****
Malam hari yang tenang benar-benar terasa cukup dingin.
Tak disangka sudah masuk tanggal satu musim dingin, titik-titik salju berjatuhan seperti mengiringi keindahan malam dengan minim cahaya bulan.
Hong Ryeon menatap setiap butiran sendu dari balik jendela kaca yang tingginya lebih menjulang dari tubuh gadis itu sendiri.
Suara langkah kaki Hyunjin terdengar samar-samar namun sosok indah dari wajah rupawannya terpantul melalui jernihnya kaca setengah berembun.
“Aku sudah menyiapkan makan malam untukmu.”
Gadis tersebut menghela napas pelan, “Kak Juhee tidak ada di dapur?”
“Tidak ada, tadi Raena memberitahu kalau Juhee pergi ke rumah menemui adiknya sejak siang hari.”
“Ya … barangkali dia terjebak salju.”
Hyunjin mendengkus pelan, dia menepuk kepala Hong Ryeon beberapa kali sebelum gadis itu berlalu menuju tempat makan, entahlah, hujan salju di luar seakan membuat mereka jadi lebih diam.
Ada sedikit firasat tidak enak mulai menyertai hati Hong Ryeon, dia merasa takut akan hal yang tidak diketahui.
Sedangkan Hyunjin, tanpa sengaja dia melihat sosok lelaki berseragam ungu dengan ikat pinggang hitam kelam tengah melintas di tengah udara tanpa ada manusia bisa menyaksikan kedatangannya.
Dia sama seperti sendu hujan salju, petanda akan ada malapetaka datang tatkala dia adalah sosok Malaikat Kesialan—Lee Minho.
Pria dewasa yang memakai hoodie gelap berjalan semakin dalam pada jalanan sepi, tak ada siapapun di sini selain dia, cahaya bulan yang sangat minim tidak mampu menerobos masuk lebih banyak dan hanya meninggalkan bayang-bayang tipis.
Jalan setapak berubah menjadi sedikit tidak jelas lantaran lampu begitu redup, meski begitu dia mampu berjalan tanpa merasa kesulitan, dia terkekeh tanpa sebab, menertawakan sesuatu yang lucu padahal tidak ada pemandangan sosok selain dirinya.
“Ah, mayat itu sudah tidak sabar ternyata, untung saja kali ini aku yang datang.”
Ketika langkah kaki santai dan berat miliknya berbelok menuju sebuah gang lain lebih dalam, dia mendengar seorang wanita merintih kesakitan.
Wajah itu dipenuhi luka lebam serta darah.
“Sudah kuduga kelak kau akan melakukan ini padaku. Selama beberapa hari Kak Yoongi mengatakan ada bau vampire di sekitar Mansion Yang, lalu kau juga memata-matai adikku, kurang ajar,” ucap wanita tersebut dengan suara serak.
Dia mengeratkan jari-jemari pada sepotong pisau dapur nan tajam penuhi darah, namun pria di hadapannya tetap memasang ekspresi dingin tanpa rasa tertarik sama sekali, dia justru terpaku melihat bagaimana pahatan penuh aroma sedap di wajah wanita itu terlihat sangat cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mazino Crescendo [Stray Kids - TXT - NCT]
FanfictionMazino Crescendo adalah nama seorang mafia besar yang memiliki 12 anak angkat seluruhnya laki-laki, mereka dibesarkan untuk menjadi seorang mafia. Dengan satu syarat, tidak boleh menikah. Namun dari sana Hong Ryeon lahir, hidup di keluarga yang terb...