Gairah

27.5K 147 2
                                    

Tak terasa, sudah beberapa hari berlalu semenjak malam romantis itu. Hari ini pun, aku juga sudah selesai menstruasi dan entah kenapa sekitar seminggu tak melakukan aktivitas seks, rasanya rindu. Apalagi, setelah selesai menstruasi rasanya libido seks ku naik cukup tinggi.

Andai saja ku punya pacar, jika aku menginginkannya aku hanya tinggal meminta pada pacarku. Tak seperti sekarang, disaat aku menginginkannya aku tak tau harus meminta pada siapa, lagi pula terlalu murahan jika aku yang meminta duluan pada laki laki yang tak memiliki hubungan dengan ku.

Hah yasudahlah, ku tahan saja. Kalau pun aku masturbasi pun takan cukup membuat ku merasa puas.

Hari-hari pun berlalu cukup cepat, dan aku tak bertemu dengan lelaki manapun, baik Marvin maupun Ezra. Dengan Angga, aku sudah tak mau berhubungan dengannya lagi apalagi jika sampai berhubungan seks.

Rasanya aku tak tahan lagi, aku ingin disentuh, aku ingin ada penis yang masuk ke dalam vagina ku. Apa ku minta saja pada Marvin ? ah jangan. Aku akan dicap murahan jika seperti itu.

Tiba-tiba, aku keingat akan sesuatu. Ada yang namanya mainan seks untuk membantu seseorang memuaskan dirinya sendiri tanpa pasangan. Aku langsung mencarinya di sebuah marketplace dan ya, aku menemukannya. Mainan seks berupa penis yang sangat mirip dengan aslinya.

Nafsuku pun memuncak dan seakan memerintahkan ku untuk segera membelinya. Awalnya, aku masih berfikir akan resikonya, tapi aku juga berfikir kalau tak dicoba takan tau, jadi yasudah akupun langsung memesannya dengan destinasi pengiriman paling cepat.

Keesokan harinya...

"Permisi, pakeett atas nama Rahmi" ucap seorang kurir.

Aku yang sedang dikamar langsung dengan cepat keluar untuk mengambil paket tersebut.

"Iya saya, terimakasih ya mas"

"Iya sama sama"

Ah syukurlah, pengemasannya tak menunjukan bentuk barangnya sama sekali.

"Kamu beli apa mi ?" tanya ibu tiba tiba.

Jantung ku langsung berdegup kencang karna khawatir ibu mengetahui isi paket ku.

"Eh engga bu ini hairdrayer, yg punya ami rusak"

"Ohh yaaudah"

Huhh, syukurlah ibu tak kepo dengan isi paket ku.

Aku langsung bergegas menuju kamar ku dan membuka paket tersebut. Wah, bentuknya benar benar mirip dengan yang asli. Ukurannya juga normal seperti milik manusia pada umumnya.

Rasanya, vagina ku langsung berkedut seolah pertanda bahwa ia ingin segera mencobanya. Langsung saja ku bersihkan sex toy tersebut menggunakan alcohol yang ku punya sampai merata. Setelah itu ku kunci pintuku dan aku pun langsung membuka celana ku.

Aku mulai mengarahkan sex toy tersebut ke vagina ku yang ternyata sudah basah. Ku gesek gesekan disekitar liang vagina ku.

"Ahhhhh" desah ku pelan.

Aku masih belum merasakan nikmat, karena entah kenapa aku merasa malu dengan diri ku sendiri. Desahan ku tadi keluar karena aku merasakan rasa geli akibat sentuhan dengan sex toy tersebut.

Aku pun memejamkan mata ku dan mencoba membayangkan jika Marvin berada didepan ku saat ini.

"Ummmmhhhh vvinnnnnn"

Ya, aku mulai terbawa suasana. Aku mulai merasakan desiran desiran kenikmatann ditubuh ku.

"Aahhhhhh viinnnn enaakkk mmppphhhh ssshhhhh teruss vinnnn"

Tangan kanan ku yang sedari tadi menganggur, kali ini ku gunakan untuk meremas payudara ku sendiri.

"Aahhhhh ssshhhh mmppphhhhh"

The Story Of Rahmi : From The Gairah StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang