Chapter 23

841 94 9
                                    

NORMAL P.O.V

Setelah kejadian itu, y/n jadi malu untuk bertemu dengan para petinggi Bonten bahkan pamannya sekaligus. Y/n bahkan sampai mengurung dirinya di kamar sangkin malunya. Mereka berusaha untuk membujuk gadis itu agar mau keluar dari kamarnya tapi sepertinya usaha mereka sia-sia saja.

"Y/n?" Panggil Mochi sambil mengetuk pintu kamar y/n

Hening. Tidak ada jawaban dari gadis itu. Y/n masih mengurung dirinya di kamar bahkan sampai menutupi seluruh tubuhnya dengan menggunakan selimut.

"Kenapa harus begini?! Aku kan malu sekali!" Rutuk gadis itu dalam batin

"Y/n! Jika kau tak mau keluar akan ku hancurkan pintu ini dan juga semua ruang game mu!" Teriak Mikey mengancam

Mendengar ancaman yang begitu berbahaya bagi y/n, gadis itu langsung keluar dari selimut dan menatap kearah pintu.

"1!"

"2!"

Baru saja di hitungan kedua, pintu kamar y/n tiba-tiba saja terbuka sedikit. Semua petinggi Bonten berkumpul di depan kamar y/n tentu saja merasa ada secercah harapan di dada mereka karena melihat pintu kamar sang pujaan hati tersayang terbuka.

Terlihat y/n mengintip dari celah pintu dengan mata sedih. Lebih tepatnya ia sedang menahan malu. Semuanya tentu saja melihat itu.

"Dengar y/n, kau tidak perlu sampai mengurung diri seperti hanya karena kejadian tadi" jelas Koko

"Ini bahkan sudah malam dan kau sama sekali belum makan apa-apa dari pagi" lanjut Koko

"Awalnya kami mengira kau terluka.. tapi ternyata Kakucho mengerti apa yang terjadi padamu.. jadi itu hal yang wajar" timpal Ran

"Ayo keluar" ajak Mikey

Y/n masih terdiam menatap para pria tampan yang ada di hadapannya.

"Keluar atau ku hancurkan?" Ancam Mikey lagi

Y/n mau tak mau mulai membuka pintu kamarnya dengan lebar. Ia tak ingin perangkat game yang sudah pamannya sediakan untuknya hancur hanya karena masalah sepele.

Bonten cukup terkejut melihat kondisi y/n saat ini. Mata sembab, bibir kering dan rambut yang berantakan. Ran langsung maju dan memeluk gadis itu. Mencoba menenangkan sang pujaan hati. Tapi sayangnya sikapnya disalah artikan oleh yang lain.

Rindou dan Sanzu langsung menghajar Ran karena dianggap mencuri start lebih dahulu. Bahkan Mikey sampai memberikan deathglare pada pria jangkung itu.

"Ran.. mau mati dengan cara apa?" Tanya Mikey

"Ampun bos" balas Ran takut

Takeomi dan sisanya hanya bisa menghela napas melihat kejadian tersebut dan kembali menatap kearah y/n yang masih terlihat malu-malu itu.

"Kemari nak" panggil Mochi

Y/n langsung berlari kecil kearah paman nya dan tentu saja langsung dipeluk oleh pria yang berstatus paman nya itu. Mikey dan yang lainnya mau marah, tapi ingat jika bukan karena Mochi, mereka tidak akan bertemu dengan si manis imut yang satu ini.

"Sabar.. sabar.. Mochi kan hanya paman nya saja" batin para petinggi Bonten kecuali Mochi

"Sudah.. jangan menangis lagi, nanti cantiknya kesayangan paman hilang" ujar Mochi dengan nada lembut

Y/n menatap Mochi dengan tatapan sendu lalu mengangguk. Ia bahkan memeluk pamannya dengan erat sambil ndusel-ndusel di dada bidang pamannya itu. Mochi hanya tersenyum lembut dan mengelus surai (h/c) itu dengan lembut juga.

You Belong To Us! (Bonten x Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang