****Dor!
Dinding beberapa meter di samping mereka berlubang setelah Hyunjin membelokkan arah tangan pemegang senjata api demi keselamatannya.
Seluruh pasang mata masih tak mampu bergerak apalagi Jongseong, dia menyaksikan sendiri bagaimana peluru melaju cepat lewat di depan wajah beberapa detik setelah tangan Hyunjin mencengkram erat pergelangannya.
Bengong, mereka seakan telah kehilangan nyawa tatkala pistol benar-benar mengeluarkan peluru seperti candaan beberapa saat lalu.
“Waaaaahhh! Bravo! Bravo!” Hanya Jeno satu-satunya pemandu sorak yang berdiri lalu bertepuk tangan penuh suka cita.
Walaupun peluru tidak jadi menembus kepala Jongseong tetap saja aksi cepat Hyunjin sangat memukau, pergelakannya begitu halus seperti embusan angin.
“Uh, dasar gila,” bisik Jisu diam-diam sambil menutup mulut dengan telapak tangan, takut celaannya didengar oleh telinga tajam Jeno.
Jongseong mendesis pada udara penuh rasa muak, dia langsung melepaskan genggaman Hyunjin di pergelangan tangan, emosi dalam diri yang semula hanya berupa percikan kecil kini semakin tersulut kian membara.
Siapa sangka si gila Jeno malah diam-diam meletakkan kelima peluru sisa dari dalam kantung jas ke atas meja seakan tahu hal menarik lainnya yang bisa ditonton, sudah pasti Jongseong meraih tiga peluru tadi tanpa ragu.
“Jongseong, hentikan!” bentak Yeonjun setelah lelaki itu mengangkat pistol ke depan wajah lugu Hong Ryeon.
Alih-alih merasa takut atau terkejut seperti Jisu yang panik bukan main, takut satu peluru lagi akan melesat dan kali ini benar-benar akan melukai seseorang, gadis berambut hitam panjang tersebut tetap duduk diam sambil menatap tajam ke arah Jongseong.
Tidakkah dia sadar kalau Hyunjin masih ada di situ? Tangannya siap mematahkan pergelangan Jongseong jika dia menarik pemicu.
“Ayo tembak, tembak, cepat tembak,” bisik Jeno memperkeruh suasana.
Cukup sudah! Yeonjun ikut emosi dibuat tingkah para sepupunya, apalagi Jeno selaku sama seperti dia—paling tua diantara anggota lain—malah bahagia melihat pertengkaran, bahkan sampai ikut andil memanas-manasi.
Dia mengambil pistol emas yang semula miliknya, mengisi benda itu dengan amunisi Jeno dan menembakkan benda berbahaya ke atas langit-langit ruangan, menciptakan kegaduhan besar saat salah satu lampu kecil meledak mati.
“Suara apa itu?!” teriak Siwon dari bilik tetangga.
Pintu dibuka dengan kasar namun permainan sudah selesai, rasa terkejut Siwon dan Donghae bergemuruh setelah menemukan pistol terpantri indah di tangan Jongseong, sayang sekali perbuatan mereka menjadi keributan sia-sia.
“Kami pulang dulu, Paman,”
“Iya,” ucap Siwon walau sempat kaget mendapati pistol pemberiannya untuk Yeonjun dimasukkan oleh gadis itu ke dalam tas bersama cek entah-berantah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mazino Crescendo [Stray Kids - TXT - NCT]
FanfictionMazino Crescendo adalah nama seorang mafia besar yang memiliki 12 anak angkat seluruhnya laki-laki, mereka dibesarkan untuk menjadi seorang mafia. Dengan satu syarat, tidak boleh menikah. Namun dari sana Hong Ryeon lahir, hidup di keluarga yang terb...