Chapter 31

389 47 1
                                    

NORMAL P.O.V

Di sisi lain, terlihat ada beberapa pria yang tengah menatap satu sama lain dengan tatapan kesal dan dingin. Seolah tengah terjadi perang dingin diantara mereka. Ya, memang iya. Mereka masih kesal dengan kejadian tadi.

Mereka bersusah payah membujuk y/n agar tidak marah lagi pada mereka, tapi Kokonoi dapat melakukannya dengan mudah hanya dengan sebuah kunci brankas. Belum lagi dapat bonus kecupan di pipi dari sang pujaan hati.

"Akan ku bunuh kau jika mendekati keponakan kecil ku" ancam Mochi sambil menatap Kokonoi dengan tatapan tak suka

Yang di tatap hanya menyeringai sambil melirik dari mata sipitnya tetapi jari-jemari panjangnya masih sibuk menggeser uang-uang yang ada di genggamannya saat ini. Ia sedang masih asyik menghitung uang yang ia dapat barusan.

Ia sangat suka dengan beberapa anak buah milik Bonten yang bisa mengumpulkan setoran tepat waktu, bahkan sebelum masa nya tiba. Biasanya akan ia berikan bonus.

"Jika keponakan kecil mu menyukai ku, kenapa kau harus melarang ku untuk mendekatinya?" Tanya Kokonoi dengan seringaian khasnya

Merasa tak terima dengan perkataan Kokonoi barusan membuat Mochi kembali tersulut emosi. Ia hendak bangun untuk menghajar Kokonoi jika saja mereka tidak mendengar suara deheman dari seseorang.

"Ekhem"

Mochi langsung kembali duduk di tempat awalnya. Siapa lagi kalau bukan Mikey yang berdehem barusan. Ia masih ingin hidup untuk melindungi keponakan kecil nya dari singa buas yang ada di sekitar keponakannya. Termasuk Mikey sendiri.

Ia tak sudi jika keponakan kecil tersayangnya harus menjadi pasangan salah satu dari rekan kerja nya. Setidaknya ia ingin keponakannya mendapatkan pasangan hidup yang baik dan mapan serta mendapatkan uang bukan dengan cara kotor.

Ia ingin y/n mendapatkan pasangan yang terbaik dan sangat menyayanginya bukan karena wajah atau tubuhnya. Sungguh tipikal paman idaman.

Kokonoi hanya bisa menyeringai dengan penuh kemenangan dan mulai menghitung uang-uang yang ada di dalam kantong dan dompetnya.

Mikey terduduk di sofa dan memakan taiyaki kesayangannya sambil memikirkan sesuatu.

"Kalau y/n suka uang.. ku berikan saja semua uang yang ku punya.. tapi aku tak sekaya Koko, palak saja kali ya?" Batin Mikey bertanya

"Koko" panggil Mikey

Koko tidak menjawab dan hanya menoleh kearah pria dengan surai platinum itu dengan tatapan bertanya.

"Berikan aku uang mu" perintah Mikey

"Mau berapa banyak?" Tanya Koko

"Semuanya" jawab Mikey singkat, padat, ngenges

Koko hanya bisa menghela napas dan tak protes sama sekali. Ia menyerahkan dompetnya dan segala isinya bahkan uang yang ada di luar dompetnya ke pria dengan surai platinum itu.

Mikey melirik sebentar dan langsung mengambil dompet dan uang tersebut tanpa berpikir panjang, dan langsung menyimpannya di saku celananya.

Yang lain hanya bisa terdiam dan terkejut melihat kejadian berikut. Menyebalkan memang bos mereka. Baru sadar.

Tak lama setelah itu Mikey langsung pergi meninggalkan tempat tersebut dan berjalan menuju ke suatu tempat.

Mochi nampaknya mulai mengerti apa yang dimaksud oleh Mikey tadi. Ia memutuskan untuk mengikutinya dengan perlahan dari belakang.

Sanzu sendiri yang melihat Mochi mau mengikuti tuannya itu, dengan sigap langsung mencegat Mochi dan mengancamnya dengan menggunakan katana kesayangannya.

You Belong To Us! (Bonten x Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang