POV Rahmi
Suatu Hari, hari dimana Marvin dan Ajeng berhubungan seks.
Tak terasa, hari keberangkatan Ajeng semakin dekat. Padahal, belum lama ini masih 2 minggu lagi, tapi skarang sudah tinggal 5 hari lagi.
"Tinkkk" bunyi ponsel ku tiba-tiba. Saat ku buka, ternyata pesan tersebut dari Marvin.
"Tuan puteri, aku boleh minta tolong gak ?"
Ada apa ini ? tumben sekali Marvin ingin meminta pertolongan dari ku.
"Minta tolong apa vin ?"
"Mmm minta tolong ya hubungan dekat kita dirahasiakan dari siapapun terutama Ajeng"
"Mmm emang kita punya hubungan apa ?"
"Haha maksudnya kan kita lumayan dekat, beberapa kali kita udah jalan mi"
"Ohaha iya tenang aja, belum ada yang tau kok soal ini"
"Terimakasih yaa tuan puteri"
"Iya sama sama"
Ada apa ya ? kenapa kok tiba tiba aja Marvin meminta ku untuk merahasiakan kedekatan kami ? apa aku tanya aja ya ?"
"Emang kenapa vin ?"
"Ohh gapapa hehe kita kan belum ada hubungan apa apa, gak enak aja kalau sampai ada yang tau kalau kita belum ada apa apa"
Belum ? berarti aku sama Marvin akan segera punya hubungan ? gitu gak sih ? Hahah aaa senengggg.
"Mm belum ? berarti kita bakal punya hubungan ? hehe"
"Haha jujur aku gak tau, tapi kita jalanin aja dulu yaa tuan puteri"
Hmm lagi dan lagii, ia masih tak mau memberikan kejelasan tentang hubungan kita.
"Iya iyaa"
"Makasih yaa, aku cuma gamau aja orang orang tau kita deket terus nanti taunya kita gak cocok dan jadi saling asing kan malu"
Sebenarnya, apa yang dikatakan Marvin ada benarnya juga sih, jadi yasudah ku turuti saja apa maunya.
"Iya sama sama" balasku
Dan ternyata chat ku hanya dibacanya saja.
Beberapa hari kemudian..
Sesuai dengan perjanjian kami, beberapa hari sebelum keberangkatan, kami akan kembali berkumpul dirumah Ajeng.
"Buu aku berangkat kerumah Ajeng dulu ya"
"Iyaa hati hati, jangan pulang malem malem"
"Iya bu, aku berangkat ya"
"Iyaa"
Aku berangkat kerumah Ajeng menggunakan ojek online, dan beberapa menit kemudian akupun sampai dirumahnya. Aku sengaja datang lebih pagi karna aku mau bertemu Ajeng lebih lama. Dua hari lagi, aku tak bisa bertemu dengan Ajeng karna ia sudah memulai hidup barunya di Negeri seberang.
"Jeng, gue udah didepan rumah lo" chat ku ke Ajeng.
"Oke mi tunggu bentar ya" jawabnya.
Beberapa saat kemudian, Ajeng membukakan pintu gerbangnya.
"Hai, yuk masuk"
"Iya jeng"
Entah kenapa, dadaku rasanya sangat sesak. Aku seakan tak siap dengan kepergian Ajeng yang padahal masih 2 hari lagi.
"Sini mi" Ajak Ajeng untuk masuk ke kamarnya.
"Huhh gue sedih banget jeng lo mau pergi, sumpah dah dada gue nyesek banget" ucap ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Rahmi : From The Gairah Story
Teen Fiction"Ahhh Mass aahhhhhh sayaannggg aahhhh sshhh Mas sayangggg mmpphhhhh" "Hehe apa Rahmi sayang, manggilin terus sihh" "Shh ohhhhhhh mppphh biariin shh ahh pokoknyahhh akuhhh sshh sayangg Masshh" Setelah ucapan yang keluar dari mulutku, Mas Rio langsun...