dimana Harry sekarang dan Carina mengatakan jika Harry ikut dengan keluarga Weasley. Sky meminta Carina untuk tetap tenang dan menjaga Anna disana terlebih dahulu. Ia akan menjemput mereka berdua bersama dengan Sirius nanti. James mengucapkan terima kasih karena sudah memberitau hal itu pada mereka.
"Ini bukan berita yang bagus,"kata Remus angkat bicara. Mereka berempat mengangguk mengiyakan dan Sky bisa melihat Lily yang terlihat mencemaskan anaknya itu.
Sky menyuruh mereka bertiga untuk pergi terlebih dahulu,sedangkan Sky dan Sirius akan menjemput anak mereka. Keesokan harinya, barulah Carina dan Anna baru bisa mendapat izin. Setelah mengatakan jika mereka ada urusan keluarga yang mendesak,walau ada penganggu yang membuat Sky ingin memberikan ramuan racun padanya. Selesai mendapat izin dari Dumbledore,mereka baru bisa menjenguk Arthur bersama dengan yang lain. Sky meminta para remaja untuk menunggu diluar sementara,ia butuh ketenangan selama memeriksa Arthur.
Mereka mengangguk menurut karena sedikit takut melihat wajah Sky yang terlihat menyeramkan jika sedang serius.Padahal Sky tidak melakukan apa-apa,Sirius diam -diam tersenyum geli mengingat kembali saat dulu ada yang terlihat segan mendekat ke arah Sky. James mengerutkan keningnya menatap bingung ke arah Sirius dan Sirius hanya menggeleng pelan. Sky membuka perban luka dari Arthur dan melihat darah dari luka itu terus keluar banyak. Tak ada perubahan sama sekali dari luka Arthur,Sky mengayunkan tongkatnya pada luka itu sambil menggumamkan mantra. Ular yang menyerang Arthur adalah ular yang sangat berbisa dan ia merasa ada yang aneh dengan ular itu.
"Arthur,aku akan memberikan ramuan nanti pada Molly atau pada salah satu anakmu. Olesi ramuan itu dua kali sehari pagi dan malam. Kuharap kau tidak mencoba untuk melakukan hal yang aneh dengan lukamu. Jika tak ingin luka itu semakin parah dan membuat kakimu harus dipotong," Arthur menatap ngeri ke arah Sky tanpa sadar ia memegang kakinya yang terluka.
Arthur mengangguk mengiyakan dengan patuh, Molly menghela napas lega dan mengucapkan terima kasih pada Sky. Sky hanya mengangguk mengiyakan dan setelahnya ia membiarkan James bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Arthur mengangkat bahunya ringan dan mengatakan jika kejadian hampir mirip seperti yang Harry katakan. Sirius menyilangkan tangannya dan mengerutkan keningnya berpikir. Tak mungkin Harry bisa masuk ke dalam pikiran ular itu,kecuali jika ia merasuki ular itu. Sky menyenggol lengan Sirius dan membuat Sirius tersentak kaget,lalu tersenyum tanpa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save
FanfictionBagaimana jika kejadian memgerikan itu memiliki ending yang berbeda. Dan apakah masa depan Harry memiliki masa depan yang berbeda atau sama. Tapi ini bukan kisah bagaimana Harry yang selalu berhadapan dengan maut. Ini kisah bibi dan orang terdekatny...