DISCLAIMER!!
Pada BAB ini ada beberapa bagian yang cukup sensitif dan beberapa pengetahuan yang kurang baik (tergantung persepsi masing-masing). Untuk setiap adegan dan pembicaraan dibuat MURNI hanya fiktif belaka. Penulis TIDAK BERTANGGUNG JAWAB jika ada yang mencontoh dan mengikuti adegan yang ada atau mempercayai sebagian pengetahuan yang tidak berdasarkan penelitian atau kebenaran. Mohon bijak dalam membaca dan anggap cerita ini hanya sebagai hiburan belaka, terimakasih :)
**
Dipantai....
"Loh vin, Rahmi mana ?" tanya Ajeng.
"Tadi masih dikamar jeng" jawab Marvin.
"Wkwk gimana tadi malem ? enak gak ? pengen tau gue gimana reaksi Rahmi ngerasain peler lo wkwk" ucap Ajeng.
"Hahaha kesakitan sih jeng pas diawal, tapi lama-lama biasa. Bahkan dia berani loh main diatas" jelas Marvin.
"Serius ? gila gak nyangka gue, gue aja gak berani loh karna saking panjangnya tuh peler lo"
"Haha lu cemen jeng"
"Yee emang peler lo kepanjangan -_-"
"Wkwk ngomong ngomong disana cuma ada Ambar sama Rachel, si Angga mana ?"
"Gak tau, tadi sih gue liat dia ke penginapan"
Sementara itu, di tempat Rahmi dan Angga...
"Hahhhhh ngga pelanhh pelaaaannnhhh aaahhhh aaahhh"
Angga benar-benar menyodok ku dengan sangat agresif, bahkan ia juga memaksa untuk ku membuka pakaian ku, padahal ini diluar.
"Ayoo buka" ucap nya.
Sambil terus menyodoku, Angga pun membuka baju dan juga bra ku sehingga saat ini akupun bertelanjang bulat di luar ruangan. Jujur aku takut ada orang lain yang melihat, tapi entah kenapa aku juga merasa keenakan dan adrenalin ku tertantang.
Apalagi, permainan Angga kali ini juga cukup kasar. Ia menjambak rambutku, menampar pantat ku, meremas payudara ku dengan sangat kerass.
"Ahhhhh nggaaa sakiithhh haaahhhhhh aaaaahhhhhhhh uuhhmmmppphhhh"
Selain itu, Angga juga mencupangi bagian leher ku, pundak ku dan bahkan pinggiran payudara ku. Lalu setelah itu, ia melakukan hal yang menurutku lebih ekstrim lagi, ia mencekik sambil menjambak rambut ku. Ia juga menciumi bagian wajah ku dan terus mencupangi leher ku.
"Luu tuh punya guaa! Lu cuma boleh ngewe sama gua!" ucap Angga disamping telinga ku.
Aku tak berkata apapun, aku hanya mendesah kenimatan. Meskipun sakit, tapi entah kenapa aku menyukai permainan kasar ini.
Karna aku tak menjawab ucapannya, Angga bertanya lagi sambil menghentakan sodokannya.
"Mi jawab! Lo tuh punya gua, lu cuma boleh ngewe sama gua!"
"Ahhhhhh iyaahhh guehh punya loohhh shh hahhhhh"
"Lo cuma boleh ngewe sama siapa?!"
"Sama ahhh lloooohh sshh hahhh"
"Sebut namanya!"
"Hahhh aaaahh iyaah akuu cumahh bolehh shhh ngewe ahhh sama Anggaaa"
Setelah ku menyebut apa yang ia inginkan, Angga langsung melepaskan cekikannya dan kembali menciumi ku. Sodokannya juga terasa mulai melambat namun masih cukup terasa keras.
Beberapa menit kemudian, Angga mencabut penisnya dan meminta ku untuk berbalik saling berhadapan. Posisi ini cukup sulit, karna tinggi ku dan tinggi Angga yang cukup jauh perbedaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Rahmi : From The Gairah Story
Roman pour Adolescents"Ahhh Mass aahhhhhh sayaannggg aahhhh sshhh Mas sayangggg mmpphhhhh" "Hehe apa Rahmi sayang, manggilin terus sihh" "Shh ohhhhhhh mppphh biariin shh ahh pokoknyahhh akuhhh sshh sayangg Masshh" Setelah ucapan yang keluar dari mulutku, Mas Rio langsun...