Bab 20

33.1K 2.2K 67
                                    

Jaehyun tampak bingung dengan sikap Taeyong tiga hari belakangan ini, bagaimana dia yang lebih pendiam bahkan dengan sengaja menghindarinya. Jaehyun semakin bertanya-tanya apa yang terjadi, terlebih bagaimana Taeyong meminta pada Jaejoong agar bisa membujuk Mark untuk menginap tadi.

Perjalan pulang dari rumah keluarga Jung terkesan dingin dan suram, tidak ada dari mereka berdua yang ingin membuka bicara. Terlebih Taeyong tampak gelisah dan berkali-kali melirik Jaehyun yang fokus menyetir, tidak butuh waktu lama. Akhirnya mereka sampai di apartemen, lantas laki-laki cantik itu keluar di ikuti oleh Jaehyun di belakangnya.

Berjalan memasuki kamar, mengambil baju ganti kemudian bergegas ke kamar mandi. Lagi-lagi Jaehyun bertanya di dalam hati, apa dia punya salah hingga istri cantiknya itu mendiami dirinya?

"Taeyong? Bisa dengar suaraku?" tanya Jaehyun seraya mengetuk pintu kamar mandi. Dia tak mendengar suara air dari dalam sana, rasa khawatir menguasai diri. "Sayang?"

"...."

Mau tak mau Jaehyun mendorong pintu yang terkunci, dia membuka paksa benda tersebut kemudian diam terpaku. Melihat dengan jelas bagaimana Taeyong terduduk di bawah shower dengan tubuh telanjangnya, wajah itu tampak kacau dan merah, seperti habis menangis.

"Kau kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Jaehyun khawatir, dia berlari mendekati Taeyong dan memegang bahu nan lebih kecil.

"Katakan padaku, kau kenapa sayang?"

Bukannya menjawab, Taeyong malah diam dan kembali menumpahkan air mata. Dia menundukkan kepala tak siap untuk menatap manik mata Jaehyun yang menatap penuh kekhawatiran.

"Baiklah aku tidak akan memaksamu untuk mengatakan apa yang terjadi," ujar laki-laki tampan itu memeluk Taeyong. Dia tanpa ragu menggendong tubuh mungil tersebut keluar, mencoba menghilangkan pikiran kotor yang sudah menghantui otaknya karena Taeyong yang dalam keadaan telanjang bulat.

Memakaikan baju pada Taeyong kemudian mendudukkan laki-laki cantik itu di ranjang, Jaehyun duduk di sampingnya seraya mengeringkan rambut Taeyong dengan lembut. Cukup lama dalam keheningan, akhirnya Taeyong mendongak dan menatap mata Jaehyun ragu.

"Maaf," ungkapnya dengan suara lirih.

"Untuk apa? Aku pikir kau tidak melakukan kesalahan apapun."

"Maaf karena sudah mendiamimu, aku hanya cemas dan tak tahu harus menjelaskannya, maafkan aku."

Jaehyun tersenyum dan meletakkan handuk di atas kepala Taeyong begitu saja, dia memeluk laki-laki cantik tersebut dengan sayang.

"Katakan saja, aku akan coba untuk memahaminya. Untuk apa kita menikah jika tidak saling terbuka? Masalahmu adalah masalahku, jadi jangan sungkan. Oke?"

"Jesica datang beberapa hari yang lalu, dia meminta maaf karena tidak bisa datang pada hari pernikahan kita."

Jaehyun mengangguk, "Dia sudah mengatakan itu padaku."

"Benarkah?"

"Iya. Lalu di mana letak kesalahannya sampai kau tampak begitu frustasi seperti saat ini?"

"Dia bilang dia pernah menyukaimu, sudah lama dia memendam perasaannya padamu dan memberikan beberapa kode tapi kau tidak peka, berakhir Jesica menyerah dan memilih orang lain. Dia sempat mengatakan beberapa hari ini kau tampak begitu tertekan saat bekerja."

Taeyong menghela napas dan melepaskan pelukan mereka, dia menundukkan kepala karena tak bisa menyelesaikan ucapannya.

"Ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan, aku bukannya tertekan tapi memang itulah diriku, berpikir untuk menyelesaikan semuanya dengan cepat dan bisa menghabiskan waktu dengan mu dan Mark----"

Mistake [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang