Hari Pertama

77.3K 279 0
                                    

Pagi ini, adalah pagi yang sangat memalukan seumur hidup ku. Ibu harus melihatku bermimpi yang engga engga, bahkan celana dan seprei sampai basah karena terkena cairan ku.

Setelah selesai mencuci, akupun lanjut mandi dan membersihkan vagina ku. Entah kenapa, rasanya aku masih terangsang membayangkan mimpi tadi. Aku pernah melihat sebuah video yang memperlihatkan seorang wanita sedang memainkan vaginanya dan wanita tersebut terlihat sangat bergairah. Akupun mencobanya dan meraih vagina ku, lalu ku putar putar bagian luar vagina ku menggunakan 2 jari ku.

Rasanya memang geli, tapi tetap saja berbeda. Aku tak merasakan rasa nikmat sama sekali, jadi aku menghentikan aktivitas tersebut dan lalu mandi.

Setelah selesai mandi, ibu menyuruh ku untuk ke kamar yang sebelumnya ditempati Mas Rio untuk dibersihkan.

"Rahmi, abis ini ke kamar nomor 9 ya, tolong diberisihin"

"Bu, aku lagi berusaha ngelupain Mas Rio kok malah disuruh bersihin kamar bekas Mas Rio"

"Ahh kamu ini lebay banget, lagian kaya gak ada cowo lain aja selain Mas Rio"

"Ah Ibu ga akan ngerti-_-"

"Yaudah sana cepet rapihin, nanti gak ibu kasih uang jajan nih"

"Ihh iya iya"

Karena ibu udah ngancem kaya gitu, jadi mau gamau deh aku bersihin kamar bekas Mas Rio. Pas masuk kamar itu, rasanya beda banget. Biasanya, pas masuk langsung tercium aroma harum dari pengharum ruangan, kamar terlihat bersih juga, dan tentunya ada Mas Rio. Tapi kali ini, kamarnya terasa bau dan anyep, padahal baru kemarin Mas Rio pindah.

Saat mulai membersihkan, aku malah teringat dengan "kegiatan" yang biasa aku sama Mas Rio lakukan disini, dan lagi-lagi aku terangsang. Aku merapatkan kedua paha ku seperti sedang menjepit bagian selangkangan ku, untuk menahan rasa terangsang ini. Detak jantung ku pun mulai berdebar dengan cepatnya. Ahh sial aku tak tahan lagi.

Aku mulai memasukan jari jemari ku kedalam celana ku, lalu ku putar putar vagina ku dengan jariku. Entah kenapa, melakukannya di ruangan ini rasanya berbeda dari yang tadi ku lakukan di kamar mandi. Rasanya, seperti ada Mas Rio disampingku.

"Ahhhh" desah ku kecil.

Aku mulai meremas remas payudara ku menggunakan tangan yang satunya sembari aku membayangkan bahwa saat ini, ada Mas Rio dihadapan ku.

"Ahhhhh sshhhh mmmppphhhh"

Aku mulai tak beraturan, rasanya ku ingin menelanjangi diriku sendiri. Aku langsung bergegas menutup dan mengunci pintu, setelah itu ku lucuti seluruh pakaianku dan melanjutkan permainan tadi.

Aku mulai memasukan jari tengah ku ke dalam lubang vagina ku, sedangkan tangan ku yang satunya, meremas remas payudara ku sendiri.

"Ahhhh Massss sshhh kenapa kamu pergi Masss sshhhh" gumam ku sendiri.

Sial, aku mulai merasakan rasa nikmat. Akupun semakin menikmati permainan ku sendiri, dikamar ini, tempat dulu aku dan Mas Rio memadu kasih. Menyatunya kelamin kami, bertemunya kulit kami dan bertukarnya cairan kami, ahh sungguh nikmatnya.

"Masss sshhhhh aaahhhh akuu sayang kamu Massh sshhhhhh"

Aku pun menaikan tempo gerakan jari ku untuk semakin menambah rangsangan. Aku mulai tak terkendali, tubuh ku menggeliat bagaikan cacing yang diberi garam. Desah ku mulai tak beraturan seolah tak perduli akan terdengar keluar.

"Aaaahhhhhhh ssssshhhh aaaaaaahhhhhh Mass Rioooo mmmpphhhhh"

Jantung ku semakin berdebar kencang, darah ku juga mengalir sangat deras. Aku tak bisa mengendalikan diri ku sendiri. Aku benar-benar menikmati permainan ku ini, meskipun rasanya berbeda, tapi ini sungguh enak.

The Story Of Rahmi : From The Gairah StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang