Salahkan tangan Mark yang menarik bajunya lebih kuat hingga membuat ciuman tak diinginkan terjadi.
Debaran jantung sungguh menggila ketika ingatan itu kembali datang. Sudah berkali-kali Taeyong melenyapkannya akan tetapi peristiwa itu selalu berputar di otaknya bak kaset rusak.Bagaimana bibir tebal Jaehyun menempel di atas bibirnya, jangan lupakan tatapan mata yang membuat Taeyong terbius dan tenggelam di dalamnya. Apabila Mark tidak meronta di dalam pegangan Jaehyun, maka ciuman itu pasti belum berakhir karena pikiran yang mendadak buntu.
Hanya ada kata 'maaf' yang keluar dari kedua bibir mereka, diikuti rasa canggung dan keterkejutan, bahkan saat makan siang pun tak ada yang ingin membuka pembicaraan.
Dan pagi ini mereka hanya sarapan bertiga, Tuan dan Nyonya Jung baru saja berangkat menuju rumah keluarga utama, Ibu dari Yunho meminta sang menantu untuk pulang, rindu katanya. Dalam waktu dua minggu ke depan, mereka akan berada di sana. Semua jenis pekerjaan perusahaan akan di ambil oleh Jaehyun.
Suasana canggung masih terlihat jelas saat mereka sarapan tadi, Taeyong tahu kalau Jaehyun senantiasa menatapnya dengan pandangan aneh, tubuh Taeyong merinding dibuatnya. Beberapa kali ia melirik maka saat itu pula mata Jaehyun masih menatapnya, hingga dia bisa bernapas lega ketika pria bertubuh tegap tersebut pergi ke kantor, menyempatkan diri untuk mencium pipi Mark sebelum ia benar-benar pergi.
Membuang waktu bukanlah kebiasaan Taeyong, setelah selesai dengan urusan sarapan maka ia akan ke kamar untuk memandikan sang anak terlebih dahulu, memastikan Mark baik-baik saja ketika ia tinggal. Batita itu tampak sibuk dengan pensil warna serta buku cerita bergambar yang di belikan oleh Jaejoong.
Setengah hari ia habiskan untuk membersihkan rumah, mencuci pakaian dan memasak makan siang untuknya dan Mark. Kenapa hanya untuk mereka berdua? Karena Jaehyun tidak akan pulang saat makan siang, pria itu akan sibuk di kantor sampai sore atau tengah malam.
Namun, sepertinya itu tak terjadi hari ini. Taeyong mengerjakan matanya bingung ketika melihat sosok Jaehyun yang memasuki dapur, dan jangan lupakan sosok Mark yang berada di dalam gendongannya.
"Bubu! Malk lapal." Pekik Mark sambil menggoyangkan badannya di dalam gendongan Jaehyun, "Bubu!"
"A-ah? Iya Mark, Bubu hampir siap memasaknya."
Taeyong kembali sibuk dengan acara memasaknya, mengabaikan suara tawa yang menggema di dapur ini. Sebenarnya ia sangat bingung kenapa Mark dan Jaehyun tampak begitu dekat, bahkan dengan Jaejoong saja Mark butuh waktu satu Minggu untuk beradaptasi.
"Kau memasak apa?"
Terkejut. Lelaki mungil tersebut mengelus dadanya pelan dan menoleh ke arah Jaehyun yang sudah berdiri di sampingnya.
"Aku mengejutkan mu?"
"Y-ya begitulah Hyung. Aku hanya akan memasak telur dadar dan kimbap, Mark ingin makan itu katanya. Hyung mau sekalian aku buatkan makan siang?" tanya Taeyong.
Laki-laki bertubuh tegap itu langsung mengangguk, "Mau, terima kasih Taeyong." Dia tersenyum dan berbalik menuju meja makan, menarik Mark ke dalam pangkuannya.
Tak butuh waktu lama bagi Taeyong untuk memasak, menata semua piring di atas meja kemudian melihat dengan jelas bagaimana Jaehyun yang makan dengan lahap, sesekali pria itu akan menyuapi Mark yang masih duduk di dalam pangkuannya.
Bingung rasanya, Taeyong tak tahu harus bereaksi seperti apa. Melihat sang anak yang begitu cepat berinteraksi dengan Jaehyun membuat ia benar-benar bingung, padahal setahunya Mark sangat susah dekat dengan orang lain, bahkan dengan Jaejoong saja membutuhkan waktu satu minggu.
"Mau bermain bersama Mark?" tanya Jaehyun setelah mereka selesai makan.
"Mau!"
"Biar aku saja yang membereskannya Hyung," ucap Taeyong cepat tatkala Jaehyun akan membawa semua piring kotor ke wastafel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake [✓]
FanfictionSebuah kesalahan yang membuat Taeyong menjadi single parent di usia yang masih muda. Alert : 17+ © Machayy0