****Pagi ini Hong Ryeon sibuk sekali kendati hari minggu seharusnya habis dengan bersantai ria seakan tanpa beban, bahkan tekanan batin dari kerja lembur tak hanya dirasakan oleh gadis tersebut, melainkan juga Riki.
"Kau sudah menyelesaikannya?" tanya gadis berambut panjang hitam dengan cat eyes yang begitu menukik tajam, kesal karena sudah menunggu terlalu lama.
Riki menoleh ke atas sebelum kembali fokus pada pekerjaannya kendati suara detak jantung berdebar lebih kencang, dia tak tahan jika Hong Ryeon marah seperti ledakan emosi yang sering dia dapat semenjak berpijak di rumah ini.
"Aku sudah menyelesaikan dua bom, aku tinggal membuat tiga lagi." Lelaki itu sudah meneguk ludah terlebih dahulu tepat beberapa detik setelah kalimatnya berakhir.
Seakan mampu menerawang masa depan, dia tahu kalau sebentar lagi Hong Ryeon mulai mengucapkan kalimat mutiara andalannya.
"Kalau kau lambat seperti ini—“
"Lebih baik jangan jadi anak yakuza," potong Riki dengan nada lesu.
Hong Ryeon hanya berkacak pinggang, tepat sekali, itulah kalimat andalan paling sering Riki dengar selama berbulan-bulan tinggal bersama di Mansion Yang.
Lagipula dia sendiri tidak paham mengapa Yuta membiarkannya tinggal bersama orang asing seperti Hong Ryeon? Dia tak tahu mimpi buruk macam apa yang datang menghantui, tapi saat pertama kali melihat, Riki mengira kalau Hong Ryeon orang yang sangat baik.
Ternyata dia telah ditipu oleh senyum dari mata teduhnya.
"Kau akan ikut bersamaku dan Hyunjin untuk datang ke tempat Yixing berada, kau harus meretas CCTV di sana agar tidak bocor pada Jongin."
Tangan Riki—sedang berputar-putar melilit kabel—langsung berhenti setelah yakin benar akan kalimat dari bibir kecil Hong Ryeon, dia mendongak untuk sekian kali walau sekarang berhias ekspresi bingung.
"Bukankah meretas CCTV sudah cukup dari sini saja?"
"Iya, tapi kau harus memasang bom."
Sontak Riki berdiri, menanggalkan sosok pendek berjongkok tadi menjadi menara tinggi, dia membiarkan dagu Hong Ryeon naik ke atas hanya demi menatap kedua matanya, perbedaan tinggi mereka yang jauh cukup menimbulkan rasa percaya diri Riki semakin besar.
"Tidak! Bukankah kau tahu kalau aku sering mual kalau melihat mayat? Maksudku, mayat dalam jumlah banyak. Aku langsung sakit kepala setelah anak buah Tuan Joo datang ke sini, coba kau bayangkan, empat puluh mayat ...."
Kalimat Riki menggantung di udara seiring tarikan napas berat yang dia lakukan, bukankah ekspresi Hong Ryeon terlalu menunjukkan kalau dia sudah bosan dengan alasan Riki? Alis matanya bahkan tidak mengisyaratkan simpati sama sekali.
"Riki, bukankah sejak awal kau sudah tahu kalau kedatanganmu ke rumah ini bukan untuk tamasya?" sungut gadis itu begitu tajam.
Riki langsung menekuk wajah seperti kemeja kusut tanpa semangat hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mazino Crescendo [Stray Kids - TXT - NCT]
FanfictionMazino Crescendo adalah nama seorang mafia besar yang memiliki 12 anak angkat seluruhnya laki-laki, mereka dibesarkan untuk menjadi seorang mafia. Dengan satu syarat, tidak boleh menikah. Namun dari sana Hong Ryeon lahir, hidup di keluarga yang terb...