_⌜21⌟_

12 4 0
                                    

Hari kedua acara sekolah kembali dimulai. Perpisahan Jeremy dan Yura pada Tora, Wira, serta Yuna berujung canggung. Wira tidak mengatakan sepatah kata pun sejak Jeremy selesai berbicara. Ia tidak mengeluarkan ekspresi marah ataupun kesal. Ia hanya terkejut dan tetap seperti itu hingga acara berakhir.

Hanya saja, Wira tidak datang ke sekolah untuk menunaikan tugasnya di hari kedua. Tidak msalah pada seksi kedisiplinan dan norma, tetapi kegiatan memperkenalkan Wina Dharma yang menjadi masalah.

Guru penanggung jawab acara tersebut sibuk berbicara dengan Adam serta pembina OSIS atas apa yang terjadi. Adam terlihat sangat kacau ketika mendengarkan omelan dari guru tesebut.

Dengan mengacak-acak rambutnya, Adam mendekati Tora dan Yuna. "Kalian bisa bantu acara ini dulu? Wira masih enggak bisa dihubungi atau gimana?"

Yuna menatap Adam dengan serius. "Dia minta maaf karena gak bisa hadir, Bang. Cuma, kertas yang biasanya dia pake buat acara itu ada di tas saya, Bang. Dia juga minta tolong buat gantiin tugasnya."

Adam menghela napas lega mendengar kalimat tersebut. "Di situ udah ada teknis penjelasannya setauku. Kalian berdua bantu kegiatan ini. Acara bakal dimulai sepuluh menit lagi." Adam berulang kali menatap jam tangannya, memastikan jika acara akan berlangsung sesuai jadwal.

Adam yang hendak pergi lagi entah ke mana, kembali ke hadapan Tora dan Yuna. "Setelah acara selesai, mau malam atau besok, aku mau dengar penjelasan kalian apa yang sebenarnya terjadi." Setelah itu Adam kembali pergi lagi.

Tora tiba-tiba tersadar atas kalimat seniornya itu dan langsung menoleh pada Yuna. "Kamu .... berarti kamu dengar semua penjelasan Bang Jeremy kemarin?"

Yuna menatap Tora kaget. Ia mendengarkannya, tetapi tidak di hadapan Jeremy dan Yura seperti dua orang itu. ia tetap tidak memberitahukan siapa-siapa karena telah mendengarkan penjelasan tersebut. Dirinya hanya datang ke tempat Tora dan Wira ketika Yura dan Jeremy hendak berpamitan.

"Hei! Ngapain kalian? Cepat ke sini!"

Keduanya tersadar, lantas menuju guru yang mengurus acara pengenalan sekolah. Yuna tidak menjawab pertanyaan sederhana dari Tora.

Dengan kertas yang sengaja disispkan Wira sebelum pulang kemarin, mereka berdua mengurus kegiatan pengenalan tersebut. meskipun beberapa kali sempat melakukan kesalahan, tetapi tidak ada pihak lain yang mengetahuinya dan merugikan ataupun membuat acara terhenti.

Perasaan canggung itu masih terasa di mana-mana. Tidak peduli seberapa keras Tora berusaha bertanya pada Yuna, gadis berbando putih itu tidak mau berbicara. Mungkin masih kesal sejak kejadian di kantin, meskipun Wira sudah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padanya dan mewakili siapa saja untuk meminta maaf.

Ketika acara pengenalan Wina Dharma selesai, Tora dan Yuna mendapat izin untuk istirahat lebih cepat. Mereka berdua memutuskan untuk pergi menuju booth murid kelas 12. Anak dari jurusan IPA membuat booth fotografi dengan tema sky night. Menambahkan bahan-bahan kimia untuk efek tambahan pada bintang-bintang. Murid jurusan IPS membuat booth cosplay peraga pada masa sebelum kemerdekaan. Sedangkan jurusan bahasa membuat screening film pendek yang berdurasi dua puluh menit lebih.

Uang yang mereka hasilkan dari booth akan dikumpulkan dan digunakan untuk jurusan mereka sendiri.

Setidaknya, sebelum penjelasan tentang apa yang terjadi pada Wira sampai terdengar oleh Adam, Tora ingin menenangkan dirinya sendiri.

***

Rapat OSIS diselenggarakan dua hari setelah acara selesai dan aula telah dirapikan oleh sebagian anggota OSIS. Tidak ada percakapan serius di antara mereka, termasuk Tora yang belum menjelaskan apa yang terjadi pada Wira. Bukan karena Tora ataupun Yuna yang tidak mau, tetapi karena Adam masih cukup sibuk pasca acara. Ia terus menerima kritikan dari para guru atas sikap seluruh anggotanya selama acara berlangsung.

Student Council ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang