Chapter 20

74 9 0
                                    

Inggris tak lagi aman,bahkan Azkaban bukan lagi tempat yang aman memenjarakan para penjahat. Dengan mudahnya penjahat di dalam Azkaban kabur dari sana,salah satunya Bellatrix. Seolah mengatakan betapa bodohnya kementrian dengan menampakkan dirinya dengan bangga. Tak takut akan kembali ditangkap oleh para auror dari pihak kementrian. Bahkan suasana di Hogwarts terasa lebih dingin dari sebelumnya. Seolah akan terjadi hal yang buruk di sana, perasaan Sky menjadi terasa tak tenang sejak mengantarkan anaknya bersama dengan yang lain menuju ke kereta.

Mimpi yang datang padanya hanya memperlihatkan kegiatan Harry selama disana. Sibuk menjadi ketua quidditch dan mencari anggota baru untuk mengisi kekosongan setelah si kembar pergi dari kabur serta posisi keper. Ia mengernyit pelan merasa denyut jantungnya berdetak tak beraturan. Pandangan sedikit mengabur dan membuatnya kesulitan menatap disekelilingnya. Tanpa sadar Sky memegang tangan Sirius dengan erat. Membuat Sirius memegang tangan Sky yang terasa dingin saat ia pegang. Ia menatap khawatir ke arah Sky dan bertanya apakah ia baik-baik saja.

Pertanyaan yang diberikan oleh Sirius membuat yang lain menatap ke arah Sky. Mereka mendekat ke arah Sirius dan Sky menatap khawatir pada Sky. Wanita terlihat sangat pucat sekarang tak ada terlihat rona diwajahnya. Setelah pandangan Sky kembali normal,ia tersentak kaget melihat dirinya menjadi pusat perhatian. Ia tersenyum canggung dan mengatakan jika dirinya baik-baik saja hanya terlalu lelah saja. Setelah memastikan Sky benar-benar baik-baik saja,barulah mereka kembali ke markas. Masih ada yang harus mereka urus selama anak-anak di Hogwarts.

"Berhati-hatilah selama disana Remus,jangan lupa bawa ramuan milikku,"kata Sky berpamitan pada Remus. Pria itu mendapat misi masuk ke dalam kelompok manusia serigala dan menjadi mata-mata juga mengajak mereka bekerja sama dengan order.

"Jangan kembali dengan luka yang tidak kau urus seperti beberapa tahun lalu,"kata Lily memperingati Remus.

"Hahaha...kalian seperti kakak melepas adiknya pergi,"sahut Sirius dan tertawa lepas. Walau ini bukan waktu yang tepat untuk bercanda,tapi perkataan Sirius membuat suasana lebih cair.

"Kau benar Padfoot,jaga dirimu disana adik kecil kami yang manis,"kata James dengan tatapan jahil. Remus memutar bola matanya malas, padahal mereka memiliki umur yang sama.

"Ya ya ya,kalau begitu aku pamit sampai jumpa lagi entah kapan itu,"kata Remus dan tersenyum tipis pada mereka berempat. Penyemangat dan juga penompang dirinya selama ia terpuruk, mereka melepas kepergian Remus dengan hangat. Bukan karena mungkin Remus sudah gila karena frustasi.

Setelah Remus pergi,kini mereka sibuk mengerjakan tugas mereka masing-masing. Ada yang mengawasi hogwarts,membuat ramuan, mengajak kerja sama dengan makhluk gaib. Serta ada juga yang mengawasi gerak gerik dari kementrian. Suasana di markas cukup tegang karena mereka tak tau kapan akan terjadinya penyerangan. Sky terbangun dari mimpinya,kini mimpi yang tak masuk akal baginya. Bagaimana bisa ada yang menghianati order dan membuat kekacauan dari Hogwarts. Ia memijit pangkal hidungnya pusing dan memilih bangkit dari kasur dengan perlahan.

Saat sedang mengisi air didalam cangkirnya, ia menyadari ada seseorang dibelakangnya. Hingga orang itu bersuara meminta minuman butterbear pada Sky. Sky dalam diam mengambilkan pesanan untuk orang itu dan memberikannya pada orang itu. Ia hanya diam saat orang itu tersenyum penuh arti pada dirinya. Albus Dumbledore,orang yang kini duduk santai didepan Sky. Sky meminum airnya dengan pelan menunggu pria berjanggut putih itu berbicara terlebih dahulu. Saat ia berbicara terlebih dahulu, Sky terdiam sejenak mendengarnya namun kembali meminum air putihnya.

"Seperti yang anda katakan,saya memang melihat anda disana,"kata Sky dan melirik ke arah tangan yang entah sejak kapan menghitam. Ia tak pernah mengatakan pada sang kepala sekolah itu jika ia melihat masa depan melalui mimpinya. Entah dari mana Dumbledore tau jika ia memiliki kemampuan itu,seperti sekarang ia tak perlu lagi menyembunyikannya.

"Tubuhku sudah mulai melemah,bahkan aku tak mampu menahan kekuatan mengerikan ini,"kata Dumbledore menyadari arah pandangan Sky. Ia mengelus tangannya yang menghitam dengan pelan.

"Sihir hitam? Cukup sulit menemukan cara untuk menyembuhkannya,hanya dengan ramuan membuat anda menjadi tak gila karena sihir hitam itu,"Dumbledore terkekeh pelan dan mengatakan jika ia sudah meminta Severus untuk mencari ramuan yang bisa menahannya selama mungkin.

"Aku bisa membantu anda jika anda mengizinkan saya untuk tau penyebab dari tangan anda,jika anda bersedia memberitau sihir hitam apa itu mempersempit jalan keluar untuk mengatasi hal yang terburuk nantinya,"kata Sky dengan nada serius.

Dumbledore tersenyum dan mengatakan jika Sky tak perlu repot-repot mengurus dirinya yang sudah tua. Kematian bisa datang kapan pun pada pria tua sepertinya,ia tak ingin membuat kematian tertunda untuk menjemputnya. Sky menghela napas pasrah,orang yang disegani di dunia sihir itu sudah memasrahkan dirinya pada kematian. Jika memang itu yang diminta Dumbledore ia hanya akan bisa pasrah, penyembuhan hanya bisa dilakukan jika pasien benar-benar ingin bertahan hidup. Dumbledore meminta Sky untuk tidak terlalu membenci Severus karena mimpi itu.

Hanya hal kecil dari apa yang dilihat,tak bisa dipercaya sepenuhnya dengan apa yang wanita itu lihat. Sky menatap lamat pada mata dibalik kacamata setengah milik Dumbledore. Ada banyak rahasia didalam mata sang kepala sekolah itu dan penuh dengan misteri. Ia menghela napas pelan dan mengatakan akan berusaha untuk hal itu. Jika Dumbledore yang meminta tak mungkin menolaknya karena selalu ada alasan dibalik permintaan sang kepala sekolah itu. Dumbledore menatap ke arah Sky dan mengatakan untuk tidak melakukan hal gegabah kedepannya.

"Seburuk apapun keadaan nanti,jangan pernah menyakiti dirimu sendiri untuk menyelamatkan orang lain,kadang egois itu berguna disaat tertentu,"Sky tersenyum tipis dan mengucapkan terima kasih karena sudah mengingatkannya.

"Hah...sudah lama rasanya aku tidak bersantai menikmati butterbear sambil mengobrol dengan orang lain,"kata Dumbledore ringan dan bangkit dari duduknya.

Sky pun ikut berdiri dan berniat mengikuti Dumbledore hendak mengantarnya keluar. Tapi sayangnya sang kepala sekolah itu mengangkat tangannya meminta Sky berhenti. Ia tak ingin Sky mengantarkannya sampai ke depan dan berjalan pelan. Jika dilihat dari belakang,punggung Dumbledore terlihat bugar namun terlihat kesepian. Sudah berapa banyak kejadian yang sudah dialami oleh pria berumur ratusan tahun itu. Mungkin tak satu atau dua kejadian yang dialaminya,Sky memalingkan wajahnya dari dari tempat Dumbledore menghilang.

Dan memilih membersihkan kedua cangkir yang mereka berdua kenakan. Sky tersentak kaget mendengar suara yang muncul saat peri rumah milik keluarga Black itu muncul. Ia mengerutkan keningnya melihat Kreacher menatapnya dengan tatapan jijik dan sinis. Sudah terlalu lama ia terkontaminasi dengan ajaran mengerikan keluarga Black itu. Kadang peri rumah itu muncul saat Lily dan Sky sedang berada ditempat yang sepi. Atau saat sedang bersantai bersama dengan lain,ia hanya memberikan tatapan jijik dan mengatakan dengan ringan betapan kasihannya rumah majikannya telah terkontaminasi oleh kehadiran penyihir muggleborn.

"Jika kau ingin menghina atau mengejekku, sebaiknya jangan sekarang aku sudah lelah ingin istirahat,"kata Sky sebelum peri rumah itu mengatakan hal aneh-aneh lagi. Seolah tak mendengarkan Sky memilih kembali ke kamarnya berniat untuk istirahat.

SaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang