Nostalgia

14K 93 1
                                    

Keesokan paginya, aku terbangun dengan tubuh yang pegal pegal terutama bagian selangkangan ku. Rasanya seperti sehabis lari marathon berkilo kilo meter. Tak banyak yang ku lakukan di hari ini, aku hanya rebahan dikasur dan dikamar nyaman ku. Aku juga mencari cari informasi tentang beberapa universitas, aku lupa kalau aku sudah selesai ujian dan harus segera mencari universitas.

Ngomong-ngomong, setelah kembali dari liburan, aku tak tau bagaimana kabar teman teman ku kecuali Ajeng dan juga Angga. Grup chat juga sepi, tak ada percakapan apapun. Tapi biarlah, mungkin memang mereka semua sedang sibuk.

Keesokan harinya ...

"Tiinnngg" bunyi notifikasi ponsel ku.

Saat ku lihat, ternyata ada pesan dari Marvin. Entah kenapa, rasanya bahagia sekali membaca pesan dari Marvin hehe.

"Hai tuan putri, lagi sibuk nggak ?"

"Hai juga pangeran, engga kok"

"Mmm hari ini ada acara gak ? nanti sore ikut aku yuk, mau nggak ?"

Wihh diajak jalan lagi nih sama Marvin. Duhh tapi kira kira bakal ngesex lagi gak ya, selangkangan rasanya masih pegel.

"Mau kemana vin ?" tanya ku.

"Kerumah temen ku, Mira yang waktu ketemu di restoran"

"Oh emang ada acara apa ?"

"Gapapa sih, aku udah lama aja gak ngobrol sama dia, dia itu sahabat ku. Beberapa bulan terakhir ini dia bilang hidupnya berat dan dia belom cerita apapun. Katanya, malam ini dia mau cerita"

"Loh nanti aku jadi ganggu dong" tanya ku.

"Engga tuan puteri, ini malah dia yang nyuruh aku ngajak kamu, dia kesepian katanya"

"Mmm yaudah boleh, mau jemput jam berapa ?"

"Aku jemput jam 5 yaa?"

"Oke aku tunggu"

Entah kenapa, perasaan ku jadi tak enak. Apa aku cemburu dengan wanita bernama Mira itu ?

Sore harinya, Marvin datang menjemputku. Seperti biasa, ia meminta izin pada ibu sebelum membawa ku pergi.

Setelah meminta izin, kami langsung pergi beranjak ke rumah teman Marvin yang bernama Mira itu.

"Aku bener gak ganggu nih vin ?"

"Engga sayang, aku ngajak kamu memang Mira yang minta"

Duh lagi lagi Marvin memanggilku dengan sebutan sayang. Dia ini sebenarnya bagaimana sih perasaannya pada ku ? selalu memanggil ku sayang tapi tak pernah menyatakan bagaimana perasaannya.

Setelah kurang lebih 1 jam perjalanan, kami sampai disebuah rumah besar namun terlihat sangat sepi.

"Bentar, aku telfon Mira dulu" ucapnya.

"Iyaa"

"Halo Mir, gua didepan rumah lu nih"

Dan setelah itu, Marvin langsung mematikan telfon.

Tak lama setelah itu, pintu gerbang pun dibuka oleh seorang security dan kami dipersilakan untuk masuk.

"Terimakasih pak" ucap Marvin.

"Yoo sama sama"

Ternyata, Mira sudah menunggu di halaman rumahnya. Setelah memarkirkan mobil, Marvin langsung turun dan berlari ketempat ku untuk membukakan pintu.

"Cie elah romantis banget sih" ucap Mira.

"Hehehe iya dongg" jawab Marvin.

"Haii Rahmi, apa kabar ? masih inget gue kan ?" tanya Mira pada ku.

The Story Of Rahmi : From The Gairah StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang