♣️ Chapter 10

51 13 3
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

Jam sudah menunjukkan pukul enam pagi setelah Hyunjin benar-benar menapakkan kaki di Mansion Yang, bulan di atas langit masih terlihat walau berganti warna menjadi biru dengan banyak awan datang seperti asap abu, ternyata cuaca sedang kurang baik-baik saja.

Dari udara sekitar bisa Hyunjin simpulkan kalau malam ini akan turun hujan, atau mungkin salju? Entahlah, dia sendiri tak tahu kalau musim dingin akan datang dalam hitungan hari.

“Oh, sudah pulang?”

Hyunjin menjatuhkan dirinya di sofa ruang tengah seraya menoleh ke arah Hong Ryeon dengan sepotong buku dan secangkir teh hangat, dia masih sama, menghabiskan akhir pekan seolah-olah sedang bersantai.

Gadis itu tersenyum tipis seperti ada berita seindah bunga yang belum dia sampaikan, namun pada detik berikutnya Hyunjin langsung menghampiri dengan hentakan langkah tegas dan buru-buru, dia menarik lengan Hong Ryeon sedikit kasar sebelum dia sempat meraih cangkir antik di hadapannya.

Tentu saja gadis itu terkejut dan langsung terbelalak.

“Apa yang kau lakukan?”

Kedua mata Hyunjin berubah seperti serpihan kaca tajam, dia terlihat sangat marah dan tidak senang akan sesuatu yang Hong Ryeon tidak tahu.

“Darimana kau mendapat bau ini?”

“Bau apa?”

“Bau abu terbakar tapi manis dan anyir, seperti …,” ucapan Hyunjin terpotong tanpa ada kepastian.

Hong Ryeon mengernyit tak paham, dia mulai mengendus udara sekitar beberapa kali hingga lengan piyamanya namun aroma yang menyeruak keluar hanya pelembut pakaian tanpa ada parfum aneh apapun.

“Aku tidak mengerti maksudmu, tapi pelembut pakaian ini memang masih baru.”

Tatapan Hyunjin berubah menjadi hitam namun kelam seperti lubang sumur yang tak tahu kedalamannya, dia tidak menjawab ucapan Hong Ryeon sama sekali, perlahan-lahan hanya menjauh sambil memasang raut wajah terganggu.

Lelaki itu berteriak memanggil nama Raena lalu membawa pelayan muda nan lugu tersebut pergi ke kamar Hong Ryeon sekarang juga, memerintah dia dengan suara keras agar melepas semua seprai hingga mengganti tirai.

Entahlah, Hong Ryeon terkadang bingung dengan sifat cerewet Hyunjin, kadang dia sangat sulit diterka.

Raena juga dibuat pusing tujuh keliling oleh ekspresi keras lelaki itu saat menarik paksa seprai dari ranjang sambil menatap sekitar kamar penuh curiga.

“Ke mana Yoon—maksudku Kak Yoongi?” tanyanya secara tiba-tiba.

“Ah, Kak Yoongi mengambil cuti selama beberapa hari untuk pulang ke rumah, katanya ada urusan penting.”

Hyunjin mendecak sebal, dia lupa kalau sebentar lagi bulan akan semakin naik dan memancarkan warna mistis paling terang, yakni bulan purnama, sudah kebiasaan Yoongi mengambil waktu libur agar jauh dari manusia.

Mazino Crescendo [Stray Kids - TXT - NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang