Prologue

5.2K 412 14
                                    

NORMAL P.O.V

"Jadi dia akan kemari?" Tanya seseorang

"Huft.. baiklah nanti aku akan tanyakan pada bos ku apakah boleh atau tidak memberikannya tempat tinggal di dekat tempat ku bekerja" lanjut nya

"Baiklah.. kalau begitu ku matikan dulu teleponnya" ujar orang yang sama

Orang yang menelepon barusan langsung memutuskan sambungan telepon dan kembali menghisap puntung rokok yang berada diantara jari tengah dan jari telunjuknya. Menghembuskan asapnya sambil menatap langit malam yang di terangi oleh sinar bulan dan di hiasi bintang-bintang.

Wajah tampan pria itu nampak sedikit muram karena pikiran yang begitu kacau di kepalanya. Ia saat ini sedang dilema, menerima permintaan orang di telepon tadi atau tidak. Tapi jika ia menolaknya maka akan berdampak cukup buruk untuk dirinya.

"Apa aku.. tanyakan saja dulu ya?" Gumam orang itu

Setelah berpikir selama beberapa saat, orang dengan jenis kelamin pria itu langsung mematikan puntung rokoknya dan berjalan keluar dari kamarnya. Ia melangkahkan kaki jenjang yang terbalut celana mahal dan sepatu pantofel itu menyusuri koridor mansion yang ia tinggali saat ini.

Suara pantofel nya yang beradu dengan lantai marmer terdengar cukup nyaring dan jelas di koridor yang sepi dan panjang itu

Setelah beberapa saat berjalan di koridor, akhirnya pria itu sampai di depan sebuah pintu berwarna coklat yang berukuran cukup besar. Tangan besar pria itu mengetuk pintu coklat itu beberapa kali sebelum membukanya kemudian masuk.

Di dalam ruangan itu terlihat seorang pria berambut putih dengan potongan under cut yang sedang duduk di kursi nya ditemani oleh 2 orang pria dengan warna surai yang sama. Hanya saja yang satu surai nya lebih pendek dan satunya wolf cut.

"Ada apa kau kemari Mochi?" Tanya pria surai putih itu

Pria yang dipanggil Mochi itu berjalan mendekati meja pria berambut putih lalu menghela napas sekilas.

"Aku.. ingin minta izin pada mu" ujar Mochi

"Apa?" Tanya pria rambut putih

"Aku memiliki seorang keponakan dan dia ingin tinggal bersama ku selama sebulan, bolehkah dia tinggal bersama kita disini?" Tanya Mochi

"Kau tau kan siapa kita dan apa status kita sekarang ini?" Tanya pria rambut putih

"Tentu aku sangat sadar akan kita semua saat ini.. tapi aku janji dia akan tutup mulut mengenai kita semua" jawab Mochi mantap

"Yakin sekali huh? Bagaimana kalau apa yang kau katakan barusan itu malah tidak terbukti?" Tanya pria surai putih

"Aku bersedia mati di tangan mu" jawab Mochi dengan penuh keyakinan

Pria berambut under cut itu menatap mata Mochi sejenak. Ia sama sekali tidak melihat keraguan disana, begitu juga dengan 2 pria yang senantiasa menyimak percakapan antara keduanya.

"Kenapa dia ingin tinggal bersama mu? Apa dia tak tau kalau pamannya seorang kriminal?" Tanya nya

"Dia tidak tau apa-apa sama sekali mengenai ku" balas Mochi

"Lalu kenapa kau meminta nya untuk tinggal disini? Kenapa tak di penthouse milikmu saja?" Tanya si surai putih

"Aku tak berani membiarkannya tinggal sendirian tanpa pengawasan, walau ia sudah remaja.. aku sebagai paman bertanggung jawab penuh pada ponakan ku.." jawab Mochi

Mendengar jawaban yang terlontar dari mulut Mochi dengan begitu mudahnya membuat ketiga pria yang sedang menatapnya seketika terkejut. Mereka tak percaya bahwa seorang kriminal seperti Mochi yang memiliki wajah sangar dan brewokan ternyata adalah seorang Family Man.

You Belong To Us! (Bonten x Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang