Chapter 32

457 52 3
                                    

NORMAL P.O.V

Akibat kejadian tadi. wajah Sanzu benar-benar bonyok karena di injaki oleh anggota Bonten yang lain. Ia menyalahi para rekan kerjanya yang lain tapi ia tidak berani untuk menyalahi Mikey. Mengingat pria boncel itu adalah orang yang ia agung-agungkan layaknya Dewa.

Ia tengah terduduk termenung di ruang tengah sambil memengangi wajahnya yang bonyok dimana-mana. Ia juga tidak bisa menyalahkan y/n akan hal ini. Yang penting gadis itu bisa tertawa lepas karena dirinya. Walau bukan 100% dari dirinya.

Y/n berjalan mendekati Sanzu sambil menahan tawanya dan dengan perlahan ia duduk disamping pria itu serta menempelkan kompres es batu pada wajah tampan pria itu.

"Maaf ya" ujar y/n

Sanzu tidak menjawab perkaatan y/n barusan dan hanya berdehem saja. Mood nya sedang jelek sejak dari tadi. Ia ingin marah pada y/n, tapi ia tidak bisa. Entah kenapa setiap melihat wajahnya membuat amarah dalam dirinya langsung reda begitu saja.

Di satu sisi, karena merasa bersalah akibat dirinya yang membuat Sanzu menjadi seperti ini, y/n memutuskan untuk mengobati wajah Sanzu agar bonyoknya cepat menghilang.

Dengan lembut dan perlahan, tangannya menempelkan kompres es batu ke wajah pria itu sambil memindahkannya dari sisi yang satu ke sisi yang lain agar seluruh lebah di wajahnya bisa menghilang secara merata.

Sanzu sendiri sama sekali tidak protes pada y/n. Ia hanya diam dan membiarkan gadis itu mengobati wajahnya. Sekalian hitung-hitung modus ke gadis itu karena wajahnya bisa dipegang-pegang olehnya.

"Tahan ya" gumam y/n

Gadis itu menekan sedikit lebam di wajah Sanzu yang membuat pria dengan surai gulali itu langsung meringis kesakitan. Siapa yang gak sakit kalau lebamnya di tekan sedikit. Untung nya Sanzu bukan anak yang cengeng. Ia hanya meringis kecil setelah wajahnya ditekan sedikit oleh y/n.

Setelah sudah selesai dengan kegiatan mengompres wajah Sanzu, y/n mengambil salep kecil yang ia bawa dan mengoleskannya pada wajah pria itu dengan perlahan dan secara merata.

"Ini adalah obat racikan dari keluarga ku, ini bisa membantu mu menghilangkan sakit dan lebam dalam waktu cepat.." jelas y/n

Sanzu tidak menjawab perkataan y/n lagi dan hanya mengangguk kecil kemudian memejamkan kedua matanya, menikmati sentuhan lembut gadis itu pada wajahnya.

Sensasi geli dan menyenangkan menyatu dalam dirinya saat ini. Siapa yang gak senang disentuh oleh crushnya sendiri.

"Baiklah sudah.. jangan disentuh dulu ya sampai kering" ujar y/n

Sanzu hanya diam dan menatap kearah y/n. Gadis itu menatap Sanzu dengan tatapan bingung. Perlahan tapi pasti, Sanzu bergerak maju kearah y/n dan menggunakan tangan kanannya untuk menahan dagu y/n agar gadis itu tidak bisa berpaling darinya.

"S-sanzu? K-kau mau ngapain?" Tanya y/n dengan nada gugup

Pria itu masih tidak menjawab perkataan y/n. Ia malah semakin mendekatkan wajahnya ke arah sang gadis dan memaksa gadis itu untuk terus menatapnya.

Semakin lama bibir mereka semakin dekat. Bahkan y/n bisa mencium aroma napas Sanzu yang memiliki aroma khas obat-obatan yang dicampur dengan alkohol.

Tangan Sanzu bahkan tidak tinggal diam kali ini. Tangan kanannya dengan perlahan memeluk pinggang gadis itu sedangkan tangan kirinya bergerak menuju ke tengkuk gadis itu dan memegangnya. Seolah menahannya agar tidak menjauhkan wajahnya.

Tangan kiri tadi selain untuk menahan gadis itu, juga ia gunakan untuk mendorong gadis itu agar semakin dekat dengannya. Membuat lambat laun, bibir kedua insan itu semakin dekat dan hampir menyatu.

You Belong To Us! (Bonten x Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang