Chapter 22

926 95 6
                                    

NORMAL P.O.V

Keesokan harinya, y/n bangun lebih awal dari biasanya. Ia nampak gelisah dan juga keringat dingin. Entah apa yang membuatnya menjadi seperti itu.

"Aduh.. bagaimana ini?" Gumam nya dengan nada panik

Gadis itu bahkan hingga guling-gulingan di kasur karena merasa semakin gelisah. Peluh yang sebesar biji jagung itu kerap kali muncul dan mengalir ke bawah dari pelipis kepala gadis itu.

"Rasanya sangat menyiksa" batin y/n meringis

Dengan perlahan gadis itu mencoba untuk merubah posisi tidurannya menjadi duduk. Dengan sangat terpaksa ia mencoba meraih ponselnya yang terletak diatas meja nakas disamping kasurnya, membuka kunci nya lalu membuka salah satu aplikasi chat yang sering ia gunakan.

Jari cantik itu menari diatas layar ponsel pintarnya hingga akhirnya ia menemukan sesuatu yang ia cari. Tanpa basa-basi, ia langsung menekan layarnya lagi.

Tutt.. tutt..

"Halo?"

"Ucho.." lirih y/n

"Y/n?! Kau kenapa?! Apa yang terjadi pada mu sampai suaramu begitu?!" Panik pria di seberang sana, Kakucho

"Ah tunggu!" Pekik Kakucho

Tut!

Telepon seketika langsung mati. Y/n menatap ponselnya dengan wajah -_-. Tak lama kemudian, Kakucho langsung membuka pintu kamar y/n dan berlari mendekati gadis itu dengan wajah panik.

"Apa yang terjadi pada mu?! Kau terluka?! Atau ada penyusup di kamar mu?!" Tanya Kakucho dengan nada panik

"Uh.. aku tak apa" balas y/n

"Kalau kau tak kenapa-napa, kenapa kau begitu suaranya?" Tanya Kakucho cemas

"Uh.. aku.." ujar y/n dengan wajah memerah

Kakucho menatap gadis yang ada di hadapannya dengan wajah cemas dan sangat menunggu jawaban dari bibir kecil gadis itu.

"Aku.. datang bulan, aku lupa beli pembalut" lirih y/n dengan wajah memerah

"Lho? Bukannya Mochi sudah belikan untuk mu?" Tanya Kakucho

"Ukurannya tak sesuai" lirih y/n

Kakucho menghela napas kecil lalu membaringkan y/n kembali ke kasur dan meninggalkan gadis itu sendirian. Y/n yang melihat itu hanya menunduk.

"Sepertinya Ucho marah pada ku karena mengganggu hari nya.." batin y/n merasa bersalah

Tak disangka, beberapa saat kemudian Kakucho kembali dengan sebotol tempat air hangat khusus untuk datang bulan, selimut lembut, camilan dan juga beberapa jenis pembalut yang kemungkinan besar bisa digunakan oleh y/n.

"Eh?" Beo y/n

Kakucho tersenyum lembut lalu meletakkan tempat air hangat itu di perut y/n dengan perlahan. Setelah itu ia tak lupa menyelimuti y/n dengan selimut lembut yang tadi ia bawa.

"Aku tak pernah membeli barang ini, aku harap yang ku beli ini bisa di pakai untuk mu" jelas Kakucho

Kakucho mengeluarkan beberapa kotak pembalut dari kantung plastik yang menggantung di pergelangan tangannya dan memperlihatkan pembalut itu pada y/n. Y/n menatap pembalut itu dan membaca nya dengan seksama.

"Kau membeli pembalut yang benar dan yang biasa ku pakai" ujar y/n dengan wajah memerah

"Syukurlha" balas Kakucho dengan nada lega

You Belong To Us! (Bonten x Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang