_⌜19⌟_

11 5 0
                                    

Murid-murid kelas 12 kini disibukkan dengan persiapan acara tahunan yang menjadikan mereka sebagai pemain utamanya. Dimulai dari tema, tempat, serta tujuan dari program yang akan mereka jalankan selama dua hari ke depannya. Ditambah dengan kegiatan ekstrakurikuler yang mengharuskan anggotanya untuk menampilkan karya-karya mereka sebagai bentuk promosi. Bukan hanya promosi kepada para PTN-PTN yang menjadi tamu undangan, tetapi untuk para murid baru yang memungkinkan akan masuk ke Wina Dharma.

Beberapa barang-barang mulai diangkut ke sana ke mari. Sisi-sisi ruangan yang digunakan mulai dihias dan diisi dengan berbagai properti yang entah dibeli ataupun disewa. Meskipun acara tersebut diurus oleh murid kelas dua belas, murid kelas 11 dan 10 turut ikut membantu. Tidak ada guru yang mengajar mereka karena sibuk mengurusi acara tersebut. beberapa di antara mereka harus belajar sendiri dan beberapa lagi juga sama sibuknya menyiapkan acara tersebut, siapa lagi jika bukan anggota OSIS.

Setelah beberapa kali rapat dadakan terjadi, beberapa kewajiban dari tugas OSIS berhasil dilaksanakan. Di antara mereka yang tersisa hanya tinggal menunggu acara terlaksanakan. Sisanya sedang mengerjakan laporan-laporan dan pengumpulan data seperti yang diminta para guru penanggung jawab. Begitu juga dengan tiga serangkai, Tora, Wira dan Yuna. Meskipun pada dasarnya mereka satu seksi, Wira harus mengurus bagian acara pengenalan Wina Dharma sedangkan Tora dan Yuna berperang dingin dalam menyelesaikan tugas mereka. Mereka masih belum berbaikan.

Mungkin Yuna masih kesal ataupun dendam pada Tora, meskipun ekspresinya sudah sedikit berubah. Yuna yang biasanya akan menjauh dari Tora dengan jarak dua meter, kini tidak masalah dengan jarak setengah meter. Biasanya gadis itu tidak akan berbicara pada Tora, kini mau mengatakan 'itu, ini, tolong, makasih' padanya.

"Jadi kita ini satpam versi murid, ya?" Wira bersuara ketika melihat Tora dan Yuna duduk di kursi sekitaran perpustakaan.

Wira menatap lembaran kertas yang ad adi tangannya, ada cukup banyak, yang kemunginan berisi apa-apa saja yang harus ia lakukan menjelang acara sekolah dimulai.

"Kayaknya kamu bakal sibuk banget," balas Tora. Ia berdiri dari tempatnya lantas mendekat pada Wira. Matanya tertuju pada kertas yang ada di tangan Wira dan ia memberikan kertas yang ada padanya ke Wira, melakukan pertukaran untuk membaca isi kertas.

Ketiganya terdiam membaca isi kertas yang mereka dapat. Tora cukup kaget membaca isi kertas milik Wira, benar-benar menandakan jika pemuda itu akan sangat sibuk tidak hanya sebelum acara dimulai, Tetapi setelahnya juga. Meskipun Wira tidak akan terlibat secara langsung, tetapi ketika acara tiba, ia harus memutar ke sana ke mari untuk menandakan bahwa tamu akan segera datang.

Pengenalan Wina Dharma dimulai dari aula, tempat acara utama berlangsung. Kemudian berlanjut mengelilingi sekolah, mulai dari labor, ruangan ekskul, serta ruangan kelas. Yang memimpin acara tersebut juga bukan dirinya, waktu luangnya benar-benar setelah acara tersebut selesai saja.

"Tahun ini ternyata orang luar boleh datang dua hari berturut," ujar Wira setelah ia selesai membaca. Ia berkacak pinggang menatap kedua temannya yang lain.

Yuna mengangguk. "Tumben, kan? Biasanya mereka Cuma ngasih izin orang luar masuk di hari kedua."

"Mungkin karena tahun ini dua hari itu dipake buat tamu undangan sekaligus, jadi mau enggak mau dibuka untuk umum dua hari sekaligus." Tora ikut berbicara kemudian mengembalian kertas milik Wira.

"Tapi, daripada kita, Bang Adam kayaknya lebih sibuk daripada biasanya." Wira menatap sosok Adam yang baru saja lewat di depan matanya.

Ketua OSIS itu sedang sibuk berbicara dengan pembina OSIS kemudian pindah lagi berbicara dengan penanggung jawab acara, lalu pindah lagi ke kelas-kelas dua belas. Di tangannya sudah banyak kertas yang ia genggam, entah apa isinya.

Student Council ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang